Mata Pencaharian Penduduk KARAKTERISTIK DAERAH TANGKAPAN WADUK BILI-BILI 3.1. Lokasi dan Luas

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini secara fisik terletak dalam sistem DAS Jeneberang. Dalam penelitian ini batasan yang digunakan adalah batasan yang secara fisik mempunyai pengaruh langsung pada daya dukung waduk Bili-Bili, yakni wilayah DAS Jeneberang. Secara administratif daerah kajian Waduk Bili-Bili terletak di Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Gambar 14 Lokasi Penelitian. Penelitian dilakukan dalam 2 dua tahap yaitu tahap survey awal dilakukan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009 dan pengambilan data yang dilanjutkan dengan pengolahan data penelitian dilakukan selama 8 bulan dari bulan Juli 2009 sd Februari 2010.

4.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :  Peta dasar dan pendukung dengan skala 1 : 50.000 yaitu peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta jaringan sungai, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta administrasi wilayah hulu DAS Jeneberang khususnya di daerah tangkapan hujan Waduk Bili-Bili sebagai lokasi penelitian. 62  Bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam analisis sifat kimia dan fisika tanah sedimen di Laboratorium.  Bahan kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data primer tentang karakteristik sumberdaya di daerah hulu DAS Jeneberang yang meliputi biofisik lahan, sosial-budaya dan ekonomi. Alat yang digunakan yaitu peralatan untuk survei tingkat sedimentasi waduk terdiri atas perangkap sedimen sediment trap, penduga kedalaman sedimen echosounding, global positioning system GPS, theodolite, skop, cangkul, pisau, meter, kamera, kantong plastik untuk sampel tanah sedimen dan alat tulis.

4.3. Rancangan Penelitian

4.3.1. Analisis Erosi Lahan sub DAS Jeneberang

a. Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan untuk menganalisis erosi lahan yang terjadi di sub DAS Jeneberang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikoleksi adalah karakteristik tanah dan kondisi fisik DAS. Adapun data sekunder yang dikoleksi adalah data Topografi dari Badan Pertanahan Nasional, Hidrologi dari Departemen Kimpraswil, tata ruang dan tata guna lahan dari Bapeda dan BPN. b. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan Survey lapangan untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dengan melakukan pengamatan di beberapa catchment daerah tangkapan yang representatif dan pengamatan jenis tanah. Kegiatan pengukuran diarahkan untuk mengambil data primer dan terbaru, seperti laju infiltrasi tanah dan jenis tutupan lahan. Pengambilan data sekunder, dilakukan pada berbagai instansi yang terkait dengan pengelolaan lahan di sub DAS Jeneberang dan melakukan studi literatur. Inventarisasi data menitikberatkan pada kegiatan validasi yang bertujuan untuk menguji kebenaran data erosi lahan yang terjadi dan peta yang dihasilkan menggunakan alat bantu GPS ataupun wawancara dengan masyarakat setempat.