Scene Penjelasan Zahra Junda Deskripsi
memperlihatkan mata yang sayu, sedangkan Raka membelalak dan mulutnya menggigil.
Analisis
Scene ini merupakan scene yang unik. Gaya kartunalnya sangat kental. Mulai dari ekspresi, gerakan tokoh dan gerakan latarnya sangat
terdistorsi. Ekspresi dan perubahan aneh Raka saat melihat fakta bahwa orang yang memberi ia pemahaman sesat berlaku tidak normal sangat tidak
identik dengan teknik pada gaya manga Jepang. Kemudian, ekspresi ketakutannya ketika ia mengetahui orang aneh tersebut adala orang gila
dibuat jauh dari karakternya ketika ia bersikap wajar. Matanya bulat membesar, terlihat gigi-giginya yang beperti beradu dan tubuhnya bergetar
seolah mengigil dan saat ia lari ketakutan terdapat atribut berupa asap-asap tipis seperti deBu yang beterbangan yang merepresentasikan kecepatan.
Ekspresi Junda pun begitu kartunal. Wajahnya yang biasanya terlihat lucu sesuia dengan usianya kali ini berubah menjadi tidak wajar.
Matanya memicing dan cahanyanya hilang seperti menghasut dan mulutnya bergerak ke samping ketika mengatakan sesuatau kepada Raka
seperti sedang berbisik-bisik. Akan tetapi, berbeda dengan Zahra yang memang kurang bisa
dieksplorasi karena bentuk detail dari wajahnya yang sangat otentik. Terlebih kacamata yang ia kenakan menghalangi penulis untuk
mempermainkan bentuk matanya yang sipit hingga tidak terlihat biji
matanya. Dalam hemat penulis, apabila wajah Zahra dipaksa untuk dilakukan distorsi, maka esensi dari karakter Zahra akan hilang.
Dari segi pengambilan gambar, penulis memakai sorot kamera close-up dengan pertimbangan agar gerakan-gerakan yang dilakukan
dibeberapa bagian tubuh seperti bagian lengan bisa terlihat, selain itu hal tersebut memudahkan penulis untuk menggambarkan ketiga tokoh
denganan porsi yang tepat. Pendekatan komposisi tata letak yang penulis pilih adalah
cenderung simetris dengan tokoh Raka sebagai pusatnya. Penulis bermaksud agar Raka yang menjadi pusat pandangan penonton.
Sebenarnya, pemilihan komposisi tata letak ini hanya sebagai pendukung karena Raka memang memiliki potensi sebagai centre of interest dengan
ekspresinya yang sangat dinamis. Secara kronologis, perubahan-perubahan latar pada dasarnya untuk
merepresentasikan perasaan Raka yang ketakutan. Pada awalnya Raka hanya merasa aneh dan ini tidak berpengaruh terhadap latar. Setelah ia
diberitahu oleh Zahra dan Junda tentang jati diri orang yang ia percaya, ia baru merasa ketakutan. Saat itulah latar berubah menjadi polos dengan
paduan warna coklat gelap dan hitam. Kemudian, Raka lari dan tidak terlihat lagi di dalam scene setelah sebelumnya melakukana Anticipation
terlebih dahulu. Latar pun berubah normal kembali. Lantas scene ditutup dengan transisi fade out sebagai tanda squence ini berakhir menuju
sequence berikutnya denga kejadian-kejadian di Taman kanak-kanak Jundullah tempat Zahra dan Junda bersekolah.