Posisi Strategis dan Kebaruan Penelitian

46 Tabel 6 Posisi Strategis Penelitian Yang Dilakukan Nama Topik Kajian Penelitian waduk dengan Aspek kajian Erosi lahan, longsoran Sedimen- tasi waduk Bangunan pengendali sedimen Sosial ekonomi Model Fadiah 2006, Saida 2011 √ Lubis, R. dan Syafiuddin 1992 √ Hardjosuwarno dan Soewarno 2008 √ Binga 2006 √ √ Sylviani dan Elvida 2006 √ Supratman dan C. Yudilastiantoro 2001 √ Sudarto 2005, Anton et al. 2002 √ Laoh, O.E.H. 2002 √ √ Achmad, F.B. 2006 √ Osti R. and Shinji Egashira 2008 √ √ Hasibuan 2005 dan Ismail 2007 √ Abdulah et al. 2003, Suhartanto, E. 2005, Sukresno et al. 2002 √ √ Boix-Fayos et al. 2008 √ √ Penelitian yang dilakukan √ √ √ √ √ Konsep yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah konsep yang berhubungan dengan pola pengendalian bangunan pengendali sedimen dan strategi pengendalian sedimentasi waduk yang mampu mempertahankan kapasitas waduk dalam rangka keberlanjutan waduk. Simulasi dan modifikasi model dapat dilakukan untuk menemukan pola pengendalian sedimen yang efektif. Hasil penelitian yang dibutuhkan dalam upaya pengendalian sedimentasi waduk adalah penelitian yang membahas tentang strategi pengendalian sedimen yang berorientasi untuk pencapaian keberlanjutan waduk. Dalam mendisain model pengendalian sedimentasi waduk yang bersumber dari erosi lahan dan longsoran memiliki dua kebaruan, yaitu: 1. kebaruan dari segi kajian yang menggunakan pendekatan sistem yang terpadu dengan menggunakan model dinamis, menggunakan teknik hard system methodology kapasitas waduk, erosi dan beban sedimentasi dan teknik soft system methodology 2. kebaruan dari segi luaran berupa rancangan pola pengendalian sedimentasi waduk dengan mengutamakan mekanisme dan koordinasi antara pengelola waduk, masyarakat sekitar waduk dan masyarakat di hulu waduk.

III. KARAKTERISTIK DAERAH TANGKAPAN WADUK BILI-BILI 3.1. Lokasi dan Luas

Waduk Bili-Bili berada di bagian tengah DAS Jeneberang yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Gowa. Berdasarkan Peta Rupa Bumi skala 1: 50.000, lembar 2010-61,62,63 dan 64, edisi 1-1991, wilayah penelitian terletak antara 5 o 11’8” – 5 o 20’41” LS dan 119 o 34’30” – 119 o 56’54” BT. Daerah tangkapan waduk berada pada hulu DAS Jeneberang dengan luas 384,4 km 2 384.400 Ha dan terletak pada ketinggian 500 – 2800 meter di atas permukaan laut. Hulu DAS Jeneberang terletak di wilayah Kecamatan Tinggi Moncong dan Kecamatan Parangloe. Sebaran luas wilayah administratif hulu DAS Jeneberang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Luas wilayah administratif hulu DAS Jeneberang Kecamatan Desa Luas Ha Persentase Tinggi Moncong Sicini Bilanrengi Manimbahoi Majannang Jonjo Parigi Bulutana Gantarang Malino 11.461,05 7.254,72 27.202,77 5.009,62 11.214,56 45.856,59 63.155,46 23.360,93 21.431,47 2,98 1,89 7,08 1,30 2,92 11,93 16,42 6,08 5,58 Parangloe Patallikang Moncong Loe Manuju Tamalate Lonjoboko Borisallo Lanna 8.261,66 21.204,02 37.393,38 37.166,64 30.185,24 20.772,23 13.469,66 2,15 5,52 9,73 9,67 7,85 5,40 3,50 Jumlah 384.400,00 100

3.2. Kelerengan Lahan

Nilai kelerengan wilayah Sub-DAS Jeneberang sangat bervariasi, dari datar hingga bergunung. Berdasarkan tingkat kelerengan wilayah, secara umum dapat dibedakan atas 5 bentuk wilayah, yaitu datar 0~8 , landai 8~15 , bergelombang 15~25 , berbukit 25~40 dan bergunung 40. Dari keseluruhan wilayah Sub-DAS Jeneberang Hulu, kelerengan 25~40 berbukit 48 menempati areal terluas yaitu 10.080 Ha atau 26,22 dari total luas wilayah sub DAS Jeneberang, dan terletak pada ketinggian 75 – 5000 mdpl. Secara lebih jelas luas areal dapat dilihat pada Tabel 8. serta peta sebaran kemiringan lereng disajikan pada Gambar 7. Tabel 8 Kelas Lereng Wilayah sub DAS Jeneberang No Kemiringa n Lereng Bentuk Wilayah Luas Ha 1 – 8 datar 6.170 16,05 2 8 – 15 landai 5.550 14,44 3 15 – 25 agak curam 9.620 25,03 4 25 – 40 curam 10.080 26,22 5 40 sangat curam 7.020 18,26 Jumlah 38.440 100,00 Adapun ketinggian atau elevasi wilayah sub DAS Jeneberang yang berada pada kisaran 75 – 5000 mdpl pada umumnya didominasi wilayah dengan ketinggian antara 75 mdpl sampai dengan 1000 mdpl berkisar 5728 – 7638 Ha atau 14,90 – 19,87. Secara lebih jelas ketinggian elevasi dapat dilihat pada Tabel 9 serta peta sebaran elevasi disajikan pada Gambar 8. Tabel 9 Ketinggian Elevasi Wilayah sub DAS Jeneberang No Ketinggian mdpl Luas Ha 1 250 6.605 17,18 2 250 - 500 7.638 19,87 3 500 - 750 7.406 19,27 4 750 - 1000 5.728 14,90 5 1000 - 1250 4.201 10,93 6 1250 - 1500 2.838 7,38 7 1500 - 1750 1.899 4,94 8 1750 - 2000 1.287 3,35 9 2000 - 2250 526 1,37 10 2250 - 2500 224 0,58 11 2500 88 0,23 Jumlah 38.440 100.00

3.3. Penutupan Lahan

Inventarisasi tata guna lahan Land use di wilayah hulu DAS Jeneberang menunjukkan dominasi penggunaan untuk kegiatan pertanian, baik berupa sawah, ladang, tegalan, perkebunan dan lain-lain. Penggunaan lahan lainnya adalah