Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Dasar Prinsip Dasar Pembuatan Tahu

Usaha itu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku, juga agar kualitas tahu dan tempe lebih meningkat. Kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tahu dan tempe merupakan sumber protein nabati yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia. Tahu dan tempe dikonsumsi minimal tiga kali atau lebih dalam satu minggu. Dari seluruh total produksi kedelai sekitar 80 untuk memenuhi kebutuhan pembuatan tahu dan tempe, sedangkan sebagian lainnya diolah untuk kecap, susu kedelai, dan makanan ringan. Untuk mengatasi kekurangan bahan dasar pembuatan tahu dan tempe perlu dicari alternatif pemanfaatan kacang-kacangan selain kedelai. Ada beberapa jenis kacang-kacangan yang potensial untuk produksi tahu dan tempe yaitu: kacang tunggak, kacang gude, kacang babi, kacang koro pedang, kacang kedelai, biji ketapang, biji ketapang merupakan hasil dari sumber daya alam Indonesia dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku lain pembuatan tahu disaat harga kedelai semakin tak menentu. Bahan baku alternatif tersebut mengandung protein yang memungkinkan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan tahu.

2. Kemungkinan Pemanfaatan Biji Ketapang Sebagai Bahan Dasar

Tahu Untuk mengatasi harga kedelai yang tidak menentu, para produsen tahu harus bisa memanfaatkan bahan lain dalam proses pembuatan tahu selain kedelai. Beberapa jenis kacang-kacangan dan biji-bijian banyak yang dapat dimanfaatkan untuk bahan dalam proses pembuatan tahu, tentunya bahan tersebut mengandung protein dan lemak nabati yang setara dengan kedelai. Biji ketapang memiliki protein yang cukup untuk dibuat menjadi bahan dasar tahu, seperti pengujian yang dilakukan Gayatri 2006, menyebutkan bahwa biji ketapang memiliki kandungan protein 25,17 dan lemak sebesar 55,02 . Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan biji ketapang hampir sama dengan kedelai. Setelah mengetahui hasil pengujian kandungan biji ketapang yang dilakukan Gayatri, peneliti juga sudah membuktikan dengan melakukan percobaan sebanyak 6 kali. Hasil percobaan yang dilakukan peneliti, mengindikasikan biji ketapang dapat diolah menjadi tahu dengan substitusi kacang kedelai. Substitusi kacang kedelai dilakukan agar tekstur tahu biji ketapang lebih padat dan kenyal. Selain penambahan kedelai, peneliti juga memakai dua jenis bahan penggumpal untuk menggumpalkan protein yang terkandung di dalam biji ketapang, yaitu asam cuka dan batu tahu.

