Identifikasi Bahaya Manajemen Risiko

20 organisasi. Identifikasi bahaya merupakan landasan dari manajemen risiko. tanpa melakukan identifikasi bahaya tidak mumgkin melakukan pengelolaan risiko dengan baik Ramli, 2010c. Identifikasi bahaya mungkin didapat dari penggunaan berbagai macam alat, stategi, dan sumber informasi, sumber informasi itu diantaranya Taylor, 2004 :  Material safety data sheet MSDS  National, kecelakaan kerja berdasarkan daerah  Pengetahuan tentang bahaya kima dan penilaian dokumen dibawah protokol OECD  Standar atau kriteria keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Ramli 2010b. P.84 prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus mempertimbangkan : a. Aktivitas rutin dan non rutin b. Aktivitas dari semua individu yang memiliki akses ke tempat kerja termasuk kontraktor c. Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya d. Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan keselamatan manusia yang berada dibawah perlindungan organisasi di dalam tempat kerja 21 e. Bahaya yang ditimbulkan di sekitar tempat kerja dari aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan yang berada dibawah kendali organisasi f. Infrastruktur, peralatan dan material di tempat kerja, apakah yang disediakan organisasi atau pihak lain g. Perubahan atau rencana perubahan dalam organisasi, kegiatannya atau material h. Modifikasi pada sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas Dalam teknik identifikasi bahaya ada berbagai macam yang dapat diklasifikasikan atas Ramli, 2010 : 1. Teknik metode pasif 2. Teknik metode semiproaktif 3. Teknik metode proaktif Menurut Peraturan Kepala BATAN untuk mengenali identifikasi bahaya pada tahapan kegiatan dan bahaya yang ditimbulkan, diperlukan beberapa informasi kunci seperti tabel berikut BATAN, 2012 : 22 Tabel 2.1 Informasi Identifikasi Bahaya Parameter yang perlu diketahui Cara mendapatkan informasi  Tempat pekerjaan dilakukan  Denah lokasi pekerjaanlay out  Personil yang melakukan pekerjaan  Data pekerja, observasi  Peralatan dan bahan yang digunakan  Daftar alat dan bahan yang digunakan, MSDS, dan lain-lain  Tahanapanurutan pekerjaan  Diagram alirprosedurinstruksi kerja  Tindakan kendali yang telah ada  Laporan kecelakaann danatau PAK  Peraturan terkait yang mengatur  Peraturan perundang-undangan, standar, dan pedoman  Wawancara, inspeksi, audit dan lain-lain Sumber : Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor : 020KaI2012 Untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko khususunya untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendaliannya 23 diperlukan metode atau perangkat. Berikut adalah identifikasi yang lebih rinci untuk potensi bahaya dan risiko yang dilakukan berdasarkan macam, penyebab, atau akibat yaitu diantaranya :

2.3.1.1 Preliminary Hazard Analysis PHA

Preliminary Hazard Analysis PHA menurut Budiono 2003 yaitu metode identifikasi yang dilaksanakan sebagai analisis awal.

