Personal Hygiene dengan Kejadian Dermatitis Kontak

e. Responden yang memiliki jenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang dan yang memiliki jenis kelamin lak-laki sebanyak 50 orang. f. Responden yang memiliki riwayat alergi sebanyak 37 orang dan yang tidak memiliki riwayat alergi sebanyak 48 orang. g. Responden yang memiliki riwayat atopik sebanyak 28 orang dan yang tidak meiliki riwayata atopik sebanyak 57 orang. h. Responden yang memiliki riwayat penyakit sebelumnya sebanyak 49 orang dan yang tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya sebanyak 36 orang. i. Seluruh responden memiliki personal hygiene yang baik, sehingga tidak dapat dilakukan analisis lebih lanjut karena data yang ada bersifat homogen. 3. Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, diketahui bahwa 85 pekerja yang diteliti : a. Variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian dermatitis kontak ialah variabel lama kontak, frekuensi kontak, usia, masa kerja, riwayat alergi, riwayat penyakit sebelumnya. b. Variable yang tidak memiliki hubungan dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik ialah variabel jenis kelamin dan riwayat atopik.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka terdapat beberapa saran, antara lain: 1. Bagi Pekerja Untuk meminimalisir terjadinya dermatitis kontak kosmetik, pekerja sebaiknya: a. Dapat lebih memelihara kebersihan kulitnya dengan mencuci wajah ketika sebelum maupun setelah bekerja. b. Menghindari menggunakan perhiasan berupa anting dan cincin saat bekerja. c. Menghindari sabun pembersih wajah dengan tingkat keasaman yang tinggi, khususnya bagi pemilik riwayat atopic. d. Menggunakan pelembab kulit yang memiliki kadar lemak tinggi, bebas parfum dan bahan pengawet setelah selesai bekerja. e. Lebih menjaga kelembaban kulit dengan kelembaban kira-kira 60. 2. Bagi Pihak Manajemen Untuk meminimalisir terjadinya dermatitis kontak kosmetik, maka managemen sebaiknya: a. Melakukan pengenalan prosedur kerja aman dan memberikan pengontrolan terhadap kesehatan kulit pekerjanya. b. Lebih menekankan kepada pekerja yang berusia 28 tahun keatas mengenai dermatitis kontak agar lebih ditingkatkan pengawasan kesehatan kulitnya. c. Memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai perawatan kulit dan cara menangani kelainan kulit dengan harapan pekerja dapat memahami kesehatan kulit dan perawatan kulit masing- masing. d. Memberikan kuesioner kepada pekerja untuk mendapatkan informasi jenis alergi apa yang dimiiki tiap pekerjanya dan memperoleh hasil apakah tempat sebelumnya bekerja telah mengalami dermatitis kontak kosmetik. 3. Bagi Peneliti selanjutnya a. Peneliti selanjutnya sebaiknya dapat menggunakan uji tempel pada responden untuk memperkuat diagnosa mengenai dermatitis kontak kosmetik sehingga dapat menentukan 1 manifestasi klinis saja dan menggunakan desain case control. b. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat meneliti bahan kimia apa saja yang ada dalam kosmetik molekul, daya larut dandan konsentrasi yang benar-benar ddapat mengakibatkan dermatitis kontak kosmetik. c. Perlu diadakannya peneliti kualitatif untuk memperdalam faktor personal hygiene dangan kejadian dermatitis kontak kosmetik.