Analisis Kesesuaian Keberadaan Safety Sign di Bidang Profilling Prismatic Machine

136 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak Area di dalam safety line mesin Double Gantry dengan kondisi lantai licin disebabkan oleh collant dan oli 1 hari 1 x Notice – APD sepatu safety ANSI Standard Kondisi meja mesin dan material yang licin CAUTION – lintasan forklift ANSI Standard 2. Bekerja diketinggian lebih dari 1 m meja mesin : ±1 m dan mesin DGMP dan DGAL : ± 3 m Terjatuh - Sepatu safety - Seragam kerja - Diberi tangga ke meja mesin - Ada tangga dan penyanggah di mesin - Caution – Risiko terjatuh ANSI Standard 137 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak Meja mesin dan mesin gantry diberi tangga 3. Crane yang bergerak di atap Operation Tertimpa Crane di sertifikasi 1 tahun 1 X - - - BSI Standard NOTICE – Gunakan Helm ANSI Standard 4. - Cutter pin saat pemasang di mesin - Raw material alumunium, besi,dsb yang - Tersayat - Tergores - APD Sarung tangan - Terdapat alat angkut berat untuk membawa raw material - - WARNING – bahaya benda tajam 138 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak tajam ANSI Standard NOTICE – APD sarung tangan ANSI + BSI Standard 5. Memahami kondisi cutter pin saat mesin beroperasi Jari terpotong - - - WARNING – bahaya cutter ANSI Standard NOTICE – APD sarung tangan ANSI + BSI Standad 139 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak 6. Material hasil coollant yang berbahaya yang berwarna putih keabu-abuan - Gangguan pernapasan - kanker paru- paru - paru-paru basah - medical check-up - Masker - - - Label Sign – Karsinogenik NOTICE - APD masker ANSI Standard 7. Unsafe condition - Tersengat listrik - Tersandung - - - - WARNING – bahaya tegangan ATAU ANSI Standard CAUTION – Bahaya Tersandung 140 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak ANSI Standard 8. Posisi pekerja naik turun keatas meja mesin, posisi jongkok dan dilakukan secara berulang-ulang Gangguan ergonomi low back pain Diberi tangga untuk memudahkan pekerja naik turun - - - CAUTION – Lakukan kerjaan Per tahap BSI Standard Posisi pekerja jongkok, berdiri, dan duduk dilakukan secara berulang-ulang Terdapat bangku untuk pekerja selama proses running --- Hati-hati BSI Standard 9. Alat kerja yang cukup berat dan bahaya kunci, palu, karet, pin, vacum, majun, sling, eye bolt, T-Nut, hand gun, obeng dan Dial indicatatau, dll Tertiban - Sepatu safety - Alat diletakkan ditempat penyimpanan alat - Notice – APD sepatu safety ANSI Standard 141 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak CAUTION – manual handling yang benar untuk pekerja ANSI standard 10. Mesin dengan ukuran besar, pekerja dapat masuk dibawah bagian mesin yang berbahaya Tergencet Trainning pada pekerja baru - - - WARNING untuk pekerja – Bahaya Terjepit tergencet ANSI Standard 11. Proses pembentukan dan pelubangan material, hasilnya chips terbang- terbang Cipratan dural bajaalumuniu m yang dapat mengenai mata - APD kaca mata safety googles - Sepatu safety - Seragam kerja - Label Sign – Karsinogenik 142 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak LIMBAH B3 – Berbahaya terhadap lingkungan NOTICE – APD mata ANSI Standard APD – seragam BSI Standard Untuk mesin MATEC dan JOBS, disain mesin sudah terisolasi dengan tertutup, maka pada saat mesin running pekerja dilarang masuk kadalam mesin DANGER – Prohibition Dilarang masuk ANSI Standard 143 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak 12. Suara mesin yang keras bising Gangguan pendengaran - Dilakukan pengukuran jika ada permintaan - APD ear muff ear plug - - - NOTICE - APD Ear Muff ANSI Standard 13. Limbah material yang tersisa berbentuk chips kecil tajam yang jatuh di meja mesin dan sekitar mesin Tertusuk chips Sepatu safety - NOTICE – APD sepatu safety ANSI Standard 14. Pemasangan pengait Crane ke material Terjepit Sarung tanganmelakukan maintenance pada Crane - - - WARNING untuk pekerja – Bahaya Terjepit ANSI Standard 144 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak 15. material yang diangkat, tinggi melebihi di atas kepala Tertiban material berat 500 kg – 6 ton Terbentur material - Pelatihan - Sepatu safety - CAUTION – manual handling yang benar untuk pekerja ANSI Standard WARNING – Terbentur benda ANSI Standard APD – sepatu safety ANSI Standard 16. Penyemprotan material dengan angin saat didirikan oleh Crane Sisa material mengenai mata APD - sarung tangan - Masker - Kaca mata - APD masker 145 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak