Pembuatan Model Model Dinamik Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili

109 kebutuhan pelaku dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, permasalahan dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Tidak diperhatikannya sedimentasi di waduk karena tidak adanya pemahaman mengenai dampaknya terhadap efektifitas waduk 2. Tidak diperhatikannya pola pemanfaatan tata guna lahan di kawasan hulu sehingga menyebabkan tingkat erosi dan sedimentasi yang tinggi 3. Tidak adanya pendekatan untuk melibatkan masyarakat di daerah tangkapan waduk dalam upaya mengendalikan sedimentasi di waduk - Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut Eriyatno, 2003. Hal ini digambarkan dalam bentuk diagram causal loop sebab-akibat. Diagram ini merupakan pengungkapan interaksi antara komponen didalam sistem yang saling berinteraksi dan mempengaruhi dalam kinerja sistem. Meningkatnya populasi penduduk mendorong masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan lahan yang kemudian akan mengurangi tutupan lahan yang ada. Dengan berkurangnya tutupan lahan akan meningkatkan erosi lahan dan terjadinya longsor yang pada akhirnya akan meningkatkan sedimentasi di waduk. Dengan demikian fungsi waduk menjadi tidak maksimal. Erosi yang terjadi selain meningkatkan sedimentasi juga akan menurunkan fungsi konservasi air. Melalui teknologi sabo, sedimentasi dapat dihambat selain itu sabo dapat berfungsi untuk meningkatkan konservasi air di sekitar sabo sehingga kelestarian sumberdaya lahan, air dan hutan dapat terjaga. Fungsi sabo juga dapat menahan sedimen pasir menguntungkan penduduk sekitar untuk melakukan penambangan pasir sebagai bahan bangunan. Hal ini tentu saja dapat dijadikan penghasilan tambahan bagi penduduk untuk peningkatan pendapatan mereka. Dengan adanya sedimentasi di waduk dapat menyebabkan menurunkan fungsi daya tampung waduk sebagai penyedia air baku, air irigasi, pembangkit listrik dan pengendali banjir wilayah hilir. Jika tidak berfungsi dengan baik dapat berpengaruh menurunnya produktifitas masyarakat sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat 110 juga akan menurun. Selanjutnya diagram lingkar sebab akibat tersebut diinterpretasi ke dalam diagram input-output seperti tertera dalam Gambar 38. Gambar 38 Diagram input-output Model Pengendalian Sedimentasi Waduk. Berdasarkan analisis sistem maka rancangan model pengendalian sedimentasi waduk dibangun melalui 4 subsistem, yaitu : a subsistem kapasitas waduk, b subsistem pengendalian sedimentasi waduk, c subsistem erosi lahan, d subsistem sosial ekonomi. Subsistem kapasitas waduk adalah dampak dari erosi lahan dan longsoran di wilayah hulu waduk terhadap kemampuan waduk untuk melakukan fungsinya sebagai waduk serbaguna. Subsistem pengendalian sedimentasi waduk adalah sistem pengendalian dari beberapa bangunan pengendali sedimen terhadap kapasitas longsoran kaldera. Subsistem erosi lahan adalah sistem erosi lahan dan tingkat sedimentasi yang terjadi pada wilayah sub DAS Jeneberang. Subsistem sosial ekonomi adalah partisipasi masyararakat dalam melakukan usaha pengendalian sedimentasi waduk melalui penambangan dengan masyarakat di bagian hulu waduk dalam pemanfaatan lahan sehingga dapat mengefektifkan pengendalian sedimentasi waduk. Adapun hubungan antara subsistem dijelaskan pada Gambar 39. TUTUPAN LAHAN JUMLAH CHECK DAM TINDAKAN KONSERVASI JUMLAH PENDUDUK INPUT LINGKUNGAN OUTPUT TAK DIKHENDAKI JUMLAH SEDIMEN TERKENDALI FUNGSI UTAMA WADUK TERPENUHI PARTISIPASI MASYARAKAT KESEJAHTERAAN MASY. MENINGKAT KUANTITAS AIR WADUK STABIL OUTPUT YANG DIKEHENDAKI PENGELOLAAN PENGENDALIAN SEDIMENTASI WADUK DEGRADASI LAHAN DI HULU DAS PENINGKATAN LAJU EROSI KERUSAKAN LINGKUNGAN KELESTARIAN WADUK TERANCAM TINGKAT EROSI DAS VOLUME SEDIMEN IKLIM CURAH HUJAN INPUT TAK TERKENDALI PERATURAN PEMERINTAH KEBIJAKAN PEMDA KEBIJAKAN PU MODEL PENGENDALIAN SEDIMENTASI WADUK INPUT TERKENDALI 111 Gambar 39 Model Pengendalian Sedimentasi Waduk.

