27 1
Tekun menghadapi tugas suka bekerja keras, terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2 Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang dicapainya.
3 Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah minat
untuk sukses. 4
Lebih senang bekerja dan mengerjakan secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain.
5 Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang besifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6
Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu.
7 Tidak mudah melepaskan dalam berpendapat yang diyakini.
8 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Hamzah B. Uno 2008: 45, indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4 Adanya penghargaan dalam belajar
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
28 6
Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik
Berdasarkan uraian tersebut, maka indikator Motivasi Belajar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tekun menghadapi tugas,
tidak mudah putus asa menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal, hasrat dan keinginan berhasil, serta
dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Fasilitas Belajar
a. Pengertian Fasilitas Belajar
Menurut Slameto 2013: 67, “Fasilitas belajar adalah alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dan yang dipakai oleh siswa dalam menerima bahan pelajaran yang diajarkan
”. Fasilitas belajar meliputi sarana dan prasarana. Seperti yang
dikemukakan oleh Tatang M. Amirin, dkk 2013: 76 bahwa “Fasilitas
merupakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu kegiatan
”. Daryanto 2006: 51 juga menjelaskan bahwa fasilitas belajar secara etimologi terdiri dari sarana
dan prasarana belajar. Sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan prasarana adalah alat yang
tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Suharsimi dan Lia 2012: 187, yang dimaksud dengan sarana dan prasarana pendidikan adalah semua
29 fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor yang tak kalah penting yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian prestasi belajar.
Siswa yang memiliki fasilitas belajar yang lengkap akan merasa nyaman dalam belajar karena adanya ruang beserta perabot belajar
yang baik, mudah dalam mencari informasi mengenai materi yang sedang dipelajari, serta memudahkan dalam pengerjaan soal-soal
praktik. Sebaliknya, siswa yang memiliki fasilitas belajar yang kurang lengkap dapat terganggu kegiatan belajarnya dan kesulitan ketika
memerlukan informasi dalam pengerjaan tugas yang diberikan guru, sehingga menghambat pencapaian prestasi belajar.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa Fasilitas Belajar adalah semua bentuk sarana dan prasarana yang