Analisi
Scene ini memiliki kesamaan di hampir semua segi. Komposisi tata letak, paduan warna cara sorot hingga kemunculan dan peralihan scene
dilakukan dengan cara yang sama. Suasana yang diciptakan dalam scene ini pun pada akhirnya menjadi sama, ketegangan tetap berlanjut.
Yang membedakan hanya tokoh yang melakukan adegan dan sudut pandang pada sisi latar yang berbeda. Tokoh Junda memiliki wajah yang
sangat potensial untuk dilakukan eksplorasi ekspresi. Alis, kelopak mata dan biji mata yang seakan terpisah dapat digerak-gerakkan untuk
menimbulkan ekspresi tertentu. Jadi, sulih suara yang masuk tidak perlu terlalu menonjolkan ekspresi untuk dapat menunjukkan bahwa Junda saat
itu sedang memberi ultimatum kepada Raka. Dengan demikian personality Junda benar-benar terindera.
12. Scene Bantahan Raka
Gambar 4.33 Scene Bantahan Raka
Deskripsi
Tidak disangka dengan keras kepala, Raka membantah peringatan dari Zahra dan Junda. Menurutnya, dia tidak takut dosa karena Allah tidak
ada. Zahra dan Junda pun menjadi kaget. Terlihat ia menenteng kayu coklat yang ia gunakan untuk memukul kucing di bahunya. Alis matanya
terangkat seperti orang yang mengerutkan dahi sehingga terlihat Raka dengan muka cemberut.
Analisis
Scene ini pun masih menggunakan pola yang sama persis dengan dua scene sebelumnya dilihat dari sisi komposisi, paduan warna dan teknik
kemunculannya. Secara detail, penjelasannya sama dengan penjelasan scene sebelumnya.
13. Scene “Astaghfirullah”
Gambar 4.34 Scene
Analisis
Pola latar dalam scene ini hampir sama dengan scene sebelumnya yaitu scene ke-7 dan ke-8. Pola garis-garis horisontal yang bergerak acak
secara vertikal yang memiliki paduan warna analogus. Selain itu, efek suara chord piano dengan nada rendah kembali terdengar. Akan tetapi,
terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Warna-warna yang dipilih lebih gelap dan gerakan garis-garis di dalamnya relatif lebih lambat. Hal ini
dimaksudkan agar suasana mencekam terasa lebih kuat. Ditambah lagi, sorot kamera dengan sudut pandang yang unik.
Diperlihatkan secara jelas Zahra dan Junda berhadapan dengan Raka secara medium shot seolah mengitari mereka secara revolutif bergerak mengitari
sehingga ada kesan mereka sedang berduel. Kesan revolutif ini penulis lakukan dengan melakukan gerakan panning pada dua kubu tokoh.
Di scene ini terdapat secondary action dari Zahra dan junda secara bergantian. Di saat Zahra melakukan dialognya, Junda melakukan gerakan-
gerakan tubuh yang pada dasarnya tidak perlu dia lakukan. Begitu pula Zahra juga melakukan gerakan menegakkan dan kepala ketika Junda
mengambil bagian. Penulis menambahkan scondary action ini semata hanya untuk menghidupkan kesan sebuah aktifitas makhluk hidup telah
terjadi dalam scenen ini.