95
6.3 Analisis Pendapatan Ayam Usaha Pemotongan Skala Kecil
Perhitungan analisis pendapatan ayam di usaha pemotongan skala kecil adalah dengan mengunakan aspek biaya serta penerimaan pada usaha pemotongan
ayam skala kecil.
6.3.1 Biaya
Pengusaha pemotongan ayam yang berskala kecil dalam satu hari melakukan aktifitas pemotongan berkisar dari 17 sampai 628 ekor per hari. Upaya
mitigasi risiko yang dilakukan oleh pengusaha pemotongan ayam yang berskala kecil adalah melakukan pemotongan setiap hari sehingga fluktuasi pendapatan
yang terjadi setiap hari dapat diketahui sehingga seharusnya dapat memprediksi pendapatannya. Berfluktuatifnya harga sarana produksi pemotongan seperti harga
ayam hidup yang banyak dipengaruhi oleh ketersediaan ayam hidup di supplier, permintaan masyarakat yang sulit diprediksi dan hanya dipengaruhi oleh hari-hari
tertentu dapat menyebabkan berfluktuatifnya harga jual sehingga menyebabkan pendapatan pengusaha pemotongan pun ikut berfluktuatif. Berikut fluktuasi biaya
produksi yang terjadi selama pengamatan di Sentra Usaha Pemotongan Ayam skala kecil pada Tabel 18.
Harga ayam hidup tertinggi terjadi pada periode September karena pada periode ini harga ayam hidup per kilogram sebesar Rp 16.800. Tingginya harga
ayam hidup pada periode ini karena periode ini merupakan Bulan Ramadhan sehingga supplier berspekulasi dengan meningkatkan harga jual ayam mengingat
pengalaman-pengalaman sebelumnya pada Bulan Ramadhan konsumsi ayam meningkat. Berat rata-rata ayam hidup pun mencapai angka ideal dengan berat
rata-rata sekitar 1,5 kg per ekor sehingga jumlah pemotongan pengusaha skala kecil pada periode ini sebesar 3.661,2 Kg. Kontribusi harga ayam hidup terendah
terjadi pada periode Januari 2010 sebesar Rp 13.200. Hal ini dikarenakan ketersediaan ayam di supplier meningkat dari periode sebelumnya sehingga
menyebabkan harga ayam hidup menjadi murah.
Tabel 18. Biaya Produksi Usaha Pemotongan Ayam Skala Kecil di Sentra Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes Selama
Periode Pengamatan September – Februari 2010
Periode Biaya Produksi Rp.Periode
Jumlah Ekor
Berat Ayam
Hidup Berat
rata- rata
Harga Ayam Hidup
Tenaga Kerja
Air Listrik
Pemanas Lain-lain
Total Biaya Rp.Periode
September 3.661
5.491,8 1,5
92.261.700 37.076.786
2.150.000 4.250.000
34.500.000 17.000.000
187.238.486
Oktober 2.228
2.673,1 1,2
37.958.426 19.772.231
990.000 2.545.000
19.440.000 17.000.000
97.705.657
November 2.189
2.626,2 1,2
38.080.521 19.813.743
1.005.000 2.560.000
19.490.000 17.000.000
97.949.264
Desember 2.193
3.070,4 1,4
42.984.900 19.772.416
995.000 2.540.000
19.390.000 17.000.000
102.682.316
Januari 2010 2.245
2.918 1,3
38.517.459 19.784.653
1.000.000 2.550.000
19.340.000 17.000.000
98.192.112
Februari 2010 2.239
3.805,9 1,7
54.043.425 19.772.836
1.010.000 2.555.000
19.540.000 17.000.000
113.921.261
Total 413.106
20.585.4 303.846.431
135.992.665 7.150.000
17.000.000 131.700.000
102.000.000 697.689.096
Pengeluaran terbesar untuk tenaga kerja terjadi pada periode September karena pada periode ini intensitas pemotongan meningkat hampir dua kali lipat
dari periode pengamatan lainnya dan pengeluaran terendah biaya tenaga kerja terjadi pada periode Oktober karena pada periode ini intensitas pemotongan
menurun dibanding periode sebelumnya. Perhitungan biaya tenaga