menstruasi dan gangguan sistem reproduksi. Krim hormon yang mengandung estrogen baik untuk perawatan kulit menua. Vitamin
dalam kosmetika harus memperhatikan termobilitas dan kepekaan berbagai vitamin terhadap oksigen serta sinar ultra violet. Vitamin A
sangat baik untuk melindungi epitel, merangsang epitelisasi jaringan kulit sebagai ester asetat atau palmitat, dalam kosmetika dipakai
untuk kulit yang merah, kasar, kering, dan degeneratif. Kekurangan vitamin A menyebabkan peningkatan keratinisasi secara abnormal
hiperkeratosis, lapisan tanduk menutupi folikel rambut, sehingga sekresi sebum terhambat dan terbentuk komedo blackhead yang
mudah menjadi inti infeksi. Vitamin A dalam kosmetika, merangsang granulasi dan mencegah keratinisasi berlebihan, sehingga kulit
menjadi lebih halus dan licin, sedangkan turgor jaringan jadi meningkat. Vitamin E berhasiat sebagai antioksidan. Kekurangan
vitamin E antara lain dapat menyebabkan gangguan metabolisme, regenerasi sel yang lambat, dan gangguan fungsional sistem
reproduksi. Penggunaan kosmetika yang mengandung vitamin E dan vitamin A pada kulit wajah bertujuan untuk memperbaiki peredaran
darah di kulit dan akhirnya dapat memperbaiki kondisi kulit.
2.4.2.3 Daftar Bahan Pengawet Yang Diizinkan
Maksud ditambahkan bahan pengawet pada kosmetik adalah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Daftar ini mencantumkan semua
nama bahan pengawet yang boleh digunakan dalam kosmetik disertai kadar
maksimum dan batasan penggunaannya serta peringatan bila ada. Contoh : chlorobutanol digunakan sebagai bahan pengawet pada kosmetik dengan kadar
maksimum 0.5 dan batasan penggunaannya dilarang digunakan dalam sediaan aerosol spray serta pada penandaannya dicantumkan “mengandung
clorobutanol ”.
2.4.2.4 Daftar Bahan Kosmetik yang Dapat Menyebabkan Dermatitis
Berdasarkan Food and Drug Administration FDA, Food and Drug Administration FDA pada tahun 2001, melaporkan sebelas pengawet terbanyak
yang dipakai dalam kosmetik, yaitu: metilparaben, propilparaben, butilparaben, imidazolidinyl urea, DMDM hydantoin dimethyloldimethyl hydantoin,
etilparaben, diazolidinylurea, 5-chloro 2methyl-4- isothiazolin-3-one methyl chloroisothiazolinone, quarternium-15, iodopropynyl butylcarbamate, methyl
dibromoglutaronitrile Putra, 2008 dalam Febria, 2011. 1. Paraben
Konsentrasi paraben yang dipakai pada kosmetik sebesar 0,1-0,8. Walaupun paraben termasuk pangawet yang cukup ideal tetapi pada tahun 1940
telah dilaporkan dermatitis kontak alergi yang disebabkan karena paraben. Penelitian sensitisasi paraben pada populasi umum yang dilakukan di Eropa dan
Amerika Utara pada periode tahun 1985-2000 dilaporkan berkisar 0,5-1. Sensitisasi dapat terjadi setelah pemakaian obat topikal, termasuk steroid topikal
yang memakai bahan pengawet paraben. Sensitisasi paraben pada sediaan kosmetik jarang terjadi walaupun jumlah pemakai kosmetik lebih luas dari
pemakai sediaan topikal. Hal ini disebabkan karena adanya fenomena paraben