Analisis Faktorial Hasil Keseluruhan Kualitas Inderawi Tahu Biji Ketapang

A 1 B 2 = 336 A 2 B 2 = 453 A 3 B 2 = 612 A 1 B 3 = 128 A 2 B 3 = 182 A 3 B 3 = 268 Tabel nilai rerata indikator kualitas inderawi tahu biji ketapang secara keseluruhan menunjukkan bahwa nilai sampel tahu biji ketapang dengan nilai rerata tertinggi terdapat pada sampel 216 A 3 B 1 dengan kriteria baik. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa sampel tahu biji ketapang yang terbaik adalah sampel dengan perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai, 7 : 3 dengan perbandingan berat bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. 14. Hasil Pengujian Hipotesis Hasil penelitian dibuktikan kebenarannya menggunakan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktorial yang olah datanya menggunakan program bantu statistik yaitu SPSS versi 16 untuk menguji hipotesis dilanjutkan degan uji Duncan sebagai uji lanjutan.

a. Analisis Faktorial

Tabel 20. Hasil Perhitungan Faktorial Tahu Biji Ketapang Indikator Nilai Signfikansi Keterangan Warna A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Tingkat Kehalusan A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Tingkat Kepadatan A 000 Ada Perbedaan B A B 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Tingkat Plastisitas A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Homogenitas Pori A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Kelembutan Pori A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Kepadatan A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Kerapuhan A B AB 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Rasa A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Aroma Tahu A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Aroma Asam A B A B 000 000 000 Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan A = Penggunaan Biji Ketapang dan Kacang kedelai B = Penggunaan Batu Tahu dan Asam Cuka AB = Interaksi antara penggunaan biji katapang dengan kacang kedelai dan penambahan batu tahu dan asam cuka Ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi 0,05, Tidak ada perbedaan pengaruh jika taraf signifikansi 0,05. Analisis faktorial ini digunakan untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan kacang kedelai dan pengaruh penambahan bahan penggumpalbatu tahu dan asam cuka terhadap kualitas tahu biji ketapang. Berdasarkan tabel 18 dapat disimpulkan bahwa penambahan kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka berpengauh terhadap kualitas tahu biji ketapang. Dengan kata lain Ha diterima, oleh karena itu analisis dinjutan dengan Uji Duncan. b. Uji Duncan Uji Duncan digunakan untuk mengetahui pengaruh diantara sampel ditinjau dari indikator warna, tekstur, rasa dam aroma. Hasil uji duncan terhadap warna tahu biji ketapang dengan penambahan kacang kedelai dan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka yang berbeda dapat dilihat pada tabel berikut.

