dan meja biru muda yang sangat lembut, serta seragam siswa dengan paduan
warna analogus
merah-jingga-kuning yang
kesemuanya membentuk paduan warna yang harmoni.
Untuk komposisi tata letak penulis menjadikan scene ini sebagai tampilan yang asimetris dan sangat acak. Kesatuan setiap unsur dan
gabungan unsur tidak terlalu kuat. Penulis bermaksud agar suasana dinamis dan ramai bisa keluar seperti pada kehidupan nyata, aktivitas siswa taman
kanak-kanak cenderung lebih ramai ketika tidak ada kontrol dari guru mereka namun tetap memberi contoh keramaian yang positif.
Semua unsur penulis lakukan panning secara berlawanan dengan bagian tengah sebagai porosnya. Tujuannya agar timbul kesan seolah
kamera memutari latar hingga tersorot setiap sudutnya. Kemudian scene ini diakhiri dengan cut menuju scene berikutnya. Oleh karena bagian tengah
yaitu Zahra dan siswi lain yang menjadi poros, maka tokoh-tokoh lain yang juga memainkan peran yang serupa dengan Zahra dianggap sebagai
scondary action.
19. Scene Bu Fatimah Membuka Pintu
Gambar 4.40 Scene Bu Fatimah Membuka Pintu
Deskripsi
Siswa-siswi lantas dikejutkan dengan kedatangan Bu Fatimah, guru mereka. Ia memakai pakaian yang serba ungu. Murid-murid kemudian
berteriak satu sama lain dengam mengatakan bahwa guru mereka memang sudah datang. Bu fatimah terlihat membuka pintu dengan pelan sembari
membawa buku berwarna hijau bertuliskan
memberitahukan satu sama lain. Keterkejutan mereka disebabkan kondisi awal mereka yang sibuk dengan aktifitas masing-masing lantas kemudian
seketika harus siap di tempat duduk mereka. Suasana pun tiba-tiba menjadi gaduh sejenak dan setelah itu mereka siap untuk menerima pelajaran
dengan diawali salam bersama.
20. Scene Bu Fatimah Masuk Kelas Deskripsis
Gambar 4.41 Scene Bu Fatimah Masuk Kelas
Setelah membuka pintu, Bu Fatimah bergegas masuk kelas. Ia berjalan menuju mimbar sembari memandangi siswa-siswi dengan ekspresi
gembira. Terlihat ruang kelas dengan papan tulis dan karta-karta pendidikan
menempel pada dinding hijau yang bermotif bunga samar. Terlihat pula sedikit bagian kepala siswa-siswi.
Analisis
Bu Fatimah berjalan menoleh ke arah siswa-siswi sembari memberi senyum. Ia menuju mimbar. Kali ini ia tidak mengucapkan salam ketika
masuk. Kebiasaannya memang demikian. Guru masuk terlebih dahulu dan
kemudian siswa-siswilah yang pertama kali mengucapkan salam dipandu oleh ketua kelas.
Dalam scene ini tidak ada dialog. Murid-murid bergegas bersiap untuk memberi salam pada gurunya. Oleh karena itu, kelas menjadi tenang
dan hening. Tidak ada yang mungkin dibahasa secara khusus tentang komposisi
warna karena warna paduan warna yang penulis pilih disesuaikan dengan yang sudah ada. Namun komposisi tata letaknya sedikit berbeda.
Pendekatan keseimbangan asimetris dengan alih-alih pusat pandangan di sebelah kanan, karena subjek Bu Fatimah bergerak ke kiri, pusat
pandangan pun bergesar. Namun, kesatuan dalam scene ini cukup kuat. Dalam scene ini BuFatimah disorot secara medium shot. Tujuannya
adalah agar terlihat lingkungan secara lebih komprehensif sehingga dapat diketahui ke mana arah dia akan beranjak melangkah. Terlihat beberapa
unsur yang dapat menjelaskan tempat di mana Bu Fatimah melakukan adegan. Papan tulis, sebagaian kepala para siswa dan sedikit penampakan
mimbar guru menunjukkan bahwa Bu Fatimah melakukan adegan berjalan menuju mimbar yang berada di bagian depan kelas.
21. Scene Beri Salam 1 Deskripsi
Yuda, ketua kelas bersegera menyiapkan teman-temannya untuk memberi salam pada guru mereka. Ia memberi instruksi