CP : Cukup Putih P : Putih
Keterangan Tambahan: A
1
B
1
= Biji Ketapang 450 g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A
2
B
1
= Biji Ketapang 400 g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A
3
B
1
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 15 g : 5 g cuka
A
1
B
2
= Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A
2
B
2
= Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A
3
B
2
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 10 g : 10 g cuka
A
1
B
3
= Biji Ketapang 450g : Kacang Kedelai 50 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka
A
2
B
3
= Biji Ketapang 400g : Kacang Kedelai 100 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka
A
3
B
3
= Biji Ketapang 350g : Kacang Kedelai 150 g + batu tahu 5 g : 15 g cuka
Penilaian panelis terhadap indikator warna pada keseluruhan sampel memberikan nilai skor yang berbeda. Dari data diatas
menunjukkan bahwa pada sampel tahu dengan kode A
2
B
1
dan A
3
B
1
sama- sama memiliki kriteria putih namun jumlah reratanya berbeda tipis yaitu
4,83 dan 4,87. Dari rerata tersebut terlihat bahwa tahu yang paling putih yaitu sampel A
3
B
1
.
3. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kehalusan
Kehalusan merupakan salah satu bagian dari indikator tekstur bagian luar, dimana tekstur dapat langsung dirasakan oleh indera peraba. Data hasil
pengujian inderawi tahu biji ketapang mengenai tingkat kelembutan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Kehalusan
Kode Skor Penilaian Tingkat Kehalusan
R er
ata Kr
it eria
5 4
3 2
1 N
N N
N N
A
1
B
1
2 9
21 91 4,09
CH A
2
B
1
21 91 2
9 4,91
H A
3
B
1
20 87 3
13 4,87
H A
1
B
2
21 91 2
9 2,91
AH A
2
B
2
2 9
21 91 3,04
AH A
3
B
2
19 82 4
18 3,83
CH A
1
B
3
1 5
2 8
20 87 1,13
TH A
2
B
3
20 87 3
13 1,87
KH A
3
B
3
1 5
2 8
20 87 2,09
KH Keterangan :
TH : Tidak Halus KH : Kurang Halus
AH : Agak Halus CH : Cukup Halus
H : Halus Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Hasil penelitian diatas diperoleh dari 23 panelis yang sudah diuji validitas dan reliabilitas.Dari data diatas menunjukkan bahwa panelis
memberikan skor 5 yang merupakan skor tertinggi pada sampel A
2
B
1
dengan persentase 91 dan kriterianya halus. Sampel yang memiliki kriteria halus selain sampel tersebut adalah sampel A
3
B
1
dengan persentase 87 . Sampel tahu dengan kode A
2
B
1
memiliki tingkat
kehalusan yang paling baik. 4.
Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kepadatan Tekstur Bagian Dalam
Tingkat Kepadatan merupakan bagian dari tekstur tahu yang dapat dilihat dan disentuh secara langsung. Tekstur pada produk makanan dan
minuman akan mempengaruhi penilaian mengenai diterima atau tidaknya produk tersebut. Adapun data hasil uji inderawi mengenai tingkat
kepadatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada
Aspek Tingkat Kepadatan
Kode Skor Penilaian Tingkat kepadatan
R er
ata Kr
it eria
5 4
3 2
1 N
N N
N N
A
1
B
1
3 87 20 13
4,13 CP
A
2
B
1
21 91 2
9 4,91
P A
3
B
1
22 95 1
5 4,96
P A
1
B
2
17 74 6
26 2,74
AP A
2
B
2
1 5
20 87 2
8 2,96
AP A
3
B
2
20 87 3
13 3,87
CP A
1
B
3
6 26 17 74
1,26 TP
A
2
B
3
20 87 3
13 1,87
KP A
3
B
3
2 8
18 79 3
13 1,96
KP Keterangan :
TP : Tidak Padat KP : Kurang Padat
AP : Agak Padat CP : Cukup Padat
P : Padat Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84.
Tabel diatas menunjukkan bahwa panelis memberikan skor 5 pada kedua sampel dengan kode A
2
B
1
dan A
3
B
1
dengan persentase yang berbeda yaitu sebesar 91 dan 95 dengan kriterianya padat sedangkan
reratanya memiliki selisih 0,05 yaitu 4,91 untuk sampel kode A
2
B
1
dan 4,96 untuk sampel kode A
3
B
1
. Jadi sampel tahu yang memiliki tingkat kepadatan tinggi adalah tahu dengan kode sampel A
3
B
1.
5. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Plastisitas