Daftar Bahaya, Risiko, Penilaian Risiko dan Pengendalian

153 diantaranya risiko keselamatan kerja, risiko kesehatan, risiko lingkungan dan ekologi yang didapat dari hasil identifikasi bahaya. Sebagaimana macam-macam risiko yang sudah dijelaskan, risiko yang ada di Bidang Profilling Prismatic Machine yang dapat mengakibatkan kecelakaan , diantaranya yaitu terpeleset, terjatuh, tertimpa, tersayat, tergores, jari terpotong, gangguan pernapasan, tersengat listrik, tersandung, tertiban, tergencet, cipratan dural kontak dengan bahaya, terjepit, gangguan pendengaran, tertusuk, sisa material mengenai mata, dan kebakaran. Risiko yang ada di area mesin DGMP, DGAL, MATEC, dan JOBS berdasarkan klasifikasi menurut jenis kecelakaan sebagaimana telah diungkapkan menurut ILO 1962 yaitu seperti terjatuh, tertimpa benda jatuh, terkena benda-benda, terjepit oleh benda, gerakan melebihi kemampuan, pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, serta kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi, jika dibiarkan akan mengakibatkan kecelakaan kerja dan akan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, harus dilakukan strategi terhadap pengendalian risiko bahaya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 yang dibahas pada bab 2.1 rencana strategi K3. Selanjutnya klasifikasi penilaian risiko terhadap potensi bahaya menurut Tarwaka 2008, yaitu dibedakan berdasarkan tingkat bahaya sangat tinggi, serius, sedang, dan kecil. Hal tersebut telah sesuai dengan hasil penilaian risiko yang telah dilakukan dan diklasifikasikan 154 berdasarkan tingkat risiko extrime, high, medium, low. Dari hasil identifikasi penilaian risiko di Bidang Profilling Prismatic Machine sebagian besar adalah high risk. Menurut Tarwaka 2008 apabila suatu risiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah di identifikasi dan dinilai, maka pengendalian risiko harus diimplementasikan untuk mengurangi risiko sampai batas-batas yang dapat diterima berdasarkan ketentuan, peraturan dan standar yang berlaku. Sedangkan Menurut ASNZS 4360:2004 risiko adalah peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan efek terhadap suatu objek. Oleh karena itu, sesuai dengan pengendalian yang dilakukan di Direktorat Produksi dalam prosesnya produksinya untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan dilakukan pengendalian di Bidang Profilling Prismatic Machine. Menurut OHSAS 18001, terdapat 5 hirarki pengendalian risiko yaitu dengan eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif, dan penggunaan APD Alat Pelindung Diri. Pengendalian yang diterapkan di bidang Profilling Prismatic Machine masih dengan pendekatan administratif dan penggunaan APD, yaitu dengan pelatihan, pengaturan jadwal kerja, penerapan safety sign, penggunaan APD yang disesuaikan dengan potensi bahaya dengan tujuan untuk mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, Bidang Profilling Prismatic Machine sebaiknya lebih meningkatkan pengendalian dengan hirarki yang lain. Seperti misalnya dengan pengendalian teknis, bentuk lain dari pengendalian administratif. 155 Hirarki pengendalian dengan pendekatan administratif yaitu salah satunya dengan tindakan pemasangan safety sign di Bidang Profilling Prismatic Machine berdasarkan No. Dokumen D4 S2 07 tentang Standar Rambu Keselamatan Kerja telah sesuai dengan UU No.01 Tahun 1970 bahwa telah memenuhi syarat keselamatan kerja untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan. Pada UU No.01 Tahun 1970 Pasal 14b yang menyatakan memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja. Akan tetapi, keberadaan safety sign di Bidang Profilling Prismatic Machine belum sesuai jika disesuaikan dengan hasil identifikasi bahaya. Analisa kesesuaian tersebut dapat terlihat pada tabel 5.6. Hal tersebut dikarenakan masih minimnya safety sign yang terpasang di area kerja Bidang Profilling Prismatic Machine yang disesuaikan dengan potensi bahaya maupun risiko pekerjaan .

6.4 Keberadaan Safety Sign di Bidang Profilling Prismatic Machine

Berdasarkan daftar bahaya di mesin DGMP dan DGAL yang memilki karakteristik mesin yang sama dari hasil identifikasi bahaya. Menurut Tarwaka 2008 terdapat potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai kegiatan yang 156 dilakukan dalam proses produksi, yang sangat tergantung dari bahan, dan peralatan yang dipakai, serta jenis kegiatan yang dilakukan. Potensi bahaya mekanik dari proses produksi tersebut di mesin DGMP dan DGAL mengakibatkan risiko terpeleset, terjatuh, tertimpa, tersayat, tergores, jari terpotong, tertusuk chips, tertiban, tergencet, terjepit. Selanjutnya, pengendalian yang diterapkan terhadap potensi bahaya mekanik dan risiko di mesin tersebut yaitu dengan penggunaan APD, seperti sepatu safety agar pekerja tidak terpeleset, tertiban, tertusuk chips, penggunaan sarung tangan agar tidak tersayat, helm agar tidak tertimpa. Diberi tangga agar pekerja tidak jatuh. Diberi pelatihan agar pekerja tidak tergencet dan risiko jari terpotong. Selain potensi bahaya mekanik dari proses produksi di mesin DGMP dan DGAL juga terdapat potensi bahaya fisik, kimia, fisiologis dan ergonomi. Hal tersebut sebagaimana telah diungkapkan oleh Tarwaka 2008, potensi bahaya fisik di area mesin DGMP dan DGAL dapat mengakibatkan gangguan pendengaran, karena bahaya dari suara mesin. Potensi bahaya kimia dapat mengakibatkan risiko paparan toksisitas dari material, risiko gangguan kesehatan berasal dari cairan hasil collant yang dapat membahayakan kesehatan. Sedangkan potensi bahaya fisiologis dalam bentuk posisi kerja naik turun mesin, jongkok, berdiri dan duduk yang dilakukan secara berulang-ulang, dapat mengakibatkan gangguan ergonomi pada pekerja operator mesin. Semua potensi bahaya dan risiko

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20