12 1. Bagi pemerintah merupakan bahan pertimbangan dalam memformulasi
kebijakan pengendalian sedimentasi yang terjadi di Waduk Bili-Bili 2. Bagi masyarakat sebagai informasi dalam pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya perairan Waduk Bili-Bili 3. Bagi peneliti dan pendidik merupakan stimulus untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dalam menyelesaikan masalah sedimentasi waduk, khususnya di Waduk Bili-Bili.
1.6. Novelty Kebaruan Gagasan
Penelitian ini bersandarkan pada metode pendekatan sistem dengan mengintegrasikan secara menyeluruh kepentingan para pelaku yang terlibat dalam
sistem pengendalian sedimentasi. Oleh sebab itu kebaruan novelty dalam penelitian ini adalah pola pengendalian bangunan pengendali sedimen yang dapat
dijabarkan pada: 1. Sistem pendekatan yang terpadu dengan menggunakan model dinamis,
menggunakan teknik hard system methodology kapasitas waduk, erosi dan beban sedimentasi dan teknik soft system methodology.
2. Rancangan pola pengendalian sedimentasi waduk dengan mengutamakan mekanisme dan koordinasi antara pengelola waduk, masyarakat sekitar waduk
dan masyarakat di hulu waduk.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Waduk
Waduk adalah salah satu sumber air tawar yang menunjang kehidupan semua makhluk hidup dan kegiatan sosial ekonomi manusia. Ketersediaan sumber
daya air mempunyai peran yang sangat mendasar untuk menunjang pengembangan ekonomi wilayah. Sumberdaya air yang terbatas di suatu wilayah
mempunyai implikasi kepada kegiatan pembangunan yang terbatas dan pada akhirnya kegiatan ekonomipun terbatas sehingga kemakmuran rakyat makin lama
tercapai. Air wadukdanau digunakan untuk berbagai pemanfaatan antara lain sumber baku air minum, air irigasi, pembangkit listrik, perikanan dan lain-lain.
Hal ini menjadikan pentingnya air tawar yang berasal dari waduk bagi kehidupan. Waduk sering juga disebut sebagai danau buatan yang besar. Komisi Dam
Dunia menyebutkan bahwa bendunganwaduk adalah besar bila tinggi bendungan lebih dari 15 m. Sedangkan embung merupakan waduk kecil dengan tinggi
bendungan kurang dari 15 m Puslitbang SDA, 2008. Sistim tata air waduk berbeda dengan danau alami. Pada waduk komponen tata airnya umumnya telah
direncanakan sedemikian rupa sehingga volume, kedalaman, luas, presipitasi, debit inflowoutflow waktu tinggal air diketahui dengan pasti. Pembangunan
waduk diperuntukkan berbagai keperluan antara lain pembangkit listrik, irigasi, pengendalian banjir, sumber baku air minum, air industri, perikanan, tempat
pariwisata. Saat ini jumlah tenaga listrik yang dihasilkan dari tenaga air yang berasal dari air waduk ada sebanyak 3,4 dari total kebutuhan nasional
Puslitbang SDA, 2008. Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, terdiri dari 3
komponen utama yaitu konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Waduk yang merupakan sumberdaya air telah banyak mengalami penurunan
fungsi dan kerusakan ekosistem. Hal ini disebabkan oleh karena pengelolaan waduk yang banyak mengalami kendala. Undang-Undang Sumber Daya Air telah
mengamanatkan untuk melakukan pengelolaan waduk dengan melakukan konservasi, pemanfaatan dan pengendalian daya rusak air. Selain itu masih ada
peraturan lain seperti PP. No.13 tahun 2010, tentang Pengelolaan Lingkungan