yang memiliki riwayat dermatitis kontak akibat pekerjaan sebelumnya dengan yang tidak, menunjukan perbedaan proporsi yang bermakna
dengan p value 0,042. Nilai odds ratio yang didapat adalah sebesar 5,850 yang berarti pekerja dengan riwayat dermatitis akibat pekerjaan
sebelumnya memiliki peluang 5,850 5,9 kali terkena dermatitis dibandingkan yang tidak memiliki riwayat dermatitis akibat pekerjaan
sebelumnya.
2.5.2.8 Tekstur Kulit
Perbedaan ketebalan kulit menyebabkan perbedaan permeabilitas Djuanda Sularsito, 2002, sehingga kulit dengan lapisan yang lebih
tebal lebih sulit dimasuki oleh bahan kimia hal tersebut dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah pori. Lapisan kulit yang tebal lebih memproteksi
dibandingkan dengan lapisan kulit yang tipis.
2.5.2.9 Suhu dan Kelembaban
Wigger – Albert W menyebutkan mengenai Contact Dermatitis
Due To Irritation dalam buku Adams RM yang berjudul Occupational Skin Disease menyatakan, pengaruh lingkunga seperti kelembaban yang
rendah dan suhu yang dingin, merupakan faktor penting dalam menurunkan kadar air stratum komeum. Suhu yang dingin saja dapat
menurunkan kelenturan lapisan tanduk, sehingga menurunkan fungsi sawar kulit. Hal ini mengakibatkan peningkatan absorpsi perkutan zat-zat
yang larut dalam air.
2.5.2.10 Keringat
Keringat melindungi kulit dengan cara mengencerkan dan menghanyutkan bahan-bahan iritan. Hyperhidrosis menyebabkan miliaria
dan macerasi kulit di lipatan ketiak, pangkal paha dan mudah terjadi infeksi sekunder. Keringat dapat juga merubah bahan-bahan yang larut
dalam air menjadi bentuk lain dan mempermudah absorbsi melalui pori- pori kulit Ganong 2006 dalam Ernasari 2012.
2.5.2.11 Ras
Menurut Taylor SC dalam bukunya Skin Of Color: Biology, Stucture, Funcition and Implication For Dermatologic Disease
menyatakan, Individu berkulit gelap seperti orang Afrika dan Hispanik, memperlihatkan respon iritasi yang lebih besar terhadap surfaktan,
sodium laurel sulfat, begitu juga terhadap zat kimia dan sinar ultra violet karena kecenderungan memiliki fungsi sawar yang lebih rentan
dibandingkan dengan kulit putih.
2.5.2.12 Personal Hygiene
Personal Hygiene merupakan salah satu faktor yang dapat
mencegah terjadinya dermatitis kontak. Dalam penelitian Fatma Lestari menunjukan analisis hubungan antara personal hygiene dengan dermatitis
kontak memperlihatkan hasil bahwa pekerja dengan personal hygiene yang baik sebanyak 10 orang 41,7 dari 24 orang pekerja terkena
dermatitis kontak. Sedangkan dengan personal hygiene yang kurang baik,