5.3.2. Konseptualisasi Model

Dalam memahami perilaku sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili- Bili, dibangun suatu model yang bertujuan untuk menjelaskan perilaku sistem tersebut. Asumsi desain model dibangun berdasarkan karakteristik sub DAS Jeneberang, alur kejadian longsoran Kaldera dan bangunan pengendalinya, pola pengelolaan kegiatan penambangan berdasarkan tingkat pendapatan yang diperoleh. Model ini dibangun dengan menggunakan 4 sub model yaitu: 1 sub model pengendalian longsoran, 2 sub model erosi lahan, 3 sub model sosial ekonomi, dan 4 sub model kapasitas waduk. Berdasarkan keempat sub model kemudian dibuat hubungannya berupa kausal loop yang menjelaskan bahwa peningkatan volume longsoran dan erosi lahan menyebabkan peningkatan sedimentasi waduk yang mengakibatkan menurunnya kapasitas waduk. Selain itu, peningkatan sumber sedimen Kapasitas waduk Sedimentasi Waduk Tutupan Lahan pengerukan Petambang Teknologi Sabo Populasi Penduduk Massa longsoran Erosi Lahan dan Longsor Kesejahteraan Penduduk Submodel kapasitas waduk Submodel Pengendalian sedimen - + Pajak dan retribusi Volume hasil tambang Pendapatan penambang Submodel sosial ekonomi topografi Erosivitas Erodibilitas tanah Submodel erosi lahan Konservasi lahan - + + Material tambang + Fungsi waduk + sedimen - - + + 112 mempengaruhi peningkatan kapasitas volume bahan material tambang galian sehingga mendorong peningkatan pendapatan pengelola penambangan. Pada sub model pengendalian longsoran merupakan loop negatif karena peningkatan volume longsoran dapat menyebabkan terjadinya peningkatan sedimentasi waduk yang dapat mengakibatkan menurunnya kapasitas waduk. Pada sub model sosial ekonomi merupakan loop positif karena peningkatan volume sedimen dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan penambangan sehingga mendorong untuk pertumbuhannya. Selengkapnya disajikan pada Gambar 40. Kelestarian SD lahan, air dan hutan Sedimentasi Waduk - + + + + - + - - - + - - Tutupan Lahan Pemanfaatan Lahan Fungsi Waduk Petambang Teknologi Sabo Populasi Penduduk Konservasi Air - - Erosi Lahan dan Longsor + Pendapatan Penduduk Kesejahteraan Penduduk + Gambar 40 Diagram lingkar sebab akibat causal loop model pengendalian sedimen di waduk. Simulasi model menggambarkan dinamika peningkatan volume sedimen longsoran dan erosi lahan, keuntungan ekonomi terhadap pengelola penambang, serta dampak tingkat sedimentasi di waduk yang ditunjukkan melalui nilai indeks kapasitas waduk yaitu perbandingan antara tingkat sedimentasi waduk dan kapasitas waduk. Kondisi awal dari sistem Pengendalian Sedimentasi Waduk Bili-Bili menggambarkan adanya ancaman peningkatan volume sedimen akibat longsoran dan erosi lahan yang masuk sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan