Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kerapuhan Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Rasa Tahu

KP : Kurang Padat AP : Agak Padat CP : Cukup Padat P : Padat Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Dari data diatas menunjukkan bahwa sampel tahu yang memiliki kriteria padat pada tekstur bagian dalam tahu ada tiga macam sampel. Sampel tahu tersebut diantaranya sampel tahu dengan kode sampel A 1 B 1 dengan jumlah rerata 4,48, sampel tahu dengan kode A 2 B 1 dengan jumlah rerata 4,83, dan sampel tahu dengan kode A 3 B 1 dengan jumlah rerata 4,87. Dapat disimpulkan bahwa sampel tahu dengan kode A 3 B 1 mempunyai kepadatanpada tekstur bagian dalam yang lebih baik dari pada sampel tahu yang lain.

9. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Kerapuhan

Tingkat kerapuhan merupakan bagian tekstur bagian dalam. Kerapuhan dalam produk tahu penting karena tahu yang tidak mudah rapuh berarti kualitasnya baik, sedangkan tahu yang mudah rapuh kualitasnya tidak baik. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek tingkat kerapuhan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada AspekTingkat Kerapuhan Kode Skor Penilaian Warna R era t a ia 5 4 3 2 1 N n N n N A 1 B 1 17 74 6 26 3,74 KR A 2 B 1 15 65 8 35 4,65 TR A 3 B 1 20 87 3 13 4,87 TR A 1 B 2 1 4 20 87 2 9 2,96 AR A 2 B 2 3 13 18 78 2 9 3,04 AR A 3 B 2 19 83 1 4 3 13 3,70 KR A 1 B 3 3 13 20 87 1,13 R A 2 B 3 2 9 20 87 1 4 2,04 CR A 3 B 3 20 87 3 13 1,87 CR Keterangan : TR : Tidak Rapuh KR : Kurang Rapuh AR : Agak Rapuh CR : Cukup Rapuh R : Rapuh Keterangan tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Menurut hasil penilaian panelis, tahu yang memiliki tingkat kerapuhan tertinggi pada sampel A 1 B 3 dengan jumlah rerata 1,13. Sedangkan tahu yang memiilki kriteria tidak rapuh pada sampel tahu dengan kode A 2 B 1 dengan reratanya 4,65 dan sampel tahu yang paling baik yaitu tahu dengan kode A 3 B 1 dan reratanya adalah 4,87.

10. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Rasa Tahu

Secara umum bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa, tetapi merupakan gabungan berbagai macam rasa secara terpadu sehingga menghasikan cita rasa yang utuh. Indikator rasa yang dinilai dalam penelitian ini adalah normal tidaknya rasa pada tahu pada umumnya. Data hasil penilaian panelis terhadap tahu biji ketapang pada aspek tingkat rasa tahu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Tahu Biji Ketapang pada Aspek Tingkat Rasa Tahu Kode Skor Penilaian Warna R era t a kr it eri a 5 4 3 2 1 N N n n N A 1 B 1 3 13 18 78 2 9 4,04 CN A 2 B 1 16 69 7 31 4,70 N A 3 B 1 21 91 2 9 4,91 N A 1 B 2 21 91 2 9 2,91 AN A 2 B 2 20 87 3 13 2,87 AN A 3 B 2 2 9 17 74 3 13 1 4 3,87 CN A 1 B 3 8 35 15 65 1,35 TN A 2 B 3 18 78 5 22 1,78 KN A 3 B 3 2 9 18 78 3 13 1,96 KN Keterangan : TN : Tidak Normal KN : Kurang Normal AN : Agak Normal CN : Cukup Normal N : Normal Keterangan Tambahan dapat dilihat pada halaman 84. Dari hasil penilaian panelis pada tabel diatas, skor 5 yang merupakan nilai tertinggi dan kriteria normal diberikan pada dua sampel tahu, namun memiliki jumlah persentase yang berbeda. Dua sampel tahu tersebut yaitu sampel tahu dengan kode A 2 B 1 dengan persentase sebesar 69 dan sampel tahu dengan kode A 3 B 1 dengan persentase sebesar 91.Tahu dengan kode A 3 B 1 mempunyaipersentase 91, artinya tahu tersebut memilki rasa tahu yang paling normal.

11. Hasil Pengujian Inderawi Terhadap Indikator Tingkat Aroma Tahu

Dokumen yang terkait

T-Valia: Tahu dengan Bahan Dasar Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) sebagai Bahan Substitusi Kedelai yang Efektif dan Efisien

0 5 10

“The catappa” : transformasi tempe dengan biji ketapang (terminalia catappa) sebagai bahan dasar substitusi kedelai penurun kolesterol darah

4 12 20

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI BAHAN BAKU TAHU DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PEPAYA DAN LAMA PERENDAMAN Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Tahu Dengan Penambahan Ekstrak Pepaya Dan Lama Perendaman Berbeda.

0 2 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 4 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 0 15

PENDAHULUAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 5 5

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggumpal.

1 3 7

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 12

EFEKTIFITAS ASAM SITRAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL DAN PENGAWET PADA PRODUK TAHU.

0 1 10