Penyakit kulit akibat kerja adalah keadaan abnormal dari kondisi kulit karena adanya kontak dengan substansi atau berhubungan dengan
proses yang ada di lingkungan kerja. Penyakit kulit okupasi merupakan masalah besar untuk kesehatan masyarakat karena efeknya yang sering
kronik dan memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi masyarakat dan para karyawan.
2.3.2 Dermatitis Kontak Kosmetik
2.3.2.1 Definisi Dermatitis Kontak Kosmetik
Dermatitis Kontak Kosmetik adalah dermatitis yang disebabkan oleh produk atau bahan kosmetik dan bukan oleh obat atau bahan kimia
lain Internationa journal of dermatology, 2003. Gejala klinis dermatitis kontak kosmetik dapat berupa kemerahan, perubahan warna kulit, rasa
terbakar, pedih dan gatal. Dermatitis kontak kosmetik memiliki beragam manifestasi klinis, yaitu dermatitis kontak iritan DKI, dermatitis kontak
alergi DKA, dermatitis foto kontak alergi DFKA, urtikaria kontak, perubahan pigmen, abnormalitas kuku, kerusakan rambut dan erupsi
akneiformis. Dermatitis yang sering ditemui adalah dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi Widhyasti dkk, 2008.
2.3.2.2 Etiologi Dermatitis Kontak Kosmetik Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada
sel-sel epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup Cohen, 1999.
Dermatitis kontak Iritan termasuk dermatitis yang memiliki proses kejadian yang cepat dan sesaat setelah terjadi kontak dengan zat atau
benda yang merusak kulit dan cenderung tidak ada proses pencetus alergi seperti pada dermatitis kontak alergi, dan langsung terjadi sejak kontak
pertama.Makin lama zat atau benda tersebut menempel di kulit, maka akan
semakin berat
dermatitis yang
terjadi. Penyebab
munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumnas, asam, alkali dan serbuk kayu.
Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, vehikulum, serta suhu badan iritan tersebut, juga
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekrapan terus meneru atau berselang, adanya oklusi menyebabkan kulit
lebih permeable, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban udara juga berpengaruh Prasari,2006.
Faktor manusia juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan misalnya perbedaan penebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan
perbedaan permeabilitas; usia anak di bawah 8 tahun lebih mudah teriritasi, ras kulit hitam lebih tahan dibandingkan kulit putih, jenis
kelamin insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita , penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami ambang rangsang
terhadap bahan iritan turun. Misalnya dermatitis atopik.