Spesifikasi Model Model Dinamik Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili
115
dan parameter yang digunakan pada sub model pengendalian sedimen disajikan pada Tabel 33.
Tabel 33 Variabel dan Parameter pada Sub model Pengendalian Longsoran No
Variabel dan Parameter Dimensi
Nilai Keterangan
1. Massa Longsoran
ton 300.000.000
Data sekunder 2.
Kapasitas Sabo Penahan 2,65
Hasil Analisis 3.
Kapasitas Sabo Konsolidasi 3,48
Hasil Analisis 4.
Kapasitas Sabo Sand Pocket 1,44
Hasil Analisis 5.
Kapasitas Penambangan m
3
6000 Data sekunder
6. Kapasitas Pengerukan
m
3
7.700.000 Data sekunder
Gambar 42 Sub Model Pengendali Sedimen.
Laju Massa tanah Longsor
Potensi massa tanah longsoran
Massa tanah Longsoran
~ f raksi Longsoran
Sabo Penahan Laju sendimen
Penahan kapasitas sabodam
penahan Sabo konsolidasi
Laju sedimen konsolidasi
Kapasitas sabo dam konsolidasi
sandpocket Laju sedimen
sandpocket Kapasitas kendali
sand pocket
SP1 SP2
Sedimen longsor SP3
SP4 SP5
Sand mining EOR
laju Sand mining
Laju sedimentasi Longsoran
Massa tanah Longsoran
Sabo Penahan
Laju exacav ation
Submodel Pengendali Sedimen
116
b. Sub model Erosi Lahan Sub model erosi lahan dibangun berdasarkan persamaan erosi yang umum
digunakan yaitu USLE. Melalui persamaan tersebut laju erosi diperhitungkan berdasarkan faktor erosivitas, erodibilitas, intensitas curah hujan, topografi dan
tindakan konservasi yang dilakukan. Melalui variabel-variabel tersebut akan diperoleh tingkat erosi lahan yang terjadi. Selanjutnya, tingkat laju sedimen
dihitung dengan menggunakan koefisien Sediment Delivered Ratio SDR berdasarkan luas daerah tangkapan waduk. volume sedimentasi yang diakibatkan
oleh erosi lahan dan melalui beberapa variabel yang teridentifikasi dilakukan intervensi untuk skenario. Dari sub model erosi lahan diperoleh volume sedimen
yang diakibatkan dari terjadinya erosi lahan di hulu DAS Jeneberang. Selengkapnya disajikan pada Gambar 43.
Gambar 43 Sub Model Erosi Lahan. Adapun variabel dan parameter yang digunakan pada Sub model Erosi
Lahan disajikan pada Tabel 34.
Sedimentasi Lahan laju
sendimentasi Erosi
Laju erosi SDR
Faktor Konserv asi Vegetasi
Faktor Topograf i
Faktor Erosiv itas
Faktor Erodibilitas Curah Hujan
Curah Hujan Max Faktor Sedimentasi Teras
Faktor Bertanam Baris
Kontur Ukuran
Struktur Tanah
Liat Pasir
Debu
Bahan Organik Kelas Permeabilitas Prof il
Kode Struktur Tanah Slope
Energi Kinetik Ch
Panjang Lereng Slope
HH per bulan sub model erosi lahan
117
Tabel 34 Variabel dan Parameter pada Sub model Erosi Lahan No
Variabel dan Parameter Dimensi
Nilai Keterangan
1. Curah Hujan bulanan
cmbln 26,15
Data sekunder 2.
Curah Hujan maksimum cmbln
64,8 Data sekunder
3. HH per bulan
hari 12
Data sekunder 4.
Panjang Lereng m
8 Hasil Analisis
5. Slope
20 Hasil Analisis
6. SDR
- 0,25
Hasil Analisis 7.
Pasir 10,6
Data sekunder 8.
Debu 35,6
Data sekunder 9.
Liat 13,3
Data sekunder 10. Vegetasi
- 0,30
Simulasi 11. Koefisien Pengelolaan
- 1
Simulasi c. Sub model Kapasitas Waduk
Dampak dari erosi lahan dan longsoran di wilayah hulu waduk terhadap kemampuan waduk adalah menurunnya kapasitas waduk untuk melakukan
fungsinya sebagai waduk serbaguna. Melalui beberapa variabel yang mempengaruhi laju sedimentasi waduk yang masuk dibandingkan dengan
kapasitas waduk menentukan indeks kapasitas waduk. Selanjutnya disajikan pada Gambar 44.
Gambar 44 Sub Model Kapasitas Waduk. Adapun variabel dan parameter yang digunakan pada sub model Kapasitas
Waduk disajikan pada Tabel 35.
