epidermis atau melalui muara saluran kelenjar. Fungsi eksresi, kelenjar- kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat. Juju, blogspot, 2010
2.2 Fungsi Kulit
kulit merupakan organ eksresi tempat pengeluaran keringat, bagian kulit yang berfungsi untuk hal ini adalah bagian kelenjar keringat, hal ini berfungsi untuk
mengatur suhu tubuh, keringat yang dikeluarkan dpat menyerap panas tubuh, untuk mempertahankan panas tubuh agar tetap stabil. Selain sebagai alat eksresi kulit juga
berfungsi sebagai berikut.
1. Melindungi tubuh dari panas, kuman, gesekan dari luar dan bahan kimia. Kulit mengandung sejumlah tumpukan lapisan spesifik yang dapat mencegah
masuknya bahan-bahan kimia yang terutama disebabkan adanya lapisan tipis lipida pada permukaan, lapisan tanduk dan lapisan Malpighi. Selain itu kulit
meupakan banteng yang dikelilingi penuh dengan musuh yang selalu siap menerobos kulit jika ada bagian banteng tersebut yang terbuka. Jika ada yang
terbuka dana ada kuman maupun bahan kimia yang masuk kealam banteng tersebut akan menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti jerawat dan bisul
termasuk dermatitis kontak. 2. Mengatur suhu tubuh. Kulit dapat mendinginkan dan menghangatkan tubuh,
pada daerah dingin maka pembuluh darah kulit akan menutup sehingga darah tidak mengalir hingga tubuh terlihat pucat, kondisi ini bertujuan membantu agar
panas tubuh tidak mudah menghilang sehingga darah dapat terlindungi. Dalam hal ini kelenjar kerigat pun menutup rapat untuk mencegah pembentukan
keringat. Dan dalam keadaan sebaliknya kulit dan kelenjar keringat akan terbuka hingga darah dapat mengalir ke kulit dengan tujuan untuk didinginkan
oleh udara disekitarnya, itulah sebabnya kulit tampak memerah saat kepanasan. 3. Mengatur pengeluaran air. Kulit dapa mengontrol kehilangan air dalam tubuh,
karena jika tubuh kehilangan air secara berlebihan maka akan membahayakan tubuh.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Untuk merasakan rasa nyeri gatal, panas, dingin, rabaan dan tekanan. Pengaturan suhu
tubuh, kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit. Pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen
melanosit terletak di lapisan basale epidermis. Pembentukan vitamin D, dengan bantuan sinar matahari, pro vitamin D diubah menjadi vitamin D. Fungsi
keratinisasi, keratinosit dimulai dari sel basale mengadakan pembelahan, sel basale yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum.
2.3 Dermatitis Kontak
2.3.1 Pengertian Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak sendiri adalah suatu inflamasi pada kulit yang dapat disertai dengan adanya edema interseluler pada epidermis karena kulit
berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak dengan kulit. Berdasarkan penyebabnya, dermatitis kontak ini dibagi menjadi dermatitis
kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Penyakit kulit akibat kerja adalah keadaan abnormal dari kondisi kulit karena adanya kontak dengan substansi atau berhubungan dengan
proses yang ada di lingkungan kerja. Penyakit kulit okupasi merupakan masalah besar untuk kesehatan masyarakat karena efeknya yang sering
kronik dan memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi masyarakat dan para karyawan.
2.3.2 Dermatitis Kontak Kosmetik
2.3.2.1 Definisi Dermatitis Kontak Kosmetik
Dermatitis Kontak Kosmetik adalah dermatitis yang disebabkan oleh produk atau bahan kosmetik dan bukan oleh obat atau bahan kimia
lain Internationa journal of dermatology, 2003. Gejala klinis dermatitis kontak kosmetik dapat berupa kemerahan, perubahan warna kulit, rasa
terbakar, pedih dan gatal. Dermatitis kontak kosmetik memiliki beragam manifestasi klinis, yaitu dermatitis kontak iritan DKI, dermatitis kontak
alergi DKA, dermatitis foto kontak alergi DFKA, urtikaria kontak, perubahan pigmen, abnormalitas kuku, kerusakan rambut dan erupsi
akneiformis. Dermatitis yang sering ditemui adalah dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi Widhyasti dkk, 2008.
2.3.2.2 Etiologi Dermatitis Kontak Kosmetik Iritan
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada
sel-sel epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi yang cukup Cohen, 1999.