Proses Produksi di Bidang Profilling Prismatic Machine

84 telekomunikasi, otomotif, maritim, militer otomasi dan kontrol, minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services. Berikut adalah proses produksi di seluruh Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia : Gambar 5.1 Flow Chart Proses Produksi PT. Dirgantara Indonesia Berdasarkan hasil data bagan flow chart kegiatan Produksi di PT. Dirgantara Indonesia yang berada di bawah pimpinan Direktorat Produksi, yaitu terdiri dari berbagai Departemen, diantaranya : 1. Raw Material 2. Pre-Cutting 3. Metal Forming 4. Proses Machining 5. Welding 6. Proses Surfafe Treatment 7. Proses Bonding Composite 8. Primer Marking 9. Proses Tahap Akhir 85 10. Proses Pengujian Akhir Pada tahap , Metal Forming, Machining dan Heat Treathment dibawah pimpinan Divisi Detail Part Manufacturing memiliki risiko yang dapat menyebabkan kecelakaan. Sistem kerja di bagian tersebut menggunakan 2 x shift kerja dan banyaknya potensi bahaya yang ditimbulkan dari mesin, lingkungan kerja dan perilaku pekerja sehingga dapat mempengaruhi pada hasil produktivitas kerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja seperti near miss, ringan, sedang, berat hingga fatality. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama yaitu staf dari Departemen K3LH dan informan pendukung yaitu Manajer dan para Supervisor di PT. Dirgantara Indonesia, mengarahkan peneliti kepada salah satu bidang yang ada di Departemen Machining Divisi Detail Part Manufacturing yaitu bidang Profilling Prismatic Machine dengan memiliki justifikasi tingkat kecelakaan yang paling tinggi dan memiliki risiko kerja yang tinggi berdasarkan karakterisitik mesin yang ada dan hasil kesimpulan wawancara dengan informan utama dan pendukung. Setelah melakukan wawancara mendalam, peneliti melakukan identifikasi bahaya menggunakan metode Task Risk Assessment TRA dengan standar ASNZS 4360. Berdasarkan hasil wawancara, Bidang Profilling Prismatic Machine memiliki karakteristik mesin yang besar-besar, memiliki potensi bahaya tinggi, pernah terjadi kecelakaan. Karakteristik tersebut tepat jika melakukan identifikasi dengan teknik TRA. Berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada informan 002 Bidang Profilling 86 Prismatic Machine terdapat 3 bagian pekerjaan dan dibagi berdasarkan jenis mesin, diantaranya : 1. Mesin DGMP Double Gantry Multi Purpose yaitu mesin untuk memotong dan melubangi material pesawat dengan kecepatan 3000 rpm mempunyai 1 meja mesin dan terdapat dua mesin gantry. Maka dari itu penamaan mesin ini double. Mesin ini dalam kegunaannya dapat melubangi, memotong dan membentuk material dari bahan apa saja seperti baja, alumunium, besi, dsb. Mesin ini terdiri sebanyak 5 buah. Hanya satu 1 mesin dinamakan SGMP Single Gantry Multi Purpose karena dalam 1 meja hanya terdapat 1 mesin Gantry. Standar Operasional Prosedur pada proses ini dilampirkan dilembar lampiran. Gambar 5.2 Bidang Profilling Prismatic Machine Area Mesin DGMP 87 2. Mesin DGAL Double Gantry Alumunium yaitu mesin untuk memotong dan melubangi material pesawat dengan kecepatan 3000 rpm, mempunyai 1 meja dan terdapat dua mesin gantry. Maka dari itu penamaan mesin ini double. Mesin ini dalam kegunaannya dapat melubangi, memotong dan membentuk material, tetapi material hanya dari bahan alumunium saja. Mesin ini terdiri sebanyak 5 buah. Hanya satu 1 mesin dinamakan SGAL Single Gantry Alumunium karena dalam 1 meja hanya terdapat 1 mesin gantry. Standar Operasiona Prosedur pada proses ini dilampirkan dilembar lampiran. Gambar 5.3 Bidang Profilling Prismatic Machine Area Mesin DGAL 3. MATEC dan JOBS yaitu mesin terbaru yang dimiliki PT. Dirgantara Indonesia dengan kecepatan tinggi yaitu 3000 rpm. Mesin ini 88 terdapat sebanyak satu per nama mesinnya, MATEC hanya 1 mesin dan JOBS hanya 1 mesin, kegunaan dari pada mesin keduanya sama yaitu untuk melubangi, memotong dan membentuk material dari bahan apa saja seperti baja, alumunium, besi, dsb. Fungsi dan cara kerja mesin MATEC dan JOBS memiliki karakter yang sama dengan mesin DGMP, akan tetapi mesin terbaru ini sudah terlindungi disekeliling mesinnya dengan alat penutup terisolasi dari disain pabrik sehingga dalam proses pekerjaannya, pekerja dapat terlindungi serta dapat mengurangi tingkat risiko pekerjaan. Standar Operasiona Prosedur pada proses ini dilampirkan dilembar lampiran. Gambar 5.3 Bidang Profilling Prismatic Machine Area Mesin MATEC JOBS

5.2 Pelaksanaan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Bidang Profilling

Prismatic Machine Bidang Profilling Prismatic Machine memiliki 3 bagian dalam pekerjaannya berdasarkan jenis mesin yang sudah diterangkan pada sub bab sebelumnya. Dalam mengidentifikasi bahaya, bagian mesin DGMP dan 89 DGAL dibuat dalam satu tabel karena karakteristik mesin, proses kerja, kecepatan mesin dengan 3000 rpm serta pengendalian yang diterapkan memiliki kesamaan, sehingga potensi bahaya yang dihasilkan juga sama. Akan tetapi perbedaannya hanya pada material yang dikerjakan. Walaupun material yang ada di mesin DGMP dan DGAL berbeda, risiko yang dihasilkan adalah sama yaitu gangguan pernapasan dan bisa mengakibatkan paru-paru basah serta kanker paru-paru. Sedangkan mesin MATEC dan JOBS jika dibandingkan dengan mesin DGMP memiliki persamaan dalam karakteristik mesin, proses kerja dan material yang digunakan. Hanya saja mesin MATEC dan JOBS sudah memiliki pengendalian isolasi yang berasal dari pabrik pembuat mesin sehingga potensi risiko dapat berkurang.

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20