Prosedur Penerapan Safety Sign di Departemen Machining

117 Informan 04 “..... berdasarkan satu inspeksi dilapangan yaa kalau sekarang itu lebih cenderung audit. Yaa untuk selanjutnya yaa, kemudian biasanya kalau ada investigasi kecelakaan dimana ada kekurangan safety sign itu bisa juga..”

5.3.2 Standar Safety Sign yang Digunakan

Standar safety sign yang digunakan berdasarkan kesimpulan hasil matriks wawancara dengan informan utama yaitu mengikuti kebijakan terdahulu, menggunakan beberapa referensi sumber internet serta lebih menganut ke standar Amerika yaitu ANSI. Kesimpulan tersebut dapat didukung oleh pernyataan informan utama dengan kutipan sebagai berikut : Informan 01 “........... dari kita sudah menggunakan manual kebijakan K3LH aja, nomor berapa, cuman kan disitu terakhir ada referensinya.” “.......... referensi dari vendatau.” “Nah kita pakai semua, semua kita pakai. Makanya tadi kan, dari audit dari ANSI dari standar Amerika, nah kita pakai standar Amerika. Supaya sama gitu, sudut pandang persepsinya, dengan fatau mat yang sama.” Informan 02 “gak tau, ini pak ya tuh, pak ya informan03 itu yang pengukurannya. Saya juga engga tau dari mana. Sebenarnya gini, dalam manual itu dibelakangnya ada yah.” “Jadi kita engga spesifik ke BSI.. saya engga terlalu ini yah.. jadi referensinya ya kalau menurut saya si searching darimana mana.. jadi manual kabeh aya diditu terus di ditu aya, jadi kesemua, tidak mengacu 118 kemana-mana. Tapi kalau disini kan diliyat dari kepantasan yang ada di lingkungan. ” Informan 03 “Kayanya kita ngambil dari referensi mana2 yah, .....” Informan 04 “safety sign itu kita ngadopnya itu... diam kita itu OHSAS biasanya karena kemarin itu kan kaya semacam hanya menjelaskan ini yah, warning sign sistem ini kan yang wajib biru, tapi kalau menurut ini wajibnya kuning.. nah ANSI ya kalau warna kuning itu. Nah itu yang wajib dikita itu kuning.”

5.3.3 Petugas yang Memasang Safety Sign

Pemasangan safety sign berdasarkan kesimpulan hasil matriks wawancara mendalam dengan informan utama yaitu pengadaan terpusat di Departemen K3LH, yang memasang bisa dari Supervisor yang meminta ke Departemen K3LH, kataupatauasi K3LH produksi maupun pihak P2K3 sebagai jembatan antara produksi dan K3LH. Sedangkan kesimpulan hasil matriks wawancara mendalam dengan informan pendukung yaitu Kerjasama antara atauang dari machining, K3LH produksi dan Departemen K3LH. Kesimpulan dari informan utama dan pendukung memiliki jawaban yang sama bahwa pemasangan safety sign dilakukan oleh kerjasama anatara Departemen K3LH, pihak kataupatauasi K3LH, Supervisor sebagai pihak dari bengkel, dan P2K3 sebagai jembatan antara keduanya. Kesimpulan itu dapat dibuktikan dari pernyataan informan utama dan pendukung dengan kutipan sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20