2.3.1.2 Hazard and Operability Analysis HAZOP

Hazard and Operability Analysis HAZOP yaitu suatu metode identifikasi bahaya yang digunakan untuk industri proses seperti industri kimia, petrokimia, dan kilang minyak Budiono, 2003. Dalam teknik HAZOP ini analisis lebih detail pada disain dan operasi. Dengan kata lain metode ini digunakan sebagai upaya pencegahan sehingga proses yang berlangsung dalam suatu sistem dapat berjalan lancar dan aman Juliana, 2008. Tujuan penggunaan HAZOP sendiri adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada suatu sistem secara sistematis untuk menentukan apakah proses penyimpangan dapat mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang tidak diinginkan. HAZOP secara sistematis mengidentifikasi setiap kemungkinan penyimpangan deviation dari kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu plant, mencari berbagai faktor penyebab yang memungkinkan 24 timbulnya kondisi abnormal tersebut, dan menentukan konsekuensi yang merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari potensi risiko yang telah berhasil diidentifikasi Munawir, 2010. Langkah-langkah untuk melakukan identifikasi bahaya dengan menggunakan HAZOP worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai berikut Nugroho,dkk. 2013 : 1. Mengetahui urutan proses yang ada pada area penelitian. 2. Mengidentifikasi bahaya yang ditemukan pada area penelitian. 3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP worksheet dengan urutan sebagai berikut: a. Mengklasifikasikan bahaya yang ditemukan sumber bahaya dan frekuensi temuan bahaya b. Mendeskripsikan penyimpangan yang terjadi selama proses operasi c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya penyimpangan d. Mendeskripsikan apa yang dapat ditimbulkan dari penyimpangan tersebut consequences. e. Menentukan tindakan sementara yang dapat dilakukan. f. Menilai risiko risk assessment yang timbul dengan mendefinisikan kriteria likelihood dan consequences 25 severity. Kriteria likelihood yang digunakan adalah frekuensi dimana dalam perhitunganya secara kuantitatif berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kriteria consequences severity yang digunakan Tabel 2.2 Contoh Worksheet Hazard and Operability Analysis HAZOP Node : 1. Tangki Air Type : Tangki Design Condition : Level Deviasi : More Level Causes Consequences Risk Matrix Safeguards Recommendations S L RR 1. Pelampun g rusak 1. Level ditangki naik 2. Air tumpah 3. Rumah banjir 1 2 2 Tidak ada 1. periksa pelampung berkala 2. Auto switch tidak berfungsi 1. Pompa tidak bisa berhenti 2. Pompa panas 3. Air tumpah 2 3 6 Tidak ada Periksa secara berkala 3. Pipa penyalur dari tangki buntu 1. Air tidak keluar dari tangki 2. Level tangki naik 3. Tangki luber 2 2 4 Level alarm 1. Periksa pipa 2. Flushing berkala Sumber : Ramli 2010 26

2.3.1.3 Failure Modes and Effect Analysis FMEA

Failure Modes and Effect Analysis FMEA menurut Ramli 2010 yaitu metode yang ditunjukkan untuk menilai potensi kegagalan dalam produk atau proses. FMEA merupaka kajian bahaya yang sistematis, terstruktur, dan komprehensif. FMEA adalah suatu tabulus dari sistem, peralatan pabrik, dan pola kegagalannya serta efeknya terhadap operasi, dapat dikatakan suatu uraian mengenai bagaimana suatu peralatan dapat mengalami kegagalan. Tabel 2.3 Contoh Worksheet Failure Modes and Effect Analysis FMEA Subsistem: 1. Tangki bahan bakar Type: FAILURE MODES EFFECTS RISK MATRIX CONTROLS RECOMMEND ATIONS STA TUS LL S RR Tangki bocor Efek minyak kosong, mesin mati 4 2 T Standar ketebalan lapisan Tank diperiksa berkala Minyak bercampur air Mesin mati 4 2 T Saringan Periksa kualitas BBM Pelampung rusak Ketinggian BBM tidak terdeteksi 3 3 M Indicator instrumen Periksa berkala Pipa penyalur bocor Aliran BBM berkurang Pembakaran tidak sempurna Kebakaran jika kontak dengan panas BBM boros 4 3 M Ketebalan Pipa Penyalur Pemasangan pipa pada posisi yang aman terhadap benturan Sumber : Ramli 2010 27

