64
digunakan oleh perusahaan-perusahaan Multinasional yang berpusat di Inggris juga atau negara-negara persemakmuran,
seperti Australia, Singapura, Malaysia, dan lain-lain. Sering pula digunakan perusahaan multinasional yang berasal dari
Eropa.
Safe Condition Sign dalam bahasa indonesia disebut rambu darurat, bertujuan untuk memberikan informasi kepada
orang yang melihatnya untuk mengetahui dimana letak peralatan untuk menangani keadaan darurat.
Safe Condition Sign ditandai dengan pictogram berwarna putih yang dikelilingi
bentuk geometri segi empat berwarna hijau.
f. Tanda Perintah Alat Pelindung Diri Mandatory Sign
Mandatory Sign adalah tanda yang bertujuan untuk memberikan perintah agar pekerja dalam kondisi aman dengan
menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan bahaya yang ada di lingkungan kerja.
65
Gambar 2.10 Tanda Perintah APD 1 Sumber : Standar BSI 5499 www.bradyeurope.com
66
Gambar 2.11 Tanda Perintah APD 2 Sumber : Standar BSI 5499 www.bradyeurope.com
67
2.4.3 Psikologi Warna Berdasarkan BSI 5499
Gambar 2.12 Psikologi Warna Menurut BSI Sumber : Standar BSI 5499 www.bradyeurope.com
Dimulai dari warna adalah peran penting sebagai tanda keselamatan
safety sign, diantaranya dapat menyampaikan pesan dan dapat memberikan arti keselamatan secara spesifik.
Sifat dari warna tanda keselamatan, yang artinya adalah : -
Merah :
Larangan -
Biru :
Perintah saran -
Kuning :
Peringatan Perhatian -
Hijau :
Kondisi selamat dan pertolongan pertama
68
Berdasarkan studi pendahuluan PT. Dirgantara Indonesia dalam penerapan safety sign juga menggunakan standar ANSI dan BSI pihak ketiga perusahaan.
Oleh karena itu,dalam penelitian ini standar yang lebih cocok digunakan di PT. Dirgantara Indonesia dalam menganalisa penerapan standar
safety sign yaitu dengan standar ANSI dan BSI.
2.5 Kerangka Teori
2.1 Bagan Alur. Kerangka Teori
Penilaian Risiko
Pengendalian bahaya
Bahaya Hazard
Kebutuhan safety sign
69
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1 Kerangka Berpikir
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif untuk menganalisis kesesuaian keberadaan
safety sign berdasarkan hasil identifikasi bahaya di Bagian
Profilling Prismatic Machine Departemen Machining Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia. Setelah diketahui bahaya dan mengetahui
apa saja kebutuhan safety sign yang dibandingkan dengan konsep standar
safety sign ANSI Z535 dan BSI 5499. Pengambilan data primer yaitu melakukan identifikasi bahaya di
Bidang Profilling Prismatic Machine dengan pengelompokkan mesin dan
proses kerjanya yang memiliki risiko bagi pekerja maupun tamu perusahaan yang datang ke Bidang
Profilling Direktorat Produksi. Maka langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan
yang bersangkutan untuk menemukan bagaimana langkah dalam menentukan identifikasi bahaya dan menghasilkan kebijakan mengenai pengendalian
bahaya yang telah dilakukan. Selanjutnya menganalisa kebutuhan dan kesesuaian
safety sign berdasarkan hasil identifikasi bahaya.
70
Kerangka Berpikir Input
Proses
Output
3.1 Bagan Alur. Kerangka Konsep 1. Identifikasi bahaya dan
keberadaan safety sign
2. Indikator undang –
undang , standar safety
sign, SOP Analisa kebutuhan
safety sign berdasarkan
identifikasi bahaya penilaian risiko
Kesesuaian keberadaan safety
sign dengan potensi bahaya dan risiko dan standar ANSI
Z535 dn BSI 5499