91
modal. Untuk membeli ayam hidup dalam jumlah besar dibutuhkan biaya yang cukup besar sehingga kebanyakan pengusaha hanya mendapatkan keuntungan
yang sedikit karena ketidakmampuan membeli ayam hidup dalam jumlah besar. Berbeda dengan skala sedang dan skala besar dimana pelaku usahanya sudah
memiliki cukup modal untuk membeli ayam hidup di peternak dalam jumlah banyak dan juga memiliki kepastian penjualan karena para pengusaha sudah
memiliki langganannya sendiri untuk menjual karkas ayam. Selain itu, permintaan masyarakat terhadap daging ayam sulit diprediksi karena karena banyak
dipengaruhi beberapa hal seperti : Hari Raya, selera konsumen, faktor barang substitusi, dll.
Faktor lain yang mempengaruhi fluktuasi penjualan adalah berat ayam hidup dari peternak. Proses produksi berupa pemotongan ayam mengalami
beberapa tahapan-tahapan yang membuat berat ayam menyusut dikarenakan proses produksi itu sendiri. Kebanyakan pengusaha pemotongan ayam
menginginkan berat ayam yang tidak kecil dan juga tidak besar yaitu dengan berat ayam hidup sekitar 1,3 Kg sampai 1,5 Kg per ekor. Dengan perkiraan penyusutan
pemotongan sebesar 0,3 Kg sampai 0,4 Kg per ekor maka karkas ayam yang dihasilkan idealnya adalah dengan berat kurang lebih 1 Kg per ekor.
6.2.1 Penilaian Risiko Penjualan Ayam Usaha Pemotongan Skala Kecil
Pengusaha pemotongan ayam skala kecil di Kelurahan Kebon Pedes berjumlah 28 orang dengan intensitas pemotongan perhari berkisar dari 17 sampai
628 ekor per hari. Banyaknya jumlah pengusaha skala kecil mempengaruhi tingkat penjualan dari karkas ayam dan penjualan lainnya seperti : ceker, kepala,
ati ampela, jantung, dan usus ayam. Hasil perhitungan analisis penjualan skala kecil dapat dilihat pada Tabel 15.
Berdasarkan hasil perhitungan risiko penjualan dapat dilihat bahwa perkiraan penjualan pengusaha skala kecil dilihat dari Expected Sell sebesar 2.628
Kg. Artinya perkiraan penjualan pengusaha skala kecil setiap periodenya pada masa yang akan datang sebesar 2.628 Kg ceteris paribus. Perhitungan nilai
Coefficient Variation usaha pemotongan ayam skala kecil di Kelurahan Kebon Pedes menunjukkan nilai 0,32. Artinya bahwa risiko yang dihadapi pengusaha
92
untuk setiap 1 Kg penjualan akan mengalami risiko sebanyak 0,32 Kg. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa batas minimal penjualan pengusaha skala
kecil setiap periodenya pada masa yang akan datang sebesar 949,49 Kg ceteris paribus.
Tabel 15. Hasil Penilaian Risiko Penjualan Usaha Pemotongan Ayam Skala
Kecil Selama Periode Pengamatan September – Februari 2010
No Ukuran Risiko
Skala Kecil 1
Expected Sell 2.628
2 Variance
704.406 3
Standar Deviation 839,29
4 Coefficient Variation
0,32 5
Batas Bawah Penjualan 949,49
Tingkat penjualan pada skala kecil dipengaruhi oleh hari-hari besar keagamaan sehingga mempengaruhi penjualan karkas ayam ceker, kepala, ati
ampela, jantung, dan usus ayam pada skala kecil itu sendiri. Nilai Coefficient Variation yang dihasilkan pun besar yaitu 0,32. Hal ini dapat dilihat dari intensitas
penjualan tertinggi yang terjadi pada periode September dengan berat rata-rata secara keseluruhan sebesar 4.206,6 Kg karena pada periode ini terdapat
munggahan serta Hari Raya Idul Fitri. Intensitas pemotongan terkecil selama periode pengamatan terjadi pada periode November dengan jumlah berat
keseluruhan sebesar 2.011,7 Kg karena pada periode ini adalah dua bulan setelah Hari Raya Idul Fitri dimana permintaan terhadap daging ayam kembali menurun.
6.2.2 Penilaian Risiko Penjualan Ayam Usaha Pemotongan Skala Sedang