asam dan basa tampaknya menghasilkan keparahan yang reaksi inflamasi yang sedang dan parah. Iritan yang lebih ringan, seperti detergen, sabun,
pelarut mungkin membutuhkan pemaparan yang banyak untuk mengakibatkan dermatitis. Selain itu, faktor lingkungan seperti suhu dan
kelembaban atau perekaan basah dapat berpengaruh Crowe, M.A James W.D, 2001, dalam Sumantri, dkk, 2008.
2.3.2.5 Patofisiologi Dermatitis Kontak Kosmetik Alergi
Dermatitis Kontak Alergi merupakan reaksi inflamasi pada dermal akibat paparan allergen yang mampu mengaktifasi sel T, yang kemudian
migrasi menuju tempat pemaparan. Tempat pemaparan biasanya daerah tubuh yang kurang terlindungi, namun allergen uroshiol yang terbawa
dalam partikulat asap rokok mampu mempengaruhi tempat-tempat yang secara umum terlindungi. Selain itu, urosiol dapat aktif lama hingga 100
tahun, Penampakan dermatitis kontak alergik biasanya tidak langsung terlihat pada daerah tersebut sesaat setelah pemaparan karena allergen
melibatkan reaksi imunologis yang membutuhkan beberapa tahap dan waktu.
Berikut adalah mekanisme reaksi imunologis tersebut, pertama pemaparan awal alergem tersebut akan mensensitisasi system imun.
Tahap ini dikenal dengan tahap induksi. Menurut beberapa dokter, secara umum gejala belum tampak pada tahap tersebut. Walaupun demikian,
gejala dermatitis tetap dapat langsung terjadi setelah pemaparan tergantung faktor individu, allergen, dan lingkungan. Pada tahap ini,
urushiol secara cepat 10 menit masuk melewati kulit dan berikatan dengan protein permukaan sel langerhans di epidermis dan sel makrofag
di dermis. Sell langerhans kemudian member sinyal kepada sel limfosit mengenai informasi antigen kemudian sel limfosit berproloferasi
menghasilkan sel T limfosit tersensitisasi. Setelah sistem imun tersensitisasi, maka dengan pemaparan
selanjutnya akan menginduksi hipersensitifitas tertunda tipe IV, yang merupakan reaksi yang dimediasi oleh sel dan membutuhkan waktu 24-48
jam atau lebih. Dermatitis yang tertangani dan tidak tertangani, secara alami akan sembuh dalam 10-21 hari, karena adanya sistem imun.
Crowe, M.A James W.D, 2001, dalam Sumantri, dkk, 2008
2.3.2.6 Tanda dan Gejala Dermatitis Kontak Kosmetik Iritan
Dermatitis kontak iritan biasanya lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak bahan kimia. Gejala terbagi dua
yaitu menjadi akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet, luas kelainan
umumnya sebatas daerah yang terkena, berbatas tegas. Saat kronis gejala dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menjadi menebal, Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal hiperkeratosis dan likenifikasi, batas
kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris fisur, misalnya pada kulit tumit. Dan pada