Scene - Pemukulan Kucing
Dari sisi paduan warna, warna latar dengan paduan warna yang cenderung gelap dan meski menggunakan pendekatan warna komplementer
hijau-merah. Penulis memanfaatkan peluang ini untuk menonjolkan tokoh di dalamnya dengan warna yang terang. Kucing yang berwarna putih dan
kostum Raka dengan paduan warna analogus kuning dan merah cerah. Selain itu penggunaan paduan warna-warna gelap dalam latar juga
dilatarbelakangi oleh keadaan latar yang cukup rimbun hingga menuntut penulis memakai warna-warna gelap.
Di dalam scene ini muncul suasana yang tegang yang kuat. Kejadian ini cukup membuat anak usia taman kanak-kanak terhentak.
Selain penulis memberi rangkaian suasana gelap pada paduan warna latar, terdapat pula efek pencahayaan berupa bayangan horisontal yang bergerak
secara vertikal memusat kepada dua tokoh yang beradegan. Suasana ketegangan pun makin dapat dirasakan karena fokus penontong semakin
diarahkan dengan efek pencahayaan tersebut. Efek yang penulis berikan bukan hanya efek visual, melainkan penulis kembali memberikan efek
bunyi piano dengan tone yang rendah yang sempat muncul di scene Junda Bertanya-tanya.
Teknik sorotnya pun ikut menguatkan suasana tegang. Diawali dengan gerak latar depan secara panning menjauhi pusat layar dengan
kamera dilakukan zoom in. kemudian terlihat di bagian tengah pusat pandangan centre of interest yaitu tokoh yang melakukan adegan, Raka
dan kucing. Zooming dan panning tersebut dilakukan dengan tempo yang
cukup cepat. 10. Scene Larangan Zahra
Gambar 4.31 Scene Larangan Zahra
Deskripsi
Zahra langsung memperingatkan Raka. Ia mengatakan bahwa si kucing akan kasihan jika Raka memukulinya terus. Kemunculan Zahra di
sini sangat mendadak dan perpindahan ke adegan berikutnya pun berlangsung sangat cepat. Ia tersorot sangat dekat dengan kamera hingga
hanya kepala hingga sebagaian bahu saja yang terlihat. Terlihat pula latar belakang rimbunan semak di sekitar jalan menuju
masjid. Oleh karena di lihat dari sudut pandang yang berbeda latar ini tidak hanya dipenuhi semak belukar. Akan tetapi, terlihat pula langit jingga
dengan awan putih tipis, pagar batas berwarna merah, tanah berumput hijau dan sedikit sudut tikungan jalan.
Analisi
Wajah Zahra sebenarnya susah untuk dilakukan eksplorasi ekspresinya. Matanya yang sipit dengan alis yang sangat rapat dengan
matanya menyebabkan penulis kesulitan dalam memvisualisaikan perasaan
Zahra melalui ekspresi wajah. Oleh karena itu, penulis menggunakan intonasi suara untuk memunculkan ekspresinya.
Secara keseluruhan komposisi tata letak scene ini cenderung asimetris. Meski unsur pokok berupa close-up dari tokoh penulis letakkan
di tengah, namun posisinya yang condong ke kiri dan latar yang memang sama sekali tidak simetris. Sedangkan dari segi paduan warna, penulis
masih menggunakan paduan warna seperti pada scene-scene sebelumnya yaitu perpaduan warna kontras dengan intensitas tinggi.
Suasana tegang di scene ini masih berlanjut meski pencahayaan di sini sangat terang. Penulis melanjutkan suasana tegang dengan melakukan
panning berkecepatan sangat tinggi untuk beralih ke scene berikutnya.