APD mata APD sarung tangan ANSI Standard 17. Ruang produksi di Departemen lain yang memiliki potensi kebakaran, satu gedung dengan bidang p Profiling Prismatic Machine Kebakaran risiko ruang kerja - Tersedia APAR - Jalur evakuasi - Tanda alat APAR - Tanda dilarang merokok - DANGER – Petunjuk APAR DANGER – Dilarang Merokok ANSI Standard 146 No. Potensi Bahaya Risiko Pengendalian Keberadaan Safety Sign Bidang Profilling Prismtic Machine Kebutuhan Safety Sign Kesesuaian keberadaan safety sign Mesin DGMP Mesin DGAL Mesin MATEC dan JOBS Ya Tidak BSI Standard DANGER – Bahaya Kebakaran ANSI Standard Emergency Route ANSI Standard 147 Berdasarkan tabel 5.6 tentang kesesuaian keberadaan safety sign dari hasil keberadaan safety sign atau kenyataan dilapangan, jika dibandingkan dengan kebutuhan safety sign yang dibuat sesuai dengan hasil identifikasi bahaya, risiko dan pengendaliannya menggunakan standar ANSI Z535 dan BSI 5499. Semua gambaran kesesuaian keberadaan safety sign di bagian mesin DGMP , DGAL, MATEC dan JOBS Bidang profilling Prismatic Machine menunjukkan ketidaksesuaian. Walaupun terdapat tanda mandatory penggunaan APD seperti septu safety, kacamata safety, earmuff, tidak mendukung jika dibandingkan dengan kebutuhan safety sign yang ada. Hal tersebut dikarenakan safety sign yang terpasang belum di update kembali, kondisinya sudah mulai luntur, tidak sesuai dengan standar ANSI pada tahun 2014 dengan piktogram yang berbeda dan tidak menampilan word message pada safety sign yang diterpakan, penempatan safety sign juga tidak terlihat karena terhalang oleh mesin yang besar dan diletakkan jauh dari mesin ± sejauh 20 m. Hasil tersebut telah didukung berdasarkan wawancara mendalam dengan informan. Kondisi safety sign yang ada di Departemen Machining menurut kesimpulan dari matriks dengan informan utama yaitu cukup baik, akan tetapi belum di update, sudah mengelotok, warnanya luntur, serta keberadaannya belum sesuai dengan tempat kerja karena masih adanya struktural Organisasi yang berubah sehingga lokasi produksi juga berubah yang mempengaruhi safety sign yang sudah ada. Kesimpulan tersebut telah didukung oleh penyataan wawancara kepada informan utama dan pendukung, seperti kutipan dibawah ini : 148 Informan 02 “.... udah pada luntur. Belum di up date lah.” Informan 03 “alahamdulillah ada,...... terus juga sekarang lebih bagus lagii aaa K3LH yang disana katanya dalam bentuk plat. Karena kan kalau dari kita itu kan cepet ngelotok yah,, ehhm cu kup lah...” Informan 04 “kondisinya kalau menurut saya itu, 90 tu udah bagus gitu.. 90 masih bagus, ya 10 nya masih ada kekurangan untuk tempat2 tertentu karena sekarang itu masih terjadi movible. Karena masih ada perubahan, karena asih ada perubahan struktural itu maka otomatis terjadi perubahan tempat kerja, yang tadinya safety sign harusnya nya ini ini itu, sekarang itu laen, jadi kita monitatau terus..” Berdasarkan hasil kesimpulan informan utama kondisi safety sign yang ada cukup bagus, bahkan informan 04 menyatakan ba hwa “..., 90 tu udah bagus .... 10 nya masih ada kekurangan untuk tempat2 tertentu...” Sedangkan kesimpulan hasil dari matriks informan pendukung yaitu kualitas masih kurang, karena sign yang ada sudah buram, letaknya sudah tidak sesuai, kotatau, dan bahkan banyak yang tidak ada sign nya. Kesimpulan berdasarkan informan pendukung sedikit berbeda dengan jawaban yang diberikan. Pernyataan informan pendukung 002 sebagai Supervisor Bidang Profilling Machine juga memberikan jawaban yang sama, bahwa safety sign yang ada cukup lengkap, akan tetapi kualitas sudah buram, kotatau, hilang, hanya tanda mandatatauy penggunaan APD saja, tidak di maintenance. . Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan sebagai berikut : Informan 002 : “Ya cukup lengkap sebenarnya, Cuma penerapan safety sign yang disaya tuh yang Cuma mandatatory apa gitu. Nah itu tuh yang mungkin karena 149 penerapan safety sign jauh lama dari lama, semenjak awal kita baru bangun bengkel ini. Nah mungkin kualitasnya udah belel, udah kotatau, atau udah ditiup angin, .... atau udah ada yang ngambil buat alas duduk, kan gitu.. nah itu tidak ada yang memaintenance.” Berdasarkan kesimpulan matriks dan transkrip wawancara dengan hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat kesamaan yaitu adanya ketidaksesuaian antara keberadaan safety sign dilapangan dengan kebutuhan safety sign. hanya saja terdapat satu safety sign yang sesuai yaitu pada prohibition sign dilarang merokok. 150

