Konseptualisasi Model Model Dinamik Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili

112 mempengaruhi peningkatan kapasitas volume bahan material tambang galian sehingga mendorong peningkatan pendapatan pengelola penambangan. Pada sub model pengendalian longsoran merupakan loop negatif karena peningkatan volume longsoran dapat menyebabkan terjadinya peningkatan sedimentasi waduk yang dapat mengakibatkan menurunnya kapasitas waduk. Pada sub model sosial ekonomi merupakan loop positif karena peningkatan volume sedimen dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan penambangan sehingga mendorong untuk pertumbuhannya. Selengkapnya disajikan pada Gambar 40. Kelestarian SD lahan, air dan hutan Sedimentasi Waduk - + + + + - + - - - + - - Tutupan Lahan Pemanfaatan Lahan Fungsi Waduk Petambang Teknologi Sabo Populasi Penduduk Konservasi Air - - Erosi Lahan dan Longsor + Pendapatan Penduduk Kesejahteraan Penduduk + Gambar 40 Diagram lingkar sebab akibat causal loop model pengendalian sedimen di waduk. Simulasi model menggambarkan dinamika peningkatan volume sedimen longsoran dan erosi lahan, keuntungan ekonomi terhadap pengelola penambang, serta dampak tingkat sedimentasi di waduk yang ditunjukkan melalui nilai indeks kapasitas waduk yaitu perbandingan antara tingkat sedimentasi waduk dan kapasitas waduk. Kondisi awal dari sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili menggambarkan adanya ancaman peningkatan volume sedimen akibat longsoran dan erosi lahan yang masuk sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan 113 sedimentasi di waduk. Dengan demikian untuk mencapai tujuan dari sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili agar dapat berkelanjutan dengan tercapainya umur fungsi waduk menjadi lebih lama mendekati umur rencana, maka konseptual sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili dibangun seperti nampak pada Gambar 41. Gambar 41 Model Konseptual Sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili. Skenario yang dibuat sebagai tindakan koreksi pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili adalah berupa tindakan koreksi pada peningkatan volume sedimen, pengendalian jumlah volume sedimen. Tindakan koreksi terhadap peningkatan volume sedimen adalah tindakan untuk mengendalikan jumlah volume sedimen akibat longsor maupun erosi lahan. Hal ini dimaksudkan agar jumlah sedimen yang masuk ke waduk Bili-Bili dapat dikendalikan sehingga meningkatkan umur waduk. Skenario dilakukan untuk mengupayakan tercapainya indeks kapasitas waduk sehingga Waduk Bili-Bili dapat berfungsi secara berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Sub Model Pengendalian Sedimen Sedimen akibat longsoran Kaldera Sub Model Erosi Lahan Sedimen akibat erosi lahan Sub Model Kapasitas Waduk Kapasitas waduk Tingkat Sedimentasi waduk Koef. Daya Tampung Indikator Indeks Kapasitas Waduk Pendapatan Penambang Pendapatan Pemerintah Partisipasi Masyarakat Skenario Koreksi Tingkat Sedimentasi Pengelolaan Penambangan Sub Model Sosial Ekonomi Pendapatan Penambang Pajak Penambang Partisipasi Masyarakat 114

5.3.3. Spesifikasi Model

Konseptual model yang telah dibangun selanjutnya dibuat dalam bentuk stock dan flow. Diagram tersebut dibuat dengan bantuan perangkat lunak Stella Ver.9. Pada tahapan ini model dalam stock dan flow dikuantifikasi untuk selanjutnya dapat disimulasikan. Adapun spesifikasi model adalah sebagai berikut: a. Sub model Pengendalian Longsoran Sedimentasi akibat longsoran Kaldera mengalir melalui sungai Jeneberang terutama pada musim hujan yaitu bulan Oktober sampai dengan bulan Juni. Pada bagian hulu sungai Jeneberang terjadi erosi lateral yang berkembang dengan cepat dan menyebabkan terjadinya pergerakan sedimen debris flow. Pergerakan tersebut terjadi dalam dua cara, yaitu secara massa massive movement dan secara individu individual movement. Kedua cara pergerakan sedimen tersebut bergantung pada kemiringan dasar sungai, debit aliran dan karakteristik dari material sedimen Budiman, 2012. Pergerakan sedimen yang terjadi pada Kaldera Gunung Bawakaraeng adalah secara massa yang disebabkan oleh karena gaya gravitasi lebih besar daripada gaya geser. Potensi massa longsoran yang diperhitungkan adalah sebesar 300.000.000 m 3 . Laju massa longsoran diperoleh berdasarkan fraksi longsoran yang terjadi setiap tahun. Massa tanah longsoran selanjutnya ditampung oleh bangunan sabo penahan yang terdiri dari 7 seri bangunan sabo dam. Kemudian sabo konsolidasi juga terdiri dari 7 seri bangunan sabo. Selanjutnya, bangunan sand pocket sebagai seri bangunan pengendali sedimen dan penampung sedimen terdiri dari 5 seri bangunan sabo. Sedimen longsor diperoleh setelah memperhitungkan aktifitas penambangan dan pengerukan yang dilakukan untuk mengurangi volume sedimen yang masuk ke waduk. Hasil akhir dari sub model menggambarkan jumlah volume sedimentasi yang diakibatkan oleh longsoran Kaldera dan peran bangunan sabo dam sebagai pengendali sedimen serta kapasitas volume penambangan pada bangunan sand pocket. Dari Gambar 42 dijelaskan keterkaitan antara masing-masing variabel yang saling mempengaruhi pada sub model pengendali sedimen. Adapun variabel 115 dan parameter yang digunakan pada sub model pengendalian sedimen disajikan pada Tabel 33. Tabel 33 Variabel dan Parameter pada Sub model Pengendalian Longsoran No Variabel dan Parameter Dimensi Nilai Keterangan 1. Massa Longsoran ton 300.000.000 Data sekunder 2. Kapasitas Sabo Penahan 2,65 Hasil Analisis 3. Kapasitas Sabo Konsolidasi 3,48 Hasil Analisis 4. Kapasitas Sabo Sand Pocket 1,44 Hasil Analisis 5. Kapasitas Penambangan m 3 6000 Data sekunder 6. Kapasitas Pengerukan m 3 7.700.000 Data sekunder Gambar 42 Sub Model Pengendali Sedimen. Laju Massa tanah Longsor Potensi massa tanah longsoran Massa tanah Longsoran ~ f raksi Longsoran Sabo Penahan Laju sendimen Penahan kapasitas sabodam penahan Sabo konsolidasi Laju sedimen konsolidasi Kapasitas sabo dam konsolidasi sandpocket Laju sedimen sandpocket Kapasitas kendali sand pocket SP1 SP2 Sedimen longsor SP3 SP4 SP5 Sand mining EOR laju Sand mining Laju sedimentasi Longsoran Massa tanah Longsoran Sabo Penahan Laju exacav ation Submodel Pengendali Sedimen