Scene Ibu Hamil Screenshoot 1. Scene Judul Film

hamil tersebut memegangi perutnya sendiri. Scene ini muncul saat Bu Fatimah menjelaskan tentang keajaiban di dunia. Terdapat dua tampilan dalam satu scene ini. Tampilan pertama tampilan ibu hamil dari kejauhan dengan atribut latar lengkap berada di sebelah kiri. Tampilan kedua adalah sosok ibu hamil tadi dilihat dari dekat dengan latar cahaya putih berada di sebelah kanan. Analisis Karakter ibu hamil dalam scenen ini berpakaian daster dan kerudung jingga kusam yang kurang sempurna menutupi rambutnya. Pola pakaian semacam ini biasanya dapat ditemukan di pedesaan. Adapun alasan penulis mencitrakan karakter ibu hamil sedemikian rupa sebab penulis ingin memberi sedikit kesan klasik dan alami. Untuk lebih mendukungnya, penulis menambahkan rimbunan pepohonan sebagai latarnya. Selain sebagai pendukung, pepohonan ini semakin memperkuat tokoh dalam scene ini yaitu ibu hamil semakin terlihat karena warnanya yang dominan hijau merupakan pasangan perpaduan warna kontras dengan pendekatan triadik dengan warna kostum tokoh yaitu jingga. Pada dasarnya, tokoh tidak bergerak. Namun penulis melakukan panning pada setiap unsur dalam scene ini hingga tokoh yang pada awalnya tertutupi oleh latar depan dapat terlihat. Hal tersebut dimaksudkan agar timbul kesan bahwa tokoh yang disorot dengan long shot ini ditelusuri oleh kamera secara memutar. Di sini juga terlihat penampakan tokoh ibu hamil yang jauh lebih besar yang berada pada layer tersendiri dengan latar cahaya putih. Penampakan ini lah yang lebih menjadi point of interest karena ukuran dan letaknya. Penulis bermaksud menjadikannya sebagai index untuk memperjelas ekspresi yang mungkin bisa mencitrakan perasaan seorang ibu hamil yang sedang berkomunikasi dengan bayi yang sedang dikandungnya. Cahaya yang menjadi latar semakin mendukung pencitraan.

29. Scene Metamorfosis Kupu-kupu

Gambar 4.50 Scene Metamorfosisi Kupu-kupu Deskripsi Scene ini menggambarkan bagaimana urut-urutan metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu. Pertama ulat berjalan dari pangkal ranting. Kemudian ia mulai memakan satu persatu daun di ranting tersebut hingga habis. Setelah habis, ia menggantungkan badan di ujung ranting untuk melanjutkan daur hidupnya menjadi kepompong. Kepompong pun menetas hingga menjadi kupu-kupu. Latar terjadinya sdegan ini terdiri dari juluran ranting berdaun muda, semak belukar dengan bunga tiga warna dan terakhir adalah langit biru polos. Analisis Scene ini muncul dua kali, dalam penjelasan Bu Fatimah dan pada lagu ilustrasi. Akan tetapi terdapat perbedaan yang signifikan. Yang muncul saat lagu ilustrasi lebih detail dengan delapaan layer, sedangkan yang keluar saat Bu Fatimah memberikan penjelasan empat layer saja. Dua kali kemunculan ini bukan bermaksud untuk membuat sebuah pleonasme, akan tetapi penulis ingin memberi penegasan tentang metamorfosis kupu- kupu ini. Selain itu, perbedaan durasi dan jumlah layer antara penjelasan Bu Fatimah dengan kebutuhan lagu ilustrasi. Pergantian dari satu frame satu ke frame lain ditransisi dengan disolve. Hal tersebut dinaksudkan untuk memberikan sebuah kronologi yang masing-masing durasi per fase kronologi tersebut cukup lama sehingga untuk menggambarkannya memerlukan transisi yang halus.

30. Scene Telur dalam Bekal Deskripsi

Terlihat sebuah ilustrasi Zahra dan Raka hendak makan telur dalam menu makan mereka. Namun, keduanya berbeda tempat. Zahra berada di ruang makan di rumahnya dengan piring bulat berwarna hijau, sedangkan Raka ada di ruang kelas dengan kotak makan berwarna merahnya yang diletakkan di atas meja kelas berbentuk bulat.