Scene Siswa-siswi Sudah Mengerti

lain. Kemudian beralih ke adegan berikutnya dengan diiringi lagu tema yang diawali dengan suara vokal. Analisis Scene ini adalah scene yang paling komprehensif dalam memperlihatkan seisi ruang kelas walau masih ada beberapa elemen yang tidak terlihat. Sudut pandang mata elang dengan longshot inilah yang menyebabkan sebagaian besar ruangan terlihat. Dinding dengan masing- masing cendela yang melubanginya, lantai kayu hingga langit-langit kelas pun terlihat. Saat scene ini diperlihatkan sudah bisa terasa nuansa yang berbeda dibandingkan dengan scene sebelumnya yang lebih membawa benak penonton pada sesuatu yang imajinatif. Hal itu dikarenakan transisi antar scene ini dengan sebelumnya adalah fade yang sangat terasa. Durasi transisinya memang terbilang singkat, akantetapi jeda dalam transisi fade tersebut berupa penampakan hitam polos cukup menyita waktu sehingga benar-benar seperti penontong dibawa untuk memejamkan mata sejenak dan melihat penampakan yang baru. Di scene ini, meski porsi space Bu Fatimah cukup besar, namun fokus penonton lebih terarahkan pada barisan siswa-siswi. Bu Fatimah keberadaannya seperti Latar depan saja. Hal ini disebabkan oleh, penampakan Bu Fatimah yang disorot dari belakang menjadikan kedetilannya sangat minim polos. Konsekuensinya, mata penonton lebih terarah pada lingkungan lain seperti barisan siswa-siswi dan dinding beserta aksen-aksennya.

33. Scene Elang Terbang Deskripsi

Digambarkan seekor burung elang yang terbang yang terlihat dari bawah hingga hanya langit biru dan awan putih di atasnya terlihat sebagai latar belakang. Di dalm scene ini tidak terdengar dialog apapun. Satu- satunya suara adalah lagu ilustrasi yang menggambarkan Allah sebagai satu-satunya tuhan pencipta alam. Gambar 4.54 Scene Elang Terbang Analisis Scene ini adalah scene ilustrasi pertama saat lagu berjudul tertentu sebenarnya hanya diam. Penulis bermaksud membuat penonton yang seolah mengitari pemandangan awan tersebut dari bawah. Kamera yang menyoroti langit dan awan tersebut diputar sehingga menimbulkan ambiguitas tersendiri. Konsekuensi dari penciptaan tipe gerak awan dan langit tersebut adalah klaim bahwa burung elang hitam yang melintas tidak terbang lurus, akan tetapi bergerak menikung dengann sudut yang sangat tumpul sehingga membentu sebuah seperempat lingkaran apabila kamera tidak menyoroti scene secara memutar. Ilusi-ilusi gerak semacam ini dimaksudkan untuk memperoleh kesan hamparan alam raya yang megah. Dengan tipe sorot semacam ini, scene yang terbatas seolah menyoroti sesuatu yang sangat luas. Burung elang yang pada umumnya terlihat kokoh denga ukuran yang cukup besar, kali ini terlihat sangat kecil karena seolah disorot dengan jarak yang jauh. Kemegahan semakin dikuatkan dengan warna langit yang sangat jernih dan awan yang menghiasinya pun terlihat serasi baik bentuk, ukuran maupun konturnya yang kabur seakan awan tersebut mendekati kenyataan. Tercitralah sebuah keanggunan dari scene ini yang menggambarkan alam yang sangat ramah dan megah sesuai dengan lagu ilustrasi yang diperdengarkan. Kemudian, selain intonasi, tempo dan bit aransemen lagu, transisi sebelum dan sesudah scene ini berupa disolve sangat menimbulkan kesan tentram. Kembali penulis bermaksud menyesuaikan maksud dari rasa lagu