2.3.1.4 Job Safety Analysis JSA

Job Safety Analysis JSA menurut Soeripto 1997 adalah suatu cara yang digunakan untuk memerikasa metode kerja dan menentukan bahaya yang sebelumnya telah diabaikan dalam merencanakan pabrik atau gedung dan didalam rancang bangun mesin-mesin, alat-alat kerja, material, lingkungan tempat kerja, dan proses. Pekerjaan yang memerlukan kajian JSA, antara lain : 1. Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki angka kecelakaan tinggi 2. Pekerjaan berisiiko tinggi dan dapat berakibat fatal misalnya membersihkan kaca dengan gondola 3. Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui secara persis bahaya yang ada 4. Pekerjaan yang rumit atau kompleks dimana sedikit kelalaian dapat berakibat kecelakaan atau cedera. Langkah dalam melakukan JSA , yaitu Ramli, 2010a : 1. Pilih pekerjaan yang akan dianalisa 2. Pecah pekerjaan menjadi langkah aktivitas 3. Identifikasi potensi bahaya pada setiap langkah 4. Tentukan langkah pengamanan untuk megendalikan bahaya 5. Komunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan 28 Tabel 2.4 Contoh Job Safety Analysis Worksheet Pekerjaan : Mengganti Ban Serap Langkah 1 : Memasang dongkrak Potensi Cedera Konsekuen si Risk Matrix Pengendalian yang ada saran Tanggu ng jawab S L R R 1. Tangan terjepit 1. Luka sayat 2 3 6 1. Tidak ada 1. Jaga posisi 2. Dongkra k lepas 1. Cedera 2. Mobil anjlok 2 2 4 1. Pasang pengaman 1. Posisi dongkra k diperiks a 3. Dst. 2 2 4 Sumber : Ramli 2010

2.3.1.5 Task Risk Assessment TRA

Task Risk Assessment TRA menurut Ramli 2010 yaitu metode identifikasi bahaya yang dilakukan untuk mengetahui apa saja dan besarnya potensi bahaya yang timbul selama kegiatan berlangsung. Pekerjaan yang memerlukan TRA yaitu : 1. Mengandung potensi bahaya yang tinggi seperti bekerja di ketinggian, pembersihan tangki, pengelasan dan lainnya 2. Pekerjaan yang sebelumnya pernah mengalami kecelakaan 3. Pekerjaan yang bersifat baru atau jarang belum pernah dilakukan sebelumnya 29 Teknik melakukan TRA, yaitu : 1. Tentukan jenis pekerjaan yang akan dianalisa 2. Identifikasi apa saja aktivitas, material, peralatan, atau prosedur kerja yang digunakan 3. Analisa semua potensi bahaya yang dapat terjadi untuk setiap aktivitas dan konsekuensinya 4. Tentukan tingkat risiko untuk masing-masing aktivitas 5. Tentukan apa langkah pengamanan yang dperlukan 6. Tentukan sisa risiko dapat residual risk yang ada setelah dilakukan langkah pengamanan 7. Jika risiko dapat diterima tolerable pekerjaan dapat dilangsungkan, tetapi jika risiko di atas batas yang dapat diterima perlu dipertimbangkan langkah pengamanannya lainnya, seperti perubahan metoda kerja, peralatan, atau prosedur. Jika tidak memungkinkan pekerjaan dibatalkan. \ 30 Tabel 2.5 Contoh Analisis Risiko dengan Task Risk Assessment TRA No : ANALISA RISIKO PEKERJAAN Hal : Pekerjaan Assessed by ; …………………… No. Activitas Fasilitas Alat Potensi Bahaya Konsekuensi Bahaya Pengama n yang ada Peringkat Risiko Saran Sisa Risiko L L S R R Risi ko L L S R R Risiko 1. Pompa Sembur an minyak  kebakaran jika kontak dengan panas  pencemara n  cedera manusia Katup buang Sumber : Ramli 2010

2.3.1.6 Checklist Daftar Periksa

Metode daftar periksa untuk mengidentifikasi bahaya sangat mudah dan sederhana yaitu dengan membuat daftar pmeriksaan bahaya di tempat kerja Ramli, 2010. Hal yang perlu di perhatikan dalam metode ini, yiatu : 1. Metode bersifat spesifik untuk peralatan atau tempat kerja tertentu. Daftar periksa untuk gudang berbeda dengan daftar periksa untuk bengkel atau unit proses, 2. Daftar periksa harus dikembangkan oleh orang yang memahami atau mengenal tempat kerja atau peralatan. Dengan demikian daftar periksa dapat menjangkau setiap kemungkinan bahaya yang ada, 31 3. Daftar periksa harus dievaluasi secara berkala, terutama jika ditemukan ada bahaya baru, atau penambahan dan perubahan sarana produksi, sistem atau proses, dan 4. Pemeriksaan bahaya dilakukan oleh mereka yang mengenal dengan baik kondisi lingkungan kerjanya. Semakin dalam pemahamannya, semakin rinci identifikasi bahaya yang apat dilakukan. Karena itu, pengembangan daftar periksa perlu melibatkan para pekerja setempat. Tabel 2.6 Contoh Checklist NO. PERTANYAAN YA TIDAK 1. Apakah kondisi lantai dalam keadaan bersih dan tidak licin? 2. Apakah penerangan cukup dan kondisi baik 3. Apakah jalan-jalan aman dan tidak terhalang 4. Apakah ventilasi mencukupi dan terpelihara 5. Apakah semua peralatan listrik dalam kondisi baik dan aman? 6. Apakah alat pemadam tersedia dan kondisi baik ? 32 7. Apakah semua alat kantor dalam kondisi baik dan aman ?

2.3.1.7 Brainstorming

Brainstorming menurut Ramli 2010 yaitu melakukan identifikasi bahaya dengan berdiskusi dalam suatu kelompok atau tim ditempat kerja, tim dapat berasal dari suau bidang atau departemen tetapi dapat juga bersifat lintas fungsi. Dalam kelompok ini, setiap pekerja dapat mengungkapkan seluruh pendapatnya mengenai bahaya yang ada dilingkungan kerja. Berdasarkan prosedur identifikasi bahaya yang dilaksanakan PT. Dirgantara Indonesia tidak baku dalam industri penerbangan. Maka dari itu, peneliti menggunakan metode Task Risk Assessment TRA dalam pelaksanaan identifikasi bahaya guna mengetahui kebutuhan pengendalian administrasi tepatnya dalam penerapan safety sign. Penggunaan dengan metode TRA dalam mengidentifikasi bahaya dalam penelitian ini tepat sekali digunakan oleh peneliti. Dalam mengidentifikasi yang membutuhkan teknik TRA yaitu jika pekerjaan mengandung potensi bahaya yang tinggi seperti bekerja di ketinggian, pembersihan tangki, pengelasan dan lainnya, pekerjaan yang sebelumnya 33 pernah mengalami kecelakaan, pekerjaan yang bersifat baru atau jarang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan karakterisitik keadaan dan pekerjaan yang terdapat di Bidang Profiling Prismatic Machine yaitu memiliki mesin yang besar dan tinggi, identifikasi bahaya jarang dilakukan, pernah terjadi kecelakan sebelumnya, serta pekerjaan di bidang tersebut memiliki risiko yang tinggi. Mengidentifikasi bahaya dengan metode TRA juga dapat dilakukan berdasarkan jenis mesin. Oleh karena itu dalam proses mengidentifikasi bahaya yang dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti menggunakan teknik TRA.

2.3.2 Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah upaya untuk menghitung besarnya suatu risiko dan mentapkan apakah risiko tersebut dapat diterima atau ditolak. Mencakup dua tahapan proses yaitu menganalisa risiko analysis risk dan mengevaluasi risiko evaluation risk. Analisa risiko adalah untuk menentukan besarnya suatu risiko yang merupakan kombinasi antara kemungkinan dengan terjadinya dan keparahan jika risiko itu terjadi. Sedangkan evaluasi risiko adalah untuk menilai apakah risiko tersebut dapat diterima atau tidak, dengan membandingkan dengan standar yang berlaku Ramli, 2010. Metode dalam analisa risiko, yaitu : 34

2.3.2.1 Analisis kualitatif

Dalam penilaian risiko dengan analisa kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan seberapa besar kondisi potensial dari kemungkinan yang akan di ukur. Pada umumnya analisis kualitatif digunakan untuk menentukan prioritas tingkat risiko yang lebih dahulu harus diselesaikan AS NZS 4360 : 2004. Menurut standar ASNZS 4360, kemungkinan likelyhood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai risiko yang dapat terjadi setiap saat. Tabel 2.7 Ukuran Kualitatif dari “likelyhood” Menurut standar ASNZS 4360 Peringkat Definisi Uraian A Almost Certain Dapat terjadi setiap saat B Likely Kemungkinan terjadi sering C Possible Dapat terjadi sekali-kali D Unlikely Kemungkinan terjadi jarang Sumber : AustralianNew Zealand Standard 2004

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20