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu dipaparkan sebagai berikut. 1. Informan kunci tidak hadir saat melakukan identifikasi bahaya di Bidang Profilling Prismatic Machine. Hal itu disebabkan karena adanya keterbatasan ijin dari pihak PT. Dirgantara Indonesia dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh informan kunci sebagai staf ahli K3 di suatu perusahaan. Oleh karena itu, informan kunci dalam memberikan masukan terhadap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan analisa kebutuhan safety sign yang telah dibuat oleh peneliti untuk diliat keakuratannya. Hanya saja dalam memahami gambaran proses kerja pada mesin di Bidang Profilling kepada informan kunci, didukung oleh rekaman video yang dibuat peneliti saat melakukan identifikasi bahaya. 2. Kualitas gambar safety sign yang diambil dalam rangka menunjukkan keberadaan safety sign yaitu dengan jarak yang jauh karena kondisi yang tidak memungkinkan. Sehingga berpengaruh pada kualitas gambar yang diambil. 151

6.2 Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian

Risiko Berdasarkan prosedur risk assessment No. Dokumen D4 G0 03 dengan judul “petunjuk penilaian dan pengendalian risiko risk assessment ”, bahwa penilaian risiko menggunakan teknik semi kuantitatif dan mengklasifikasikan bahaya berdasarkan mesin yang ada di proses tersebut. Menurut PP No.50 tahun 2012 sebagaimana pengusaha paling sedikit harus melakukan identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Maka PT. Dirgantara Indonesia telah sesuai untuk melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah dengan melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. Prosedur manajemen risiko yang dimiliki PT. Dirgantara Indonesia berdasarkan hasil wawancara kepada kepala staf pengendalian dan pengukuran Departemen K3LH bahwa manual kebijakan dalam melakukan manajemen risiko tidak mutlak dengan indutri penerbangan. Oleh karena itu peneliti melakukan observasi dengan mengidentifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko di Bidang Profilling Prismatic Machine dengan metode Task Risk Assessment dalam ASNZS 4360:2004.

Dokumen yang terkait

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional dalam Impelementasi Safety Leadership di Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

2 26 178

Analisis Penyebab Masalah dalam Pelaksanaan Risk Assessment Pada Direktorat Produksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Berdasarkan Task Spesific Risk Assessment dari Management Oversight and Risk Tree (MORT) Tahun 2014

3 23 235

Laporan hasil kerja praktek di Departemen Financial Accounting Direktorat Keuangan PT.Dirgantara Indonesia Jalan Pajajaran No.154 Bandung

0 2 20

Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin CNC di Departemen Machining PT. Dirgantara Indoensia

3 17 24

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN MACHINING PT. NAGA BHUANA ANEKA PIRANTI

1 3 80

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF BERDASARKAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT PRODUKSI DIVISI OPERASI DEPARTEMEN FINAL ASSEMBLY PT. DIRGANTARA INDONESIA.

1 2 61

Studi Deskriptif Mengenai Employee Engagement Pada Karyawan Direktorat Aerostructure Divisi Operating Bagian Machining di PT. Dirgantara Indonesia Bandung.

0 2 43

Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Departemen Produksi pada PT. Dirgantara Indonesia.

0 0 20