D. Ruang Lingkup
Berdasar pada penjelasan di sub-bab sebelumnya, maka penulis menetapkan beberapa hal dalam proses penyusunan, detail dan perlakuan pasca
karya yaitu: Pertama, film animasi ini diperuntukkan sebagai penanaman aqidah
anak sejak dini dengan sasaran siswa siswi Play Group, Taman Kanak-kanak TK dan lembaga PAUD lain.
Kedua, mengenai pengujian terhadap keberhasilan dari karya penulis, penulis menilai perlu tindakan, pengetahuan dan observasi lebih lanjut di luar
batasan-batasan kajian penulis sebagai desainer. Maka dari itu, penulis menempatkan diri hanya sebagai pelaku seni yang menciptakan satu film
animasi kartun. Ketiga, judul yang penulis pilih adalah
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai saling bicara satu sama lain; penyebaran informasi; bersenda gurau; penggunaan fasilitas internet; gaya
berpakaian; gaya rambut yang dipilih; dan daftar definisi tersebut masih dapat diteruskan tanpa ada batasnya. Karena segala aspek kehidupan manusia dapat
merupakan bentuk komunikasi. Sejalan dengan penjelasan Triyanto tentang pendapat Mulyana
mengenai ruang lingkup komunikasi mengatakan komunikasi yang tetap hanya terdapat pada masyarakat kecil, kelompok orang yang hidup berdekatan yang
merupakan satu unit politik. Namun sekarang, akibat kecepatan media informasi dan kompleksnya berbagai macam hubungan, maka komunikasi
telah menjadi masalah semua orang Triyanto, 2010:1. Dengan kata lain ruang lingkup komunikasi semakin berkembang
seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi. Komunikasi
sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata Latin lainnya yang mirip. Mulyana, 2005:41
Kata yang bermakana
istilah desain. Namun di kalangan seni rupa, istilah
rekayasa, perancangan kerangka, sketsa ide, gambar busana, hasil keterampilan, karya kerajinan, kriya, teknik presentasi, pengayaan,
komunikasi rupa, denah, layout, ruang interior, benda yang bagus, pemecah masalah rupa, dalam kata kerja mendesain berarti : menata,
mengkomposisi, merancang, merencana, menghias, memadu, menyusun, mencipta, berkreasi, mengkhayal, merenung, menggambar, menyajikan
karya dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan proses perupaan dalam arti luas.
Dalam kurun waktu hampir tiga dekade, istilah
terasa komprehensif jika dibahas secara integral tanpa harus mengurangi tingkat sistematikanya.
Pengambilan pendapat tentang hal tersebut juga penulis kutip dari beberapa referensi yang cukup berkoherensi. Ada dua penjelasan
terminologis sederhana tentang pengertian desain komunikasi visual yang mungkin bisa ditarik benang merahnya dan dijabarkan lebih rinci
dengan penjelasan secara etimologis. Pertama, menurut Wijaya desain komunikasi visual diartikan
sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, cerita, konsep dan informasi melalui penglihatan. Dijelaskan lebih lanjut Wijaya,
1999:47 sebuah desain komunikasi harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya untuk memuaskan keinginan desainer sendiri.
Dengan demikian, maka sebuah karya desain komunikasi visual dapat dikatakan berhasil apabila ide, cerita, atau informasi yang ingin
disampaikan oleh karya tersebut dapat diterima oleh masyarakat pengamat dengan tepat.
Kedua, Cenadi 1999:3 memberi pengertian yang menempatkan desain sebagai subjek dengan mengartikannya sebagai desain yang
mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual. Perbedaan mencolok dengan pengertian pertama adalah
penjabaran pengertian semacam ini menuntut desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi masyarakat pengamat.
Perbedaan sudut pandang kedua pengertian itu sungguh bertolak belakang ditinjau dari penempatan karya , pelaku desainer dan desain
komunikasi visual itu sendiri dibanding dengan masyarakat pengamat. Pengertian pertama menempatkan karya dan desainer
komunikasi visual sebagai objek penyesuaian keadaan masyarakat, sedangkan pengertian kedua menuntut desainer komunikasi visual
dapat mengarahkan masyarakat untuk menyesuaikan keilmuan melalui karyanya.
Namun, yang lebih perlu menjadi ulasan lebih lanjut adalah benang merah dari kedua pengertian tersebut. Dari keduanya terdapat unsur
utama yang bisa dijabarkan secara rinci untuk dapat menangkap esensi dari keduanya yaitu desain sebagai representasi pihak baik sebagai
objek atau sebagai subjek, informasi atau message sebagai representasi dari komunikasi dan visual yang merupakan representasi dari nilai
estetis baik dari sudut pandang masyarakat atau sudut pandang desiner.
b. Fungsi desain komunikasi visual
Cenadi 1999:4 menjabarkan dalam Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual bahwa dalam perkembangannya selama beberapa
abad, desain komunikasi visualmempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasidan instruksi dan
sebagai sarana presentasi serta promosi. 1 Desain komunikasi visual sebagai sarana identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan
tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan
dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah
membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau
kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan
dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.
3 Desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi
dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian atensi dari mata secara visual dan membuat pesan
tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna
dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan
menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual produk atau jasa.
c. Elemen-eleman desain komunikasi visual
Ada tiga elemen penting yang dimungkinkan harus ada dalam sebuah desain komunikasi visual yang di terangkan oleh Cenadi
1999:5 dalam Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual, yaitu: 1 Tipografi
Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan
sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata lisan ke dalam bentuk tulisan visual. Fungsi bahasa visual ini adalah untuk
mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster,
buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang
tipografer penata huruf tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer
dan desainer huruf type designer. Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan
bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-
lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan oleh
huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang
desainer huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini, banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu
gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang dapat
memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Dewasa ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain
Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan
pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita melihat
brosur sebuah tempat peristirahatan resor, tentunya kita akan melihat banyak foto yang menarik tentang tempat dan fasilitas dari
tempat tersebut yang membuat kita tertarik untuk mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut
digunakan jenis huruf yang serius atau resmi contohnya jenis huruf Times, maka kesan santai, relax dan nyaman tidak akan
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya
sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu
masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol. Bentuk yang lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo
adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan
perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image
yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang
dituju. 3 Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar yang berfungsiuntuk memberi penjelasan atau memperindah penampilan suatu tulisan. Gambar
demikian banyak kita temukan di majalah, buku dan media cetak pada umumnya. Bentuknya mulai dari vignette, sampul buku,
gambar peraga hingga ilustrasi komik. Nurhadiat, 2004 Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain
Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan
fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek
yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.
Gambar 2. 1 Contoh Ilustrasi Karya Penulis
Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan
ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat
menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat
bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat
fotografi hanya berusaha untuk
anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main. Ilustrasi-
ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak- anak yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum
dapat membaca.
C. Animasi