Sedimentasi Lahan
Sedimentasi Waduk laju sedimentasi
waduk outf low sediment
Q outf low Kapasitas
waduk Indek
keberlanjutan waduk
koef isien kapasitas tampung
Sedimen longsor Submodel waduk
118
Tabel 35 Variabel dan Parameter pada Sub model Kapasitas Waduk No
Variabel dan Parameter Dimensi
Nilai Keterangan
1. dead storage Waduk
m
3
29.000.000 Data sekunder
2. Koef. Kapasitas Tampung
21 Data sekunder
3. Sedimen Lahan
ton Dari sub model
Lahan Hasil Analisis
3. Sedimen Longsor
ton Dari sub model
Longsor Hasil Analisis
d. Sub model Sosial Ekonomi Sub model ini memperhitungkan komponen-komponen yang berperan
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat maupun pemerintah dalam hal penarikan pajak maupun retribusi. Pendapatan masyarakat diperhitungkan
berdasarkan pendapatan penambang dan pendapatan petani. Selain itu juga dampak dari aktifitas ini dapat meningkatkan paritisipasi masyarakat untuk ikut
berperan atau terlibat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Untuk mendapatkan gambaran hubungan antara komponen pada sub model sosial
ekonomi disajikan pada Gambar 45.
Gambar 45 Sub Model Sosial Ekonomi.
Volume penambangan
laju penambangan
harga pasir per m3
pendapatan penambang
Pajak Pendapatan
Pendapatan kotor
Pengeluaran Sand mining
Harga Batu pecah
per m3
laju pend penambang
Partisipasi Masy arakat
Laju Penambangan
Fraksi Penambang
Erosi Kelas Erosi
SL Rambutan Produktiv itas
HS Mangga HS Rambutan
HS markisa HS Kentang
HS Durian HS Pisang
HS Jeruk
HS kubis HS wortel
HS Bawang HS sawi
SL Mangga SL Markisa
SL Pisang SL Durian
SL Jeruk
SL Kentang SL sawi
SL Wortel SL bawang
SL Kubis Luas lahan
Pendapatan Petani
Laju Pendapatan
Inf lasi sub model sosial dan ekonomi
119
Dari sub model Sosial ekonomi dibangun berdasarkan besarnya partisipasi masyarakat yang terlibat dan tingkat pendapatan yang diperoleh berasal dari
aktifitas penambangan yang dilakukan dalam kaitannya dengan pengendalian sedimentasi waduk dan hasil pertanian di hulu DAS. Aktifitas penambangan sand
mining terutama dilakukan di SP-1 sampai dengan SP-5. Berbagai jenis hasil tambang berupa pasir dan batu bolder diambil menggunakan alat berat dan
diproses menggunakan alat pemecah batu stone crusher. Hasil pertanian diperoleh berdasarkan data sekunder harga satuan komoditi buah dan sayuran
dengan satuan lahan pertanian. Adapun variabel dan parameter yang digunakan pada sub model Sosial Ekonomi disajikan pada Tabel 36.
Tabel 36 Variabel dan Parameter pada Sub model Sosial Ekonomi No
Variabel dan Parameter Dimensi
Nilai Keterangan
1. Kapasitas Sand Mining
ton Dari sub model
Longsor Hasil Analisis
2. Erosi
tonha Dari sub model
Erosi Lahan Hasil Analisis
3. Harga Batu Pecah
Rpm
3
135.000 Data sekunder
5. Harga Pasir
Rpm
3
50.000 Data sekunder
6. Pajak Retribusi
Persen 15
Data sekunder 7.
Fraksi Penambang Rporang
500.000 Data sekunder
8. HS Buah Durian
Rpkg 10.000
Data sekunder 9.
HS Buah Rambutan Rpkg
7.500 Data sekunder
10. HS Buah Mangga
Rpkg 5.500
Data sekunder 11.
HS Buah Jeruk dan Pisang Rpkg
5.000 Data sekunder
12. HS Buah Markisa
Rpkg 4.000
Data sekunder 13.
HS Sayuran Kentang Rpkg
4.000 Data sekunder
14. HS Sayuran Bawang, Kubis,
Sawi dan Wortel Rpkg
4.000 Data sekunder
15. Total SL buah dan sayuran
Satuan Lahan 28
Data sekunder 16.
SL Kubis Satuan Lahan
7 Data sekunder
17. SL Kentang
Satuan Lahan 6
Data sekunder 18.
SL Wortel dan Rambutan Satuan Lahan
3 Data sekunder
19. SL Durian dan Bawang
Satuan Lahan 2
Data sekunder 20.
SL Jeruk, Mangga, Markisa, Pisang dan Sawi
Satuan Lahan 1
Data sekunder
Data Harga Satuan HS Buah dan Sayuran menggunakan data sekunder dari hasil penelitian Saida 2011 yang dilakukan di hulu DAS Jeneberang
berdasarkan 28 bagian Satuan Lahan SL homogen. Buah yang disurvey adalah mangga, rambutan, jeruk, durian, markisa dan pisang. Adapun sayuran adalah
kubis, kentang, sawi, wortel dan daun bawang.
120