3. Prinsip Dasar Pembuatan Tahu

Secara garis besarnya, tahu dibuat dengan dua tahapan pengolahan yaitu: pembuatan susu kedelai dan koagulasi atau penggumpalan protein yang kemudian di press untuk memperoleh tahu. Pada umumnya proses pembuatan tahu melalui beberapa langkah yaitu: tahap persiapan bahan, dan tahap pembuatan tahu. a. Tahap Persiapan Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu meliputi: kedelai, bahan penggumpal dan air. Secara umum bahan tersebut harus dalam keadaan bersih, higienis, jangka waktu kadaluarsa masih panjang. Kedelai yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai yang berwarna kuning, butirannya utuh dan tidak tercampur dengan benda lain. penggunaan kedelai lokal lebih baik dari pada kedelai impor. Kedelai lokal akan memberikan randemen yang lebih tinggi dan memiliki rasa yang lebih enak. Bahan penggumpal dapat berupa asam cuka encer CH 3 COOH, batu tahusioh koo atau kalsium sulfat CaSO 4 , atau cairan sisawhey limbah cair dari pembuatan tahu pada periode sebelumnya. Untuk dapat menentukan pilihan dan penggunaan secara tepat, harus diketahui terlebih dahulu mengenai daya guna masing-masing bahan penggumpal tersebut. Air bersih yang digunakan dalam pembuatan tahu cukup banyak. Minimal sepuluh kali lipat volume bahan baku yang digunakan. Air bersih digunakan dalam kegiatan perendaman kedelai, pencucian bahan dan alat, penggilingan kedelai, pengenceran bubur kedelai dan sebagainya. Mengingat air akan bersinggungan langsung dan tercampur dalam bahan yang nantinya akan dikonsumsi manusia, maka harus memenuhi persyaratan standar air minum, yaitu : bersih tidak mengandung kotoran dalam bentuk apapun, jernih tidak berwarna dan tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung logam berbahaya misalnya tembaga Cu, mangan Mg, timah Pb, dan mercuri Hg, tidak mengandung bakteri dan kesadahan nol. b. Tahap pelaksanaan proses pembuatan tahu Berdasarkan observasi selama praktek kuliah Teknologi Makanan, tahap-tahap dalam proses pembuatan tahu meliputi: pembersihan trimming, perendaman, pemisahan kulit, penggilingan, ekstraksi, perebusan bubur kedelai, penggumpalan, filtrasi dan pencetakkan tahu. 1 Pembersihan trimming Trimming merupakan suatu usaha untuk membersihkan atau menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak diperlukan atau dapat membahayakan apabila dikonsumsi manusia. Biji-biji kedelai dari pasaran biasanya tercampur berbagai kotoran, misalnya kerikil, butiran tanah, kulit, maupun batang kedelai. 2 Perendaman Setelah dicuci, kedelai direndam dalam air bersih selama 8-12 jam lebih baik jika digunakan air mengalir. Perendaman dimaksudkan untuk melunakkan struktur selularnya sehingga mudah digiling dan memberikan disperse dan suspensi bahan padat kedelai yang lebih baik pada waktu ekstraksi. 3 Pemisahan kulit Setelah kedelai direndam, pemisahan kulit kedelai dapat dilakukan dengan cara menggesek-gesekan kedelai dengan tangan hingga kulit arinya mengelupas. Untuk menghasilkan kedelai lebih bersih, setelah dikupas kulit arinya dilakukan pencucian. 4 Penghalusan kedelai Penghalusan kedelai dapat dilakukan dengan menggunakan blender. Penggilingan kedelai dengan penambahan air antara 8-10 kali lipat berat kedelai. Penggilingan kedelai dilakukan hingga mendapatkan bubur kedelai yang benar-benar halus, agar ketika di ekstrak protein yang tersisa dalam ampas tidak terlalu banyak. 5 Ekstraksi Pengambilan Sari Kedelai Proses Ekstraksi merupakan proses penyaringan bubur kedelai dengan cara memerasnya dengan kain saring agar terpisah antara sari kedelai dengan ampas kedelai. Tujuan proses ini adalah untuk menghasilkan susu kedelai. Watanabe et al 1964 melakukan ekstraksi berulang selama tiga kali, dan mendapatkan bahwa ekstraksi kedua masih memberikan susu kedelai dengan kadar padatan protein yang cukup tinggi. Penambahan air pada waktu ekstraksi kedua dan ketiga, randemen tahu yang dihasilkan ternyata lebih tinggi dibandingkan cara sekali ekstrak. 6 Perebusan Susu Kedelai Sari kedelai yang telah didapatkan kemudian direbus, supaya bau langu pada kedelai hilang. Cara merebusnya dengan api kecil agar tidak gosong sehingga protein yang ada pada sari kedelai tidak rusak akibat proses perebusan yang kurang tepat. Perebusan dilakukan pada temperature 80 – 100 C yang berfungsi untuk menonaktifkan enzim lipoksigenase penyebab bau langu. Proses perebusan berhenti ketika susu kedelai sudah mendidih ditandai dengan munculnya gelembung- gelembung pada susu kedelai. 7 Penggumpalan Koagulasi Proses koagulasi dilakukan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit bahan penggumpal yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah ditambahkan cairan penggumpal, emulsi kedelai yang semula berwarna putih susu akan menggumpal membentuk gumpalan emulsi yang terdiri dari air, lemak, dan proteinkemudian mengendap kedasar panci. Setelah itu cairan menjadi bening, jika sudah demikian secepatnya tahu dicetak. 8 Pencetakan tahu Dalam keadaan panas gumpalan protein dituangkan kedalam cetakan tahu yang telah diberi kain. Kain yang digunakan sama seperti kain saring yang digunakan dalam proses ekstraksi. Pencetakkan tahu dilakukan dengan proses berikut : a Cetakan disiapkan b Kain saring diletakkan secara merata hingga seluruh permukaan cetakan tertutup kain saring c Gumpalan tahu dalam keadaan panas dituangkan hingga penuh ke atas cetakan yang telah dilapisi kain saring d Kemudian tutup kain saring lalu tutup bagian atasnya dengan kayu e Alat pemberat diletakkan diatas kayu cetakan tahu agar sebagian dari cairan tahu terperas keluar dan tahu yang dihasilkan cukup keras f Selama 10-15 menit atau sampai cukup keras, tahu dibiarkan terlebih dahulu agar tahu tidak hancur apabila diangkat.Selanjutnya pemberat diambil dan kain saring dibuka, tahu segera diangkat dan dipotong sesuai selera.

4. Standar Mutu Tahu

Dokumen yang terkait

T-Valia: Tahu dengan Bahan Dasar Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) sebagai Bahan Substitusi Kedelai yang Efektif dan Efisien

0 5 10

“The catappa” : transformasi tempe dengan biji ketapang (terminalia catappa) sebagai bahan dasar substitusi kedelai penurun kolesterol darah

4 12 20

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI BAHAN BAKU TAHU DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PEPAYA DAN LAMA PERENDAMAN Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Tahu Dengan Penambahan Ekstrak Pepaya Dan Lama Perendaman Berbeda.

0 2 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 4 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 0 15

PENDAHULUAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 5 5

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggumpal.

1 3 7

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 12

EFEKTIFITAS ASAM SITRAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL DAN PENGAWET PADA PRODUK TAHU.

0 1 10