mereka. Jika sebelumnya tokoh hanya gerakannya sangat minim, di scene ini tokoh Raka melakukan sedikit gerakan tangan untuk menunjukkan
keberadaan laki-laki setengah baya yang ia percayai.
15. Scene Orang Gila Deskripsi
Orang yang ditunjukkan oleh Raka. Lantas digambarkan dalam scene ini dari jauh dan kemudian sorot diperdekat hingga terlihat secara
jelas raut mukanya. Dengan ekspresi aneh, ia hanya bilang
Tampak Orang Gila tersebut tidak melakukan perubahan ekspresi yang berarti. Mata tetap saja sayu dan alisnya tidak bergerak. Namun
demikian, mimik mukanya masih memiliki nilai ekspresi yaitu kesan tidak peduli dengan keadaan sekitar laiknya orang gila pada umumnya.
16. Scene Penjelasan Zahra Junda Deskripsi
Gambar 4.37 Scene Penjelasan Zahra Junda
Setelah melihat kembali pada orang yang sebelumnya ia percaya, Raka menjadi merasa aneh terhadap orang tersebut. Ditambah penjelasan
Junda dan Zahra bahwa orang itu adalah orang gila, Raka menjadi semakin ragu dan takut. Dan memutuskan untuk lari secepatnya sebelum orang gila
tersebut berbuat lebih. Zahra dan Junda pun merasakan hal yang sama. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk bersembunyi di balik semak-
semak sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dikarenakan kegilaan orang yang ditunjukkan oleh Raka.
Posisi mereka yang semula saling berhadapan berubah menjadi Zahra Junda berada di belakang Raka. Selain karena sudut pandang yang
berbeda, terlihat pula Zahra Junda mendekati Raka. Ekspresi Junda
memperlihatkan mata yang sayu, sedangkan Raka membelalak dan mulutnya menggigil.
Analisis
Scene ini merupakan scene yang unik. Gaya kartunalnya sangat kental. Mulai dari ekspresi, gerakan tokoh dan gerakan latarnya sangat
terdistorsi. Ekspresi dan perubahan aneh Raka saat melihat fakta bahwa orang yang memberi ia pemahaman sesat berlaku tidak normal sangat tidak
identik dengan teknik pada gaya manga Jepang. Kemudian, ekspresi ketakutannya ketika ia mengetahui orang aneh tersebut adala orang gila
dibuat jauh dari karakternya ketika ia bersikap wajar. Matanya bulat membesar, terlihat gigi-giginya yang beperti beradu dan tubuhnya bergetar
seolah mengigil dan saat ia lari ketakutan terdapat atribut berupa asap-asap tipis seperti deBu yang beterbangan yang merepresentasikan kecepatan.
Ekspresi Junda pun begitu kartunal. Wajahnya yang biasanya terlihat lucu sesuia dengan usianya kali ini berubah menjadi tidak wajar.
Matanya memicing dan cahanyanya hilang seperti menghasut dan mulutnya bergerak ke samping ketika mengatakan sesuatau kepada Raka
seperti sedang berbisik-bisik. Akan tetapi, berbeda dengan Zahra yang memang kurang bisa
dieksplorasi karena bentuk detail dari wajahnya yang sangat otentik. Terlebih kacamata yang ia kenakan menghalangi penulis untuk
mempermainkan bentuk matanya yang sipit hingga tidak terlihat biji