1 Warna

Tabel 21. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap warna tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7246 8 : 2 69 3.2754 7 : 3 69 3.6087 Sig. 1.000 1.000 1.000 Tabel 22. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap warna tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6957 1 : 1 69 3.3043 3 : 1 69 4.6087 Sig. 1.000 1.000 1.000 Aspek warna biji ketapang jelas berbeda dikarenakan adanya pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka.Semakin banyak penambahan batu tahu, maka semakin putih tahu yang dihasilkan.Sedangkan penambahan asam cuka yang bervariasi juga berpengaruh pada tingkat keputihan tahu yang berbeda pula. 2 Tingkat Kehalusan tekstur bagian luar Tabel 23. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kehalusan tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7246 8 : 2 69 3.2899 7 : 3 69 3.5797 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil perbandingan variasi formula tahu biji ketapang subtitusi kacang kedelai menghasilkan tekstur halus yang berbeda-beda. Penggunaan kacang kedelai yang semakin banyak menghasilkan tahu dengan tingkat kehalusan yang baik dibandingkan tahu lainnya. Kacang kedelai dalam proses pembuatan tahu biji ketapang hanya sebagai subtituen dan bertujuan untuk memperbaiki tekstur tahu biji ketapang. Tabel 24. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kehalusan tahu biji ketapang. Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.7101 1 : 1 69 3.2609 3 : 1 69 4.6232 Sig. 1.000 1.000 1.000 Pemberian batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan tingkat kehalusan yang berbeda pula pada tahu biji ketapang. Dengan penambahan batu tahu sebanyak 15 gram dan asam cuka sebanyak 5 gram menghasilkan tahu yang bertekstur lebih halus. 3 Tingkat Kepadatan tekstur bagian luar Tabel 25. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kepadatan tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7101 8 : 2 69 3.2464 7 : 3 69 3.5942 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kepadatan yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi adalah tahu dengan perbandingan 70 biji ketapang dengan 60 kacang kedelai. Tabel 26. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kepadatan tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6957 1 : 1 69 3.1884 3 : 1 69 4.6667 Sig. 1.000 1.000 1.000 Berdasarkan hasil uji Duncan, tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kepadatan tahu yang dihasilkan bervariasi. Tingkat kepadatan tahu yang paling baik adalah tahu dengan penambahan bahan penggumpal dengan perbandingan batu tahu dan asam cuka sebesar 3 : 1. 4 Tingkat Plastisitas tekstur bagian luar Tabel 27. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat plastisitas tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7536 8 : 2 69 3.3043 7 : 3 69 3.6812 Sig. 1.000 1.000 1.000 Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang bervariasi menghasilkan tingkat plastisitas yang bermacam- macam. Tahu biji ketapang dengan substitusi kacang kedelai 30 menghasilkan tahu yang plastisitasnya baik dibandingkan tahu lainnya. Tabel 28. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat plastisitas tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.7101 1 : 1 69 3.4348 3 : 1 69 4.5942 Sig. 1.000 1.000 1.000 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa penambahanbatu tahu dan asam cuka yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tingkat plastisitas. Penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1 menghasilkan tahu biji ketapang dengan tingkat plastisitas yang baik. 5 Homogenitas Pori tekstur bagian dalam Tabel 29. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7246 8 : 2 69 3.1884 7: 3 69 3.6957 Sig. 1.000 1.000 1.000 Penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang menghasilkan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang menjadi homogen adalah perbandingan berat biji ketapang banding kacang kedelai 7 : 3. Tabel 30. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6957 1 : 1 69 3.3478 3 : 1 69 4.5652 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penambahan batu tahu dan asam cuka terhadap homogenitas pori tahu biji ketapang yaitu penambahan batu tahu dan asam cuka yang berbeda menghasilkan tingkat homogen yang berbeda pula. Homogenitas pori tahu paling baik berdasarkan tabel diatas adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 :1. 6 Kelembutan Pori tekstur bagian dalam Tabel 31. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap kelembutan pori tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7101 8 : 2 69 3.1884 7 : 3 69 3.5797 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai menghasilkan kualitas tahu biji ketapang memiliki tingkat kelembutan pori yang berbeda-beda. Sampel tahu menurut tabel diatas yang memiliki tingkat kelembutan terendah adalah tahu dengan perbandingan berat biji ketapang dengan kacang kedelai 9 : 1. Sedangkan kelembutan yang paling baik atau tertinggi ditunjukan pada tahu dengan komposisi dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3. Tabel 32. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap kelembutan pori tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.5942 1 : 1 69 3.2899 3 : 1 69 4.5942 Sig. 1.000 1.000 1.000 Perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai yang bervariasi menghasilkan tingkat kelembutan pori yang bervariasi. Tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka 3 : 1 menghasilkan tahu yang tingkat kelembutannya baik. 7 Kepadatan tekstur bagian dalam Tabel 33. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap kepadatan tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.9565 8 : 2 69 3.3043 7 : 3 69 3.7101 Sig. 1.000 1.000 1.000 Dari tabel diatas menunjukan bahwa perbandingan penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai berpengaruh terhadap tingkat kepadatan tekstur bagian dalam tahu biji ketapang.Tahu biji ketapang dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 9 : 1 memiliki kepadatan yang tidak baik.Sedangkan tahu dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3, menunjukan kepadatan yang paling baik. Tabel 34. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap kepadatan tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.8406 1 : 1 69 3.4058 3 : 1 69 4.7246 Sig. 1.000 1.000 1.000 Penambahan batu tahu dan asam cuka berpengaruh terhadap kualitas tahu yang dihasilkan. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka 1 : 3 memiliki kepadatan yang tidak baik atau tekstur bagian dalam tahu tidak padat. 8 Tingkat Kerapuhan tekstur bagian dalam Tabel 35. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.6087 8 : 2 69 3.2464 7 : 3 69 3.4783 Sig. 1.000 1.000 1.000 Berdasarkan hasil tabel uji duncan diatas menunjukkan bahwa perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 9 : 1 menghasilkan tahu yang memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi, dengan kata lain tekstur tahu mudah hancur. Sebaliknya tahu dengan perbandingan berat biji ketapang dan kacang kedelai 7 : 3 menghasilkan tahu yang memiliki tekstur tidak mudah rapuh. Tabel 36. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6812 1 : 1 69 3.2319 3 : 1 69 4.4203 Sig. 1.000 1.000 1.000 Tabel diatas menunjukkan bahwapenambahan batu tahu dan asam cuka yang bervariasi berpengaruh terhadap tingkat kerapuhan tahu biji ketapang. Tahu biji ketapang dengan tingkat kerapuhan paling tinggi adalah tahu biji ketapang dengan perbandingan penambahan batu tahu dan asam cuka sebesar 1 : 3.. 9 Rasa Tahu Tabel 37. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap rasa tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7681 8 : 2 69 3.1159 7 : 3 69 3.5797 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu biji ketapang maka semakin normal rasa tahu yang didapatkan. Tabel 38. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap rasa tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6957 1 : 1 69 3.2174 3 : 1 69 4.5507 Sig. 1.000 1.000 1.000 Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, rasa tahu yang dihasilkan bervariasi. Rasa tahu yang paling normal adalah penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1.

10 Aroma Tahu

Tabel 39. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap aroma tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.7971 8 : 2 69 3.2609 7 : 3 69 3.6377 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa semakin banyak kacang kedelai yang digunakan dalam pembuatan tahu maka semakin normal aroma tahu yang didapatkan. Tabel 40. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.6957 1 : 1 69 3.3768 3 : 1 69 4.6232 Sig. 1.000 1.000 1.000 Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, penggunaan bahan penggumpal menghasilkan adanya pengaruh aroma tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang paling normal adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan berat 3 : 1. 11 Aroma Asam Tabel 41. Hasil uji Duncan mengenai pengaruh penggunan kacang kedelai terhadap aroma asam tahu biji ketapang Perbandingan Biji Ketapang dengan Kacang Kedelai N Subset 1 2 3 Duncan a 9 : 1 69 2.5797 8 : 2 69 3.1304 7 : 3 69 3.5217 Sig. 1.000 1.000 1.000 Hasil uji Duncan pada tabel di atas menunjukkan bahwa penggunaan biji ketapang dan kacang kedelai dengan perbandingan berat 7 : 3 memiliki aroma asam yang normal. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh terhadap penambahan kacang kedelai pada aspek aroma asam pada tahu biji ketapang. Tabel 42. Hasil Uji Duncan mengenai pengaruh penambahan bahan penggumpal batu tahu dan asam cuka terhadap aroma asam tahu biji ketapang Penambahan Batu tahu dan Asam Cuka N Subset 1 2 3 Duncan a 1 : 3 69 1.5942 1 : 1 69 3.1594 3 : 1 69 4.4783 Sig. 1.000 1.000 1.000 Berdasarkan hasil uji Duncan tabel diatas menunjukkan bahwa, penggunaan batu tahu dan asam cuka menghasilkan adanya pengaruh aroma asam tahu yang berbeda-beda. Aroma tahu yang tidak nyata adalah penambahan batu tahu dan asam cuka dengan perbandingan 3 : 1. Semakin sedikit penambahan batu tahu maka semakin nyata aroma asam yang dihasilkan.

c. Hasil Uji Kesukaan Tahu Biji Ketapang

Dokumen yang terkait

T-Valia: Tahu dengan Bahan Dasar Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) sebagai Bahan Substitusi Kedelai yang Efektif dan Efisien

0 5 10

“The catappa” : transformasi tempe dengan biji ketapang (terminalia catappa) sebagai bahan dasar substitusi kedelai penurun kolesterol darah

4 12 20

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI BAHAN BAKU TAHU DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PEPAYA DAN LAMA PERENDAMAN Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Tahu Dengan Penambahan Ekstrak Pepaya Dan Lama Perendaman Berbeda.

0 2 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 4 15

PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 0 15

PENDAHULUAN PEMANFAATAN BIJI KETAPANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN TAHU DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KOAGULAN YANG BERBEDA.

0 5 5

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 15

PENDAHULUAN Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggumpal.

1 3 7

PEMANFAATAN BIJI MUNGGUR SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN TAHU DENGAN PENAMBAHAN SARI Pemanfaatan Biji Munggur Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tahu Dengan Penambahan Sari Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Penggum

0 1 12

EFEKTIFITAS ASAM SITRAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL DAN PENGAWET PADA PRODUK TAHU.

0 1 10