Frekuensi Kontak dengan Kejadian Dermatitis Kontak Kosmetik

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Febria 2011 terhadap pekerja PT Cosmar Indonesia dengan Pvalue sebesar 0,008. Dan sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatma Lestari 2007 pada pekerja PT. Inti Pantja Press Industri dengan Pvalue 0,042. Menurut NIOSH 2006 usia 15-24 tahun merupakan usia dengan insidensi penyakit kulit akibat kerja terbanyak. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman pekerja terhadap resiko yang akan diterimanya dan tidak cukupnya pengalaman kerja. Adanya hubungan usia dengan terjadinya dermatitis kontak kosmetik karena pekerja yang terdapat di studio fantasi memiliki rata-rata usia 22 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia terbanyak mengalami dermatitis kontak, hal ini dikarenakan usia 22 tahun tersebut berada dalam rentang usia 20-39 tahun dimana perempuan dapat terkena dermatitis kontak kosmetik karena lebih banyaknya menggukan kosmetik dan kekuatan lapisan kulit yang lebih rentan. Selain itu, pekerja tidak memikirkan efek apa saja yang diterima kedepannya dan usia muda merupakan usia dimana sedang semangat-semangatnya bekerja tanpa memikirkan resiko yang ada. Untuk meminimalisir terjadinya dermatitis kontak kosmetik pada varibel usia ini lebih ditekankan kepada pekerja yang memiliki usia 28 tahun keatas untuk dilakukan pengawasan terhadap kesehatan kulitnya, karena penurunan fungsi sawar kulit sudah mulai terjadi dan akan lebih mengakibatkan mudahnya terkena dermatitis kontak kosmetik.

6.3.2.2 Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Menurut Prasari 2006 dermatitis terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia dalam waktu yang lama secara terus menerus ataupun berselang yang menjadikan kulit lebih mudah terkena dermatitis kontak. Dan menurut Hana 1996 dalam Erliana 2008 menyimpulkan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin berani orang tersebut untuk bertindak dengan segala resiko yang akan dihadapinya. Masa kerja pada penelitian ini merupakan lama kerja yang telah pekerja lalui sampai penelitian berlangsung yang dinyatakan dalam hitungan bulan. Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan distribusi rata – rata masa kerja penari studio fantasi adalah 14 bulan dengan minimal masa kerja 2 bulan dan maksimal masa kerja 230 bulan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji mann withney u diketahui bahwa adanya hubungan antara variable masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik pada penari studio fantasi di Dunia Fantasi Ancol Jakarta Utara tahun 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penilitian Trihapsoro 2008 yang dilakukan pada pekerja industri batik di Surakarta dengan hasil pekerja dengan masa kerja 1 tahun lebih banyak mengalami dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja yang memiliki masa kerja 1 tahun. Hal ini dapat terjadi sesuai dengan pernyataan Dalyono 1997 dimana pekerja yang memiliki masa kerja 1 tahun lebih memiliki pengalaman dalam menangani pekerjaannya hingga mereka lebih protektif melindungi dirinya. Adanya hubungan antara masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak kosmetik karena pekerja studio fantasi yang memiliki masa kerja dengan rata-rata 14 bulan belum mengenal resiko yang ada dibandingkan dengan yang memiliki masa kerja diatas 14 bulan dan berkaitan dengan lama kontak 4 jam dalam 2 hari seminggunya dengan jumlah dan bahan kimia yang sama, maka akan lebih cepat menurunkan kekuatan kulit terhadap bahan kimia dalam kosmetik yang digunakan. Untuk mengurangi terjadinya dermatitis kontak kosmetik yang disebabkan oleh factor masa kerja maka sebaiknya pekerja yang ada diberikan pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara-