Pola Pengelolaan Bangunan Pengendali Sedimen
104
bangunan sabo. Pada bagian tengah sungai Jeneberang telah dibangun konsolidasi dam yang berfungsi untuk mengendalikan aliran sedimen, juga menstabilkan
dasar sungai dan profil tebing sungai. Selanjutya pada bagian hilir sungai Jeneberang telah ada bangunan kantong pasir yang berfungsi untuk menampung
sedimen sebelum mencapai waduk. Selengkapnya disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu Sungai Jeneberang
Item Bangunan Pengendali Sedimen
Pengerukan Excavation
Nama Bangunan
SD-1, SD-2, SD- 3, SD-4, SD-5,
SD-6, dan SD-7 CD-1, CD-2, CD-
3, KD-1, KD-2 KD-3 dan KD-4
SP-1, SP-2, SP-3, SP-4, dan SP-5
Spoil Bank
Lokasi Hulu sungai
jeneberang dekat kaldera
Tengah sungai Jeneberang
Hilir sungai Jeneberang dekat
Waduk Bili-Bili Hulu Waduk
Bili-Bili
Fungsi Mengantisipasi
erosi lateral dan aliran debris
Menstabilkan dasar sungai, profil
tebing sungai, mengendalikan
arah aliran debris dan menampung
sedimen Mengendalikan
arah aliran debris dan menampung
sedimen Mengurangi
sedimentasi waduk Bili-Bili
Pengelolaan Kontrol kekuatan
dan pemeliharan rutin
Kontrol kekuatan dan melakukan pemeliharaan rutin melibatkan
masyarakat setempat Dikontrakkan ke
swasta
Potensi deposit total akibat longsoran kaldera mencapai 230 juta m
3
sebagian besar atau 60 merupakan volume sedimen yang terangkut di sepanjang sungai dan sisanya yang 40 masih tersisa di kaldera Budiman.2012. Bangunan
sabo dam yang di bagian hulu dan bagian tengah sungai Jeneberang mampu mengendalikan sedimen sebesar 21 dari total sedimen yang masuk ke sungai
dan 36 berada di alur sungai. Berdasarkan hasil analisis dan pengukuran yang dilakukan menunjukkan
bahwa bangunan sabo dam SD yang berada di hulu sungai Jeneberang mampu mengendalikan sedimen sebesar 29.561.034 m
3
atau 35 dari total sedimen yang dikendalikan fasilitas bangunan sabo dam. Selanjutnya, peran konsolidasi dam
CD, KD dan sand pocket SP sangat signifikan dalam mengendalikan sedimen. Hal ini ditunjukkan dari volume pengendalian sebesar 49.989.195 m
3
atau 58
105
dari total sedimen yang dikendalikan oleh fasilitas bangunan sabo dam. Jika dilihat dari fungsinya secara struktural maka efektifitas bangunan pengendali
sedimen secara keseluruhan sangat signifikan dalam mengendalikan sedimen.
Selanjutnya disajikan secara lengkap pada Tabel 30.
Tabel 30 Kapasitas Pengendalian Sedimen di Hulu Sungai Jeneberang
Item Bangunan Pengendali Sedimen
Pengerukan Excavation
Lokasi Hulu sungai
jeneberang dekat kaldera
Tengah sungai Jeneberang
Hilir sungai Jeneberang dekat
Waduk Bili-Bili Hulu Waduk
Bili-Bili Kapasitas
kendali tidak langsung
28.135.434 m
3
48.429.695 m
3
- -
Kapasitas kendali
langsung 1.425.600 m
3
1.559.500 m
3
- -
Kapasitas total
29.561.034 m
3
49.989.195 m
3
2.190.000 m
3
7.700.000 m
3
Pengendalian sabo dam
35 58
- 7
Sedimen yg dikendalikan
sabo dam 21 dari total sedimen
Sedimen yang berada
di alur sungai
36 dari total sedimen
Untuk pengendalian erosi pada daerah hulu DAS Jeneberang dapat dilakukan beberapa tindakan pengendalian. Tindakan pengendalian erosi lahan
yang memungkinkan dilakukan seperti guludan, terras dan checkdam dam penghambat. Guludan dibentuk dari tumpukan tanah yang dibuat memanjang
menurut arah garis kontur atau memotong lereng. Terras bangku dibuat dengan cara menggali tanah pada lereng dan meratakan bagian bawahnya sehingga
terbentuk deretan seperti tangga atau bangku. Fungsinya adalah untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga dapat mengurangi kecepatan dan jumlah
aliran permukaan serta memungkinkan penyerapan air oleh tanah dan erosi dapat berkurang. Adapun bangunan checkdam dibuat dengan menempatkan papan,
106
balok kayu, batu atau tumpukan tanah untuk mengurangi erosi pada parit atau selokan untuk menghambat kecepatan air dan tanah terendapkan pada tempat
tersebut Tabel 31. Tabel 31 Jenis Tindakan Pengendalian Erosi Lahan
Item Jenis Pengendalian Erosi Lahan
Nama Guludan
Terras Bangku Checkdam
Fungsi Mengurangi
panjang lereng, menahan air
Mengurangi panjang lereng,
menahan air Menghambat
kecepatan air dan erosi parit
Lokasi Lereng 8
Lereng 2-30 Area parit
Sumber: Arsyad,2006.
Tindakan konservasi yang dilakukan di hulu DAS Jeneberang adalah dengan pembuatan teras yang dikombinasikan dengan penanaman memotong arah
berlereng atau pembuatan saluran drainase. Teras yang dibuat berupa teras alami atau tereas bangku. Teras bangku dapat dibuat dengan penanaman rumput dibibir
teras atau dapat disangga dengan batuan disamping teras sehingga massa tanah menjadi lebih stabil. Pembuatan teras bangku dengan saluran drainase paling
banyak dilakukan seperti terlihat pada Gambar 37.
Gambar 37 Tindakan Konservasi Teras Bangku dengan penanaman rumput.
107