Penelitian sedimentasi waduk dengan menggunakan Model

45 Ciriung. Terdapat 8 Ha lahan yang sebaiknya tidak dikembangkan untuk pertanian karena merupakan sumber terbesar dari erosi dan sedimen. Sukresno et al. 2002 dengan penerapan model ANSWERS melakukan pendugaan erosi-sedimentasi di Sub DAS Keduang Wonogiri. kemudian, Boix- Fayos et al 2008 telah meneliti mengenai dampak perubahan tataguna lahan dan check-dam terhadap hasil tampungan sedimen. dengan penerapan model erosi WATEM-SEDEM menggunakan 6 skenario tataguna lahan: tataguna lahan dari tahun 1956, 1981 dan 1997 dengan dan tanpa bangunan check-dam. Aplikasi model menunjukkan bahwa skenario tanpa check-dam, perubahan tataguna lahan antara tahun 1956 dan 1997 menyebabkan hasil sedimen berkurang secara nyata 54. Pada skenario tanpa adanya perubahan tataguna lahan tetapi menggunakan check-dam, hasil sedimen 77 tertahan di belakang dam. Check-dam dapat menjadi pengendali sedimen yang efisien, tetapi dampaknya jangka pendek. Ada dampak lain yang ditimbulkan, seperti menyebabkan erosi saluran di bagian hilir. Walaupun juga menimbulkan dampak lain, perubahan tataguna lahan dapat mengakibatkan pengaruh jangka panjang terhadap jumlah sedimen.

2.7.4. Posisi Strategis dan Kebaruan Penelitian

Membangun model pengendalian sedimentasi waduk akibat erosi lahan dan longsoran terutama diarahkan untuk efektifitas pola pengendalian bangunan pengendali sedimen. Penerapan model pengendalian sedimentasi waduk terutama dilakukan untuk mengendalikan sedimen akibat longsoran kaldera yang mengancam keberadaan waduk multi guna dan memiliki fungsi yang sangat vital bagi Kab. Gowa dan kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian terkait dengan erosi lahan dan longsoran pada suatu DAS telah banyak dilakukan. Demikian pula penelitian mengenai sedimentasi waduk yang diakibatkan oleh limbah dan pencemaran yang ditimbulkannya serta upaya pengendalian sedimennya. Kajian yang banyak dilakukan juga terutama untuk pengelolaan waduk dan kebijakan dalam mengatasi konflik kepentingan yang terjadi. Terkait dengan upaya pengendalian sedimentasi waduk yang diakibatkan oleh sedimen yang berasal dari aliran debris dan erosi lahan, saat ini masih sedikit yang melakukannya. Posisi strategis penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 6. 46 Tabel 6 Posisi Strategis Penelitian Yang Dilakukan Nama Topik Kajian Penelitian waduk dengan Aspek kajian Erosi lahan, longsoran Sedimen- tasi waduk Bangunan pengendali sedimen Sosial ekonomi Model Fadiah 2006, Saida 2011 √ Lubis, R. dan Syafiuddin 1992 √ Hardjosuwarno dan Soewarno 2008 √ Binga 2006 √ √ Sylviani dan Elvida 2006 √ Supratman dan C. Yudilastiantoro 2001 √ Sudarto 2005, Anton et al. 2002 √ Laoh, O.E.H. 2002 √ √ Achmad, F.B. 2006 √ Osti R. and Shinji Egashira 2008 √ √ Hasibuan 2005 dan Ismail 2007 √ Abdulah et al. 2003, Suhartanto, E. 2005, Sukresno et al. 2002 √ √ Boix-Fayos et al. 2008 √ √ Penelitian yang dilakukan √ √ √ √ √ Konsep yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah konsep yang berhubungan dengan pola pengendalian bangunan pengendali sedimen dan strategi pengendalian sedimentasi waduk yang mampu mempertahankan kapasitas waduk dalam rangka keberlanjutan waduk. Simulasi dan modifikasi model dapat dilakukan untuk menemukan pola pengendalian sedimen yang efektif. Hasil penelitian yang dibutuhkan dalam upaya pengendalian sedimentasi waduk adalah penelitian yang membahas tentang strategi pengendalian sedimen yang berorientasi untuk pencapaian keberlanjutan waduk. Dalam mendisain model pengendalian sedimentasi waduk yang bersumber dari erosi lahan dan longsoran memiliki dua kebaruan, yaitu: 1. kebaruan dari segi kajian yang menggunakan pendekatan sistem yang terpadu dengan menggunakan model dinamis, menggunakan teknik hard system methodology kapasitas waduk, erosi dan beban sedimentasi dan teknik soft system methodology 2. kebaruan dari segi luaran berupa rancangan pola pengendalian sedimentasi waduk dengan mengutamakan mekanisme dan koordinasi antara pengelola waduk, masyarakat sekitar waduk dan masyarakat di hulu waduk.