Cara Vegetatif Non Struktural

34 dipulihkan kembali kelestariannya; 2 Penanaman tanaman penutup tanah dengan maksud untuk melindungi permukaan tanah dari daya dispersi dan daya penghancuran dari butir-butir hujan; 3 penanaman secara kontur, yaitu penanaman tanaman yang searah atau sejajar dengan garis kontur; 4 penanaman tanaman secara larikan strip cropping, yaitu dengan membuat larikan-larikan yang searah dengan garis kontur sehingga dapat memperlambat lajunya aliran permukaan; 5 penggiliran tanaman crop rotation yaitu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam tanaman yang ditanam secara berturut-turut pada waktu tertentu, setelah masa panennya kembali lagi pada tanaman semula; dan 6 penggunaan serasah mulching yaitu dengan menutupi permukaan tanah dengan serasah atau sisa-sisa tanaman.

2.5.2. Cara Mekanik Struktural

Upaya struktural dilakukan dengan membuat bangunan-bangunan struktur untuk mencegah terjadi erosi atau untuk mencegah masuknya sedimen ke dalam waduk atau untuk membuang sedimen yang masuk ke dalam waduk. Cara ini dilakukan bila secara vegetatif sudah tidak efektif lagi kemiringan lereng cukup besar, di atas 15 o . Cara ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran yang melalui parit-parit akibat erosi. Mukhlisin 2007 menyebutkan berbagai upaya untuk pengendalian sedimentasi waduk secara mekanik antara lain sebagai berikut: 1. Mengurangi input sedimen dengan bangunan pengontrol erosi, check dam, sand trap dan bangunan sejenisnya. 2. Bypass sediment inflow dengan bypass tunnel atau bypass channel. 3. Pelepasan deposit sedimen melalui pembuangan dengan excavator, dredging, flushing. 4. Mensuplai sedimen ke hilir dengan bypass tunnel, bypass channel, flushing dan dredging. Pendekatan dengan metode penggelontoran flushing cocok dilakukan untuk waduk dengan laju sedimentasi tinggi, akan tetapi dampak lingkungan harus dipertimbangkan secara menyeluruh apabila metode ini akan dilakukan Jian Jiu, 2002. 35 Subarkah 2005 menyebutkan bahwa untuk pengendalian sedimen dapat dilakukan beberapa prinsip dasarnya yaitu dengan: 1 melakukan pencegahan produksi sedimen akibat erosi lateral dan vertikal, 2 menampung dan mengontrol aliran sedimen, 3 menetapkan dan menstabilkan alur sungai, 4 mengelola sedimen yang tertampung pada bangunan sabo. Selanjutnya, pengendalian sedimen dengan bangunan pengontrol erosi seperti check dam termasuk sabo mempunyai fungsi untuk mengontrol aliran sedimen pada saat terjadi banjir besar dengan cara mereduksi debit puncak sedimen. Konstruksi check dam yang dibangun melintang sungai akan membentuk dasar sungai yang lebih landai setelah check dam terisi sedimen dan membentuk penampang sungai yang lebih kecil. Pengaruh dari kemiringan dasar yang lebih landai dan penyempitan penampang sungai menyebabkan kecepatan banjir menjadi berkurang. Akibat berkurangnya kecepatan banjir menyebabkan sejumlah sedimen yang mengalir mengendap sementara di bagian hulu check dam sebagai volume kontrol. Kemudian pada saat banjir kecil banjir tahunan aliran air akan mengangkut endapan sedimen tersebut ke hilir sedikit demi sedikit secara alami.

2.5.3. Kombinasi Vegetatif dan Mekanik

Teknik pencegahan erosi yang paling efektif adalah kombinasi dari teknik atau cara vegetatif dan cara mekanik Asdak, 2004. Kedua cara tersebut bersifat saling mendukung. Usaha untuk memantapkan jurang yang disebabkan oleh erosi parit, misalnya, diperlukan penanaman vegetasi. Untuk dapat tumbuh dengan baik, vegetasi tersebut memerlukan pra kondisi, yaitu keadaan tanah yang stabil. Keadaan ini dapat diwujudkan dengan bantuan bangunan mekanik, seperti dinding penahan. Salah satu bangunan pengendali sedimen yang dianggap dapat mengkombinasikan fungsi vegetasi dan mekanik adalah sabo. Kegiatan Sabo Works adalah pekerjaan pengendalianpenanggulangan sedimen perusak dengan membangun beberapa fasilitas bangunan sabo pada alur sungai curam untuk menjaga sungai agar senantiasa dalam kondisi seimbang. Adapun untuk non konstruksi adalah pekerjaan pengendalian penanggulangan sedimen perusak dengan cara vegetasi, terasering, pengaturan tata guna lahan.