Prediksi Sedimentasi Waduk Sedimentasi Waduk 1. Laju Sedimen
25
waduk dalam bentuk sedimen. Proses pengangkutan sedimen dalam alur sungai terdiri dari tiga tipe sebagai berikut Mulyanto, 2000:
1. Wash load sedimen cuci yang terdiri dari lanau dan debu yang terbawa ke dalam sungai dan tetap melayang sampai mencapai laut atau genangan air
lainnya. 2. Suspended load sedimen melayang yang terutama terdiri dari pasir halus
yang melayang di dalam aliran karena tersangga oleh turbulensi aliran air. 3. Bed load sedimen dasar dengan butiran yang lebih besar yang bergerak di
bagian dasar sungai. Sedimen yang terangkut dalam alur-alur sungai dapat mencapai laut atau
mengendap di tempat lain misalnya pada bendungan atau waduk. Akibat adanya waduk, aliran akan mengalami perlambatan dan terjadi backwater positif yang
berakibat mengecilnya kapasitas transpor sedimen sehingga terjadi proses sedimentasi pengendapan. Jenis sedimen suspended load dapat berubah menjadi
tipe bed load, misalnya akibat berkurangnya turbulensi. Dengan demikian potensi suspended load mengendap pada waduk semakin besar, bahkan akibat aliran yang
sangat lambat, sedimen tipe wash load pun akan mengendap. Informasi besarnya sedimen yang masuk ke dalam waduk dapat diperoleh
dari prediksi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai metode sebagai berikut Kironoto, 2007:
1. Perhitungan berdasarkan angkutan sedimen di sungai. Jumlah sedimen yang masuk ke dalam waduk merupakan jumlah absolut
dari bed load dan suspended load. Perhitungan bed load dilakukan dengan pendekatan berdasarkan rumus-rumus empirik atau berdasarkan prosentase
suspended load menggunakan Tabel Meddock. Dapat juga dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan. Perhitungan debit suspensi diperoleh dari kurva
durasi debit yang merupakan kurva korelasi debit sedimen suspensi dan debit aliran. Debit sedimen suspensi diperoleh dari pengukuran konsentrasi suspensi
pada debit-debit aliran tertentu. 2. Pengukuran Echosounding di waduk.
Alat Echosounder digunakan untuk mengukur kedalaman waduk. Pengukuran dilakukan pada berbagai titik dengan pola tertentu. Dengan titik-titik
26 kedalaman tersebut dapat diperkirakan volume tampung waduk. Perhitungan
sedimentasi waduk dengan metode ini dilakukan dengan membandingkan pengukuran volume waduk dengan pengukuran yang dilakukan sebelumnya.
Dengan demikian dari metode ini akan diperoleh besaran aktual sedimentasi yang terjadi di waduk.
3. Perhitungan erosi di daerah tangkapan waduk. Laju erosi lahan daerah tangkapan waduk dapat diperkirakan dengan
berbagai rumus pendekatan diantaranya The Universal Soil Loss Equation USLE, metode Fournier, metode Soil Erosion Design Curve. Persamaan USLE
dipengaruhi oleh faktor curah hujan dan aliran permukaan erosivitas hujan R, erodibilitas tanah K, faktor kemiringan lereng LS, faktor vegetasi penutup tanah
C, dan faktor tindakan- konservasi tanah P. Metode Soil Erosion Design Curve memperhitungkan faktor berupa
kemiringan daerah tangkapan, iklim, tipe tanah dan frekuensi pengolahan tanah. Sedimen yang terbawa oleh sungai alam akan lebih sedikit dibandingkan dengan
erosi total dari bagian hulu DAS yang ditinjau. Sedimen terdeposit pada lokasi antara sumber dan potongan melintang sungai bilamana kapasitas debit tidak
cukup untuk mempertahankan transpor sedimen. Rasio pengantaran sedimen Sedimen Delivery Ratio merupakan perbandingan antara hasil yield sedimen
pada potongan melintang sungai yang diketahui dengan erosi total gross erosion dari DAS sebelah hulu potongan tersebut Kodoatie et al., 2002.
Tidak semua sedimen yang masuk ke dalam waduk diendapkan di dasar waduk, akan tetapi sebagian sedimen tersebut terutama suspended load, akan
keluar dari waduk melalui sistem pelepasan air maupun bangunan pelimpah. Sedimen yang masuk ke dalam waduk tidak terdistribusi merata di dasar waduk.
Butiran sedimen yang lebih besar cenderung mengendap didekat hulu waduk sedangkan yang lebih halus akan mengendap relatif dekat dengan hilir waduk.
Menurut Arsyad 2006 hasil sedimen dari suatu DAS yang masuk ke dalam waduk dapat ditentukan melalui survey sedimentasi pada waduk. Dengan
memperkirakan tebalnya endapan pada berbagai tempat di waduk dapat ditetapkan volume sedimen. Selanjutnya dengan menggunakan nilai kemampuan waduk
dalam menahan dan mengendapkan sedimen atau efisiensi perangkap waduk
27
Trap Efficiency of Reservoirs dapat ditentukan banyaknya sedimen yang masuk ke dalam waduk yaitu sedimen yang berasal dari bagian hulu DAS.
Sukartaatmadja 2004 juga mengemukakan metode perhitungan untuk memperkirakan volume sedimen-sedimen yang akan ditampung oleh waduk
dalam kapasitas matinya, sepanjang umur efektif waduk adalah: 1.
Perhitungan perkiraan volume sedimen berdasarkan metode perbandingan. Perhitungan akan dilakukan berdasarkan perbandingan dengan sedimentasi
sesungguhnya yang terjadi pada waduk-waduk yang sudah ada, baik pada sungai dimana direncanakan akan dibangun bendungan, maupun sungai
yang terdapat di sekitarnya. 2.
Perhitungan perkiraan volume sedimen dengan menggunakan data dari waduk-waduk lapangan.
3. Perhitungan perkiraan dengan mengunakan rumus empiris yang
mengklasifikan perimbangan susunan geologi di daerah pengaliran, kapasitas curah hujan tahunan, temperatur, kondisi topografi dan lain-lain.
2.4. Bangunan Pengendali Sedimen