mendasar pada Piaget dimana belajar terjadi bila harapan belum terpenuhi dan dia harus memecahkan kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan realitas yang
ada. Kemudian Sosiokultural yang dipelopori Vygotsky yang memandang pentingnya konteks sosial dan kultural yang berperan dalam proses belajar
siswa.
32
3. Pendekatan Konvensional
Menurut kamus besar bahasa Indonesia konvensional artinya berdasarkan kesepakatan umum atau kebiasaan, kelaziman dan bisa juga diartikan
tradisional
33
. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan dan sudah
terjadiberlaku di sekolah selama ini. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Basuki Widodo menegaskan
bahwa dalam prakteknya pembelajaran konvensional berpusat pada guru teacher centered atau guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, pemberian tugas dan tanya jawab
34
. Pembelajaran berpusat pada guru atau dengan kata lain guru menyampaikan materi sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi pelajaran
dan tidak mengkonstruksi pemahaman dan pengalaman yang dimilikinya. Guru memainkan peran penting karena dalam pembelajaran konvensional mengajar
dianggap memindahkan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran tersebut biasa disebut pembelajaran ekspositori.
“Strategi pembelajaran ekspositori menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal
”.
35
Namun pada kenyataannya, dalam ekspositori komunikasi guru dengan siswa cenderung menggunakan
komunikasi satu arah. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi pelajaran,
32
Adi Bandono, Perdebatan Sekitar Teori Belajar Dalam Praktek Pembelajaran, http:journal.umsida.ac.idfilesadi20bandono.PDF
33
Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 2008 http:badanbahasa.kemendikbud.go.idkbbiindex.php
34
Budi Wahyono, Pendekatan Konvensional Dalam Pembelajaran, 2013 http:pendidikanekonomi.com201306pendekatan-konvensional-dalam.html?m=1
35
Sanjaya, Strategi Pembelajaran.., op. cit, hal. 179
materi tersebut seakan-akan sudah jadi. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan
sesekali bertanya. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang paling banyak
dikritik. Namun pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Terbukti dari wawancara dengan guru yang dilakukan penulis di Salah satu SMP
Negeri Jakarta Barat, guru tersebut mengakui memang metode yang digunakan dalam mengajar masih seputar ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas yang
termasuk dalam kategori pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional yang menekankan pada latihan mengerjakan
soal dengan mengulang prosedur serta lebih banyak menggunakan rumus atau algoritma tertentu menyebabkan siswa kurang memahami konsep sehingga jika
diberi soal latihan yang sedikit saja berbeda dengan yang dicontohkan, maka siswa akan kebingungan dalam mengerjakannya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain hasil Penelitian yang dilakukan oleh Yuda dkk 2013 yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Otak Brain Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Di Desa Sinabun”. Dari hasil penelitian
tersebut diperoleh rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen berada pada katagori sangat tinggi sedangkan skor hasil belajar
matematika siswa kelompok kontrol berada pada katagori tinggi. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang
mengikuti pembelajaran model Berbasis-Otak Brain-Based Learning dan siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Syarwan dkk tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning BBL Terhadap Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa Kelas VII SMP Islam Raudhatul Jannah Payakumbuh”. Hasil penelitan menunjukkan kemampuan penalaran matematis
yang menggunakan pendekatan Brain Based Learning cenderung meningkat pada