pembelajaran yang netral tanpa sebuah perdebatan di kalangan lembaga- lembaga pendidikan walau memiliki basis kejamaahan yang berbeda-beda
sehingga bisa menjadi sebuah media bersama dalam menyelenggarakan pendidikan spiritual.
2. Jenis Karya
Kemajuan teknologi multimedia yang bersifat entertaining sangat mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Bermunculanlah media-
media pendidikan yang bersifat menghibur dalam penyajian materi. Eksplorasi media-media ini semakin marak digagas mulai dari para
pendidik dan calon pendidik yang notabenenya sangat berdekatan dengan dunia pendidikan hingga para praktisi multi media dan animator yang
memiliki disiplin ilmu yang hampir tidak memiliki referensi kependidikan. Salah satu praktisi multimedia yang menggagas sebuah karya media
pendidikan adalah Abdul Aziz-praktisi multimedia yang bergerak secra freelance dan alumni UNNES-dengan Chemopoly Game sebagai Media
Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas 11 Smester II. Selain itu, menjamurnya VCD-VCD pendidikan anak juga menjadi indikasi penting
dalam klaim tentang eksistensi media edukasi berupa hiburan yang mendidik. Mulai dari VCD cara berhitung yang berorientasi pada
pendidikan intelegensi hingga sesuatu yang berbau agama terutama pendidkan spiritual Islam. Televisi yang semula menyajikan tontonan
edukasi dan hiburan dengan batas yang sangat jelas sekarang mulai menggabungkan dua segmentasi ini menjadi satu. Misalnya adalah Dora
The Explorer yang ini adalah acara hiburan anak dengan nuansa edukasi yang sangat kental. Begitu maraknya penggabungan unsur hiburan dengan
edukasi dalam multi media sehingga penulis tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Sekian banyak media pembelajaran berupa multimedia yang telah diuraikan, penulis memilih VCD film animasi dengan berbagai alasan yang
diantaranya: Pertama, VCD memiliki portabilitas yang cukup tinggi sehingga
memungkinkan pembelajaran dapat dilakukan di banyak alternatif ruang dan waktu. Ini merupakan keunggulan VCD di banding program televisi
yang sangat dibatasi oleh kebijakan stasiun televisi yang dimungkinkan menjadi rekan dalam pewujudan karya penulis.
Kedua, VCD merupakan media yang cukup murah dibandingkan film dalam format DVD. Harga pemutar VCD pun lebih dapat dijangkau
oleh rumah tangga pada umumnya sehingga orang tua dapat memberikan pendidikan kepada putra-putrinya dengan biaya yang lebih terjangkau.
Lembaga-lembaga pendidikan usia dini terutama taman kanak-kanak pun akan lebih berminat terhadap film dengan format VCD apabila memiliki
orientasi untuk merampingkan biaya penyelenggaraan pendidikan. Ketiga, dikarenakan pola pikir, keterbatasan informasi dan
kemampuan yang dimiliki siswa-siswi yang masih belia memungkinkan kurangnya efektifitas dalam mengikuti pembelajaran yang lebih
membutuhkan interaksi dengan media sehingga VCD film animasi sebagai media yang lebih pasif dinilai sangat cocok dengan kondisi yang ada.
C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan