Kesesuaian Keberadaan Safety Sign di Bidang Profilling Prismatic

168 Berdasarkan hasil kebutuhan safety sign yang dibandingkan dengan keberadaan safety sign di mesin DGMP dan DGAL dengan tanda perintah mandatory sign yaitu penggunaan sepatu safety, ear muff, safety googles tidak memiliki kesesuaian. Hanya terdapat 2 kesesuaian yaitu indikasi potensi bahaya dengan tanda segitiga mengindikasikan alat APAR dan tanda dilarang merokok. Selebihnya safety sign berdasarkan potensi bahaya dan risiko di mesin DGMP tidak memiliki kesesuaian. Walaupun terdapat tanda sepatu safety, peggunaan earmuff, kaca mata safety di masing-masing mesin, safety sign yang terpasang sudah tidak sesuai dengan standar regulasi ANSI Z535 yang berlaku. Menurut ANSI Z535 safety sign harus dilengkapi dengan kata sinyal, simbol peringatan keselamatan, dan pesan dari kata sinyal. Begitu juga dengan analisa kesesuaian keberadaan safety sign di mesin MATEC dan JOBS berdasarkan potensi bahaya dan risiko di mesin tersebut tidak memiliki kesesuaian berdasarkan keberadaan dan kebutuhan safety sign, karena safety sign yang terdapat di mesin MATEC dan JOBS hanya berdasarkan sign yang sudah teridentifikasi dari pabrik pembuatan mesin tersebut mesin, bukan berdasarkan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin tersebut yang seharusnya di buat kebijakan yang baru oleh pihak Departemen K3LH atau Bidang Profilling Prismatic Machine. Potensi bahaya yang terdapat di mesin MATEC dan JOBS memiliki kesamaan dengan mesin DGMP, akan tetapi terdapat beberapa perbedaan seperti terjatuh dan tergencet karena bentuk mesin MATEC dan 169 JOBS tidak besar. Oleh karena itu berdasarkan kebutuhan safety sign tidak ada. Menurut Undang-undang Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 9,12 dan 14 penggunaan APD di tempat kerja merupakan suatu keharusan. Oleh karena itu berdasarkan APD yang sesuai dengan risiko bahaya yang teridentifikasi juga harus didukung oleh tanda perintah mandatory sign penggunaan APD di lingkungan kerja. Hal tersebut adalah untuk mendukung perilaku pekerja agar menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya di tempat kerja agar terhindar dari kejadian atau kecelakaan kerja. Di Bidang Profilling Prismatic Machine sendiri, tanda mandatory tidak mendukung dari setiap potensi bahaya yang ada. Selain tidak terpasang, safety sign dengan sinyal pemberitahuan penempatannya tidak sesuai yaitu jauh dari pekerja dan kondisinya sudah kurang baik. Sebagaimana disampaikan oleh Tinarbuko 2008, bahwa terdapat 4 kriteria penerapan safety sign yang baik yaitu mudah dilihat, mudah dibaca, mudah dimengerti, dan dapat dipercaya. Jika tanda penggunaan APD pada mandatory sign tidak dirubah sesuai dengan tempatnya, maka yang akan terjadi adalah tidak dapat dilihat dan dimengerti karena tidak dapat memberikan pesan kepada pekerja atau tamu perusahaan, bahwa di area tersebut menyimpan bahaya dan harus melindungi diri dengan APD. Akibatnya dapat menimbulkan risiko bahaya seperti terpeleset, terjatuh, tersayat, jari terpotong, dsb. 170 Selain tanda indikasi perintah, pada potensi bahaya biologis terhadap gangguan pernapasan juga tidak disertai dengan simbol dan tanda berbahaya di sekitar mesin DGMP, DGAL, MATEC dan JOBS. Hal tersebut menunjukkan ketidaksesuaian terhadap potensi bahaya biologis yang mengakibatkan gangguan pernapasan. Oleh akrena itu, upaya pengendalian yang dilakukan dalam bentuk safety sign perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi berdasarkan ketidaksesuaian tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 pada bab keamanan bekerja berdasarkan SMK3 yang menyatakan upaya pengendalian risiko di evaluasi secara berkala apabila terjadi ketidaksesuaian atau perubahan pada proses kerja. Menurut Health and Safety Executive 2009 yang mengikuti ketentuan dari BSI bahwa safety sign terbagi menjadi 5 yaitu prohibition sign tanda larangan, warning sign tanda peringatan, mandatory sign tanda perintah, safe condition sign tanda kondisi aman, dan fire fighting tanda peralatan kebaran. Sedangkan dengan standar ANSI Z535 memiliki kesamaan dengan standar BSI akan tetapi terdapat perbedaan yaitu terdapat caution sign dan notice sign pada standar ANSI. Warna simbol warning sign juga berwarna oranye, jika di BSI berwarna kuning warna kuning dengan standar BSI adalah indikasi adanya warning sign. Oleh karena itu PT. Dirgantara Indonesia dalam penerapan safety sign dapat menggunakan salah satu standar atau kedua-duanya sesuai dengan potensi bahaya di tempat kerja. 171

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil dari tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Proses produksi di Bidang Profilling Prismatic Machine memiliki 3 bagian berdasarkan karakteristik dan jenis kerja mesin diantaranya mesin DGMP, DGAL, MATEC dan JOBS. fungsi dari ketiga bagian mesin yaitu melubangi dan membentuk material yang berasa dari alumunium, besi, baja, dsb. 2. a Potensi bahaya yang terdapat di Bidang Profilling Prismatic Machine yang terbagi berdasarkan 3 bagian mesin yaitu DGMP, DGAL, MATEC dan JOBS, memiliki potensi bahaya yang berasal dari proses produksi. Terdapat bahaya mekanik, fisik, kimia, fisiologis dan ergonomi. yang dijelaskan pada tabel 5.3 b Sebagian besar tingkat risiko di Bidang Profilling Prismatic Machine dari hasil penilaian risiko yaitu high risk. Diantaranya dibedakan berdasarkan tingkat bahaya sangat ekstrim, tinggi, serius, sedang, dan kecil. Risiko yang ada di Bidang Profilling Prismatic Machine yaitu bahaya mekanik terpeleset, terjatuh, tertimpa, tersayat, tergores, jari terpotong, gangguan pernapasan, gangguan pendengaran, tersengat listrik, tersandung, tertiban, serta tergencet. 172 Bahaya fisik cipratan dural, sisa material chips. Selanjutnya risiko gangguan ergonomi dan kimia limbah hasil material. 3. Keberadaan safety sign yang mengindikasikan risiko dan potensi bahaya dari proses produksi masih kurang tepat, karena belum sesuai dengan potensi bahaya dan risiko ditempat kerja. 4. Analisa kebutuhan safety sign dilakukan sesuai dengan pedoman Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, standar ANSI Z535 dan BSI 5499 di Bidang Profilling Prismatic Machine yaitu dibutuhkannya caution sign, warning sign, notice sign, dnger sign, prohibition sign, serta safe conition sign yang telah disesuaikan dengan hasil identifikasi bahaya. 5. Hasil analisa kesesuaian keberadaan safety sign di Bidang Profilling Prismatic Machine menunjukkan tidak sesuai. Ketidaksesuaian berdasarkan aspek keberadaan, penempatan, kondisi, analisa kebutuhan, dan hasil wawancara mendalam, bahwa jika dibandingkan dengan standar dan potensi bahaya tidak cocok. Hal tersebut telah didukung dari hasil perbandingan antara kebutuhan dengan keberadaan safety sign di 3 bagian Bidang Profilling, berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan risiko bahaya.

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20