Usia dengan Kejadian Dermatitis Kontak

kerja dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik pada penari studio fantasi di Dunia Fantasi Ancol Jakarta Utara tahun 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penilitian Trihapsoro 2008 yang dilakukan pada pekerja industri batik di Surakarta dengan hasil pekerja dengan masa kerja 1 tahun lebih banyak mengalami dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja yang memiliki masa kerja 1 tahun. Hal ini dapat terjadi sesuai dengan pernyataan Dalyono 1997 dimana pekerja yang memiliki masa kerja 1 tahun lebih memiliki pengalaman dalam menangani pekerjaannya hingga mereka lebih protektif melindungi dirinya. Adanya hubungan antara masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik karena pekerja studio fantasi yang memiliki masa kerja dengan rata-rata 14 bulan belum mengenal resiko yang ada dibandingkan dengan yang memiliki masa kerja diatas 14 bulan dan berkaitan dengan lama kontak 4 jam dalam 2 hari seminggunya dengan jumlah dan bahan kimia yang sama, maka akan lebih cepat menurunkan kekuatan kulit terhadap bahan kimia dalam kosmetik yang digunakan. Untuk mengurangi terjadinya dermatitis kontak kosmetik yang disebabkan oleh factor masa kerja maka sebaiknya pekerja yang ada diberikan pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara- cara menangani kelainan kulit dengan harapan pekerja dapat memahami kesehatan kulit dan perawatan kulit pribadinya.Hal ini bertujuan agar pekerja dapat mengenali gejala awal dermatitis kontak kosmetik dan dapat mengobati dirinya sendiri sebelum terjadinya dermatitis kontak kosmetik yang akut agar semakin lama masa kerja yang ada pekerja tersebut dapat semakin paham meminimalisir dermatitis kontak kosmetik tersebut.

6.3.2.3 Jenis Kelamin dengan Kejadian Dematitis Kontak Kosmetik

Faktor sensitivitas terhadap pekerja yang menggunakan kosmetik mayoritasnya terdapat pada perempuan dengan perbandingan dengan laki-laki sebesar 3-4:1 terutama pada penggunaan kosmetik, dimana perempuan lebih banyak menggunakan kosmetik dibandingkan laki-laki Prasari, 2009 Jenis kelamin dalam penelitian ini merupakanStatus biologis pekerja yang ditandai dengan tampilan fisik dan organ kelamin interna dan genitalia interna yang membedakan antara perempuan dan laki – laki. Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan distribusi frekuensi dari 85 sampel penari studio fantasi terdapat 35 pekerja berjenis kelamin perempuan 41,2 dan 50 pekerja berjenis kelamin laki – laki 58,8. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diketahui tidak ada hubungan antara variable jenis kelamin dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik pada penari studio fantasi di Dunia Fantasi Ancol Jakarta Utara tahun 2013. Penelitian ini sejalan dengan penelian yang dilakukan Annisa 2010 di TPA cipayung yang menunjukan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian dermatitis kontak dengan Pvalue sebesar 1,000. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Goh di Singapura 1985 yang melaporkan prevalensi dermatitis kontakalergi pada 2471 pasien yang positif terhadap uji kulit terdiri dari 49,2 perempuan dan 49,8 laki-laki. Berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh Dr. Sardjito 2006 di RSUP yang menyebutkan faktor sensitifitas pekerja yang menggunakan kosmetik terdapat pada perempuan dibandingkan laki-laki sebesar 3-4:1, dengan jumlah frekuensi alergi akibat kosmetik perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki sebesar 80 untuk perempuan dan 20 laki-laki.Berdasarkan penelitian kasus dermatitis kontak kosmetik di klinik kulit dan kelamin RS. Dr. Sardjito pada tahun 2005-2006 adalah 208 kasus 43,6 dari seluruh kasus dermatitis, terdiri dari 182 38,16 perempuan dan 26 5,45 laki-laki Prasari, 2009. Yang didukung dengan sebuah teori yang menyatakan perempuan memiliki tingkat prevalensi dua