Paduan warna yang penulis pilih adalah analogus dengan warna yang memiliki intensitas tinggi yang berkisar antara warna biru-hijau dan
jingga ke kuning. Warna-warna ini adalah warna khas nuansa pagi di halaman yang hijau dan penuh dengan bunga. Jadi, meski penulis tidak
menggambarkan seluruh halaman, namun nuansa tersebut bisa tergambar di benak pemirsa.
Selain itu, kemunculan scene ini juga dalam hemat penulis sudah tepat. Penggunaan disolve dengan tempo lambat semakin membuat diiringi
instrumen gitar akustik yang bitnya lembut semakin menimbulkan suasana tenang dalam mengawali sebuah cerita.
Sedangkan dari tinjauan bentuk desain setiap unsur, penulis menggabungkan unsur-unsur kartunal dengan teknik shading yang
berbeda. Untuk desain bunga mataharinya, pada dasarnya bentuknya cukup kartunal, akan tetapi karena teknik shadingnya menggunakan pendekatan
naturalis, maka bunga mataharinya cenderung natural. Sementara desain kupu-kupunya terlihat sangat kartunal karena teknik pewarnaan dan
shading-nya terlampau jauh dari pendekatan naturalis. Namun, penulis masih menambahkan kesan faktual pada scene ini.
Terlihat gerakan kupu-kupu yang sangat bersesuaian dengan fakta. Adanya anticipation saat jaraknya sudah sangat dekat dengan bunga. Selain itu,
gerakan bunga dan dedaunan yang merupakan secondary action, terlihat sangat alami dengan gerakan saling berkesinambungan antara bunga satu
dengan lainnya mengikuti arus udara yang bergerak.
4. Scene Perkenalan dan Pengawalan Cerita
Gambar 4.25 Scene Perkenalan Pengawalan Cerita
Deskripsi
Salam pembuka menjadi awalan dialog oleh dua tokoh utama-Zahra Junda-dengan penonton. Kemudian, mereka memperkenalkan diri.
Nama dan hubungan kelurga mereka pun disebutkan. Setelah itu, mereka mulai mengawali cerita dalam film dengan sedikit narasi pembuka. Narasi
itu berisi bahwa mereka memiliki cerita menarik dan mengandung banyak pelajaran di dalamnya. Lantas, mereka mengajak penonton untuk
menyimak cerita tersebut. Posisi tata letak dalam scene ini yaitu kucing putih berada di antara
Zahra Junda yang memakai seragam sekolah berwarna kuning dan jingga. Zahra di sebelah kiri dan Junda di sebelah kanan. Dari posisi ini si
kucing terlihat diam saat dibelai manja oleh kedua tokoh tersebut. Lantas ketika hendak melakukan dialog, Zahra Junda berhenti membelai.
Analisis
Pada awalnya latar scene ini didesain asimetris. Namun pengaruh dari tata letak tokoh Zahra dan Junda membuat scene ini secara
keseluruhan cenderung simetris. Hal ini dikarenakan ketika melihat scene ini, pandangan akan lebih terfokus pada tokoh yang melakukan adegan.
Akan tetapi kesan asimetris kembali ada ketika kedua tokoh melakukan adegan melambaikan tangan. Keduanya melambaikan tangan kanan
mereka. Padahal, penulis bisa mempertahankan konsistensi komposisi simetris ketika salah satu tokoh melambaikan tangan kirinya. Penulis
bermaksud tetap menjaga etika ketimuran dengan mengambil langkah ini. Secara berurutan, adegan ini diawali dengan penampakan kupu-
kupu yang mendarat di atas bunga mata hari. Kemudian, terjadi disolve menuju frame yang menampakan Zahra dan Junda dalam sorot long shot
sedang memberi salam. Setelah itu, transisi cut menuju frame mid close-up dimana kedua tokoh utama memperkenlakan nama dan hubungan famili
mereka. Cut kembali dilakukan menuju frame close-up menyoroti Junda saja dan kemudian dilakukan alih gerak kamera ke arah Zahra dengan
pendekatan sorot yang sama. Keduanya saling mendukung dalam menyampaikan kepada penonton bahwa mereka memiliki cerita menarik.
Terakhir, dilakukan zoomout hingga mereka tersorot secara medium long shot.
Disolve kembali penulis gunakan walau hanya di awal dengan harapan penulis bisa menyajikan sisa kesan santai dari scene sebelumnya
barulah kemudian penulis bisa melakukan transisi-transisi yang lebih memiliki tempo sedang hingga cepat seperti pada transisi cut dari adegan
salam, perkenalan, dan close-up wajah Junda secara berurutan, dilanjutkan