Scene Bu Fatimah Masuk Kelas Deskripsis

kemudian siswa-siswilah yang pertama kali mengucapkan salam dipandu oleh ketua kelas. Dalam scene ini tidak ada dialog. Murid-murid bergegas bersiap untuk memberi salam pada gurunya. Oleh karena itu, kelas menjadi tenang dan hening. Tidak ada yang mungkin dibahasa secara khusus tentang komposisi warna karena warna paduan warna yang penulis pilih disesuaikan dengan yang sudah ada. Namun komposisi tata letaknya sedikit berbeda. Pendekatan keseimbangan asimetris dengan alih-alih pusat pandangan di sebelah kanan, karena subjek Bu Fatimah bergerak ke kiri, pusat pandangan pun bergesar. Namun, kesatuan dalam scene ini cukup kuat. Dalam scene ini BuFatimah disorot secara medium shot. Tujuannya adalah agar terlihat lingkungan secara lebih komprehensif sehingga dapat diketahui ke mana arah dia akan beranjak melangkah. Terlihat beberapa unsur yang dapat menjelaskan tempat di mana Bu Fatimah melakukan adegan. Papan tulis, sebagaian kepala para siswa dan sedikit penampakan mimbar guru menunjukkan bahwa Bu Fatimah melakukan adegan berjalan menuju mimbar yang berada di bagian depan kelas.

21. Scene Beri Salam 1 Deskripsi

Yuda, ketua kelas bersegera menyiapkan teman-temannya untuk memberi salam pada guru mereka. Ia memberi instruksi Karena tidak berada di tempat yang berbeda, penampakan-penampakan bernda-benda dalam scene ini masih sama dengan scene Sebelum Jam Pelajaran. Dinding hijau, lantai kayu, jendela besar masih terlihat jelas. Selain itu tidak ketinggalan pula rak buku kecil dan karta pendidikan juga masih diperlihatkan. Gambar 4.42 Scene Beri Salam 1 Analisis Terlihat Yuda dalam sorot mid shot bergerak bersama siswa-siswi lain yang lebih jauh dari kamera. Tata letak semacam ini membuat centre of interest menjadi milik Yuda. Adapun alasan Yuda sebagai centre of interest karena di scene ini ia yang menjadi pemimpin dialog. Sementara, siswa-siswi lain mengikuti instruksinya. Dalam melakoni scene ini, saat Yuda memberi instruksi untuk berdiri, setiap siswa masih duduk dianggap sebuah anticipation. Sudut pandang yang penulis pilih cenderung pada sudut pandang mata elang meski tidak terlalu kentara karena jarak kamera dan keterbatasan luas ruangan. Penulis bermaksud agar seluruh elemen ruangan yang melekat atau dalam sentuhan para tokoh terlihat secara lebih utuh