56
Tabel 13 Curah hujan bulanan Daerah Aliran Waduk Bili-Bili
No. Sta.
Lokasi Stasiun
Curah Hujan Rata-Rata Bulanan mm Jan
Feb Mar Apr
Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Bili-Bili
Dam 539
491 386
181 97
61 14
5 132
233 519
2 Jonggoa
712 533
452 212
64 84
24 20
9 148
335 623
3 Malino
645 624
479 267
126 125 25
15 3
131 276
690 Rata-rata
632,0 549,3 439,0 220,0 95,7 90,0 21,0 11,7 5,7 137,0 281,3 610,7
Sumber: stasiun JRBDP 2006.
Gambar 12 Lokasi stasiun Curah Hujan sub DAS Jeneberang.
3.7. Pola Aliran dan Kemiringan Sungai Jeneberang
Pada umumnya pola aliran sungai adalah dendritik, setempat menyiku dan sejajar. Dibagian hulu erosi tegak berjalan lebih besar, sehingga lembahnya
berbentuk huruf āVā dan sifat aliran sungainya deras, sehingga aliran erosi berjalan kearah vertikal. Hal ini memperlihatkan bahwa daerah ini mempunyai
daur geologi yang muda. Di bagian tengah sungai Jeneberang sampai ke waduk Bili-Bili
penampangnya berbentuk huruf āUā yang dalam, lebar penampang sungai mencapai 620 meter pada Sand Pocket dan 336 meter pada Sabo Dam dan
pada bendungan utama mencapai 750 meter. Pola aliran braided teranyam,
57
aliran sering berpindah-pindah, sehingga membentuk gosong-gosong sungai yang merupakan hasil endapan dasar Sungai Jeneberang berupa bongkah, berangkal,
kerakal, kerikil dan sebagian kecil pasir. Sungai Jeneberang merupakan jenis sungai yang terbentuk karena aktifitas gunungapi, yaitu dari bekas aliran lava dan
lahar letusan G. Lompobattang. Bagian tengah DAS digunakan untuk lahan pertanian terutama digunakan untuk sawah oleh penduduk setempat. Sungai-
sungai besar yang mengalir bergabung dengan sungai Jeneberang antara lain yaitu sungai Kunisi, sungai Malino, sungai Jenerakikang dan sungai Jenelata.
Sungai Jeneberang memiliki panjang 75 km dengan luasan pengaliran 727 km
2
berhulu di Gunung Bawakaraeng. Jika dihitung dari bangunan waduk Bili- Bili, panjang sungai Jeneberang adalah 32 km. Kemiringan sungai bervariasi
sesuai ketinggian. Di sekitar waduk kemiringan 1, kemudian 3 dan 8 di daerah hulu. Selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Kemiringan sungai Jeneberang di hulu Waduk Bili-Bili.
3.8. Data Teknis Waduk Bili-Bili
Waduk Bili-Bili adalah waduk serbaguna yang dibangun dengan tujuan untuk pengendalian banjir terutama untuk kota Makassar, pemenuhan kebutuhan
air irigasi, suplai air baku dan pembangkit listrik tenaga air. Waduk Bili-Bili dibangun dengan membendung sungai Jeneberang yang pembangunannya selesai
dilaksanakan pada tahun 1997 dan resmi digunakan pada bulan Agustus tahun 1999. Waduk dibangun dengan perencanaan dapat beroperasi normal sampai 50
tahun dengan prediksi akumulasi sedimen sebesar 1500 m
3
km
2
tahun.
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
E le
v asi
m
Jarak dari reservoir km
s=112 s=130
s=1100