Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas Kontrol

sama yaitu 33. Jika dilihat dari sebaran data kedua kelompok terlihat bahwa kelas kontrol memiliki sebaran yang lebih homogen karena memiliki nilai varian dan simpangan baku yang lebih besar dari kelompok eksperimen. Artinya kemampuan pemahaman konsep matematik pada kelompok kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan kemampuan pemahaman konsep matematik pada kelompok eksperimen lebih cenderung berkumpul diatas rata-rata kelas. Perbandingan pencapaian tiap aspek pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kontrol meliputi aspek instrumental dan relasional disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Skor dan Nilai Rata-rata Siswa Tiap Aspek Pemahaman No Aspek Pemahaman Eksperimen Kontrol ̅ ̅ 1 Instrumental 87,43 83,47 2 Relasional 60,86 46,53

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji chi square . Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelompok N Kesimpulan Eksperimen 35 2,74 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 36 3,89 7,81 Berdistribusi Normal Dari hasil pengujian pada kelompok eksperimen, diperoleh nilai  2 hitung = 2,74, sedangkan dari tabel nilai kritis uji Chi-Square diperoleh  2 tabel untuk jumlah sampel 35 dan banyak kelas 6 pada taraf signifikansi α = 5 adalah 7,81. Karena  2 hitung kurang dari sama dengan  2 tabel 2,74 ≤ 7,81, maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol diperoleh nilai  2 hitung = 3,89, sedangkan dari tabel nilai kritis uji Chi-Square diperoleh  2 tabel untuk jumlah sampel 36 dan banyak kelas 6 pada taraf signifikansi α = 5 adalah 7,81. Karena  2 hitung kurang dari sama dengan  2 tabel 3,89 ≤ 7,81, maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena  2 hitung pada kedua kelompok kurang dari  2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.

b Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama homogen atau berbeda heterogen. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji F. kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Dari hasil perhitungan diperoleh = 0,90 dan = 1,76 pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 34 dan derajat kebebasan penyebut 35. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelompok N Varians F Kesimpulan s² Hitung Tabel α = 0,05 Eksperimen 35 183,43 0,90 1,76 Varians Kedua Kelompok Homogen Kontrol 36 202,86 Karena 0,90 ≤ 1,76, maka Ho diterima atau dengan kata lain varians kedua populasi homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa populasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut : : : Keterangan : = Nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen = Nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol = Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol = Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh = 2,50 dan menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db =69, diperoleh harga α = 0.05 = 1,99. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji-t Kelompok ̅ Varians s² α = 0,05 Kesimpulan Eksperimen 74,46 183,43 2,50 1,99 Tolak H o Kontrol 66,11 212,3 Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa t hitung t tabel 2,50 1,99 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, artinya rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan pendekatan Brain Based Learning lebih tinggi daripada rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembelajaran Dengan Pendekatan Brain Based Learning

Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil tes pemahaman konsep matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang menunjukkan bahwa pemahaman konsep pada kelas yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Brain Based Learning lebih tinggi

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan problem posing terhadap pemahaman konsep matematika siswa

0 14 225

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Pendekatan Scientific Terintegrasi pada Model Pembelajaran Problem Based Learning (PTK pada Siswa

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Pendekatan Scientific Terintegrasi pada Model Pembelajaran Problem Based Learning (PTK pada Siswa

0 3 18

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI STRATEGI Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Dan Motivasi Siswa Dengan Pendekatan Scientific Melalui Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Pada Poko

0 2 15

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS.

0 1 43

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

8 40 64

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSEDURAL DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH.

4 7 48

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROSEDURAL DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH.

0 0 57

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA Risnawati

0 1 19

PENGARUH PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA - UMBY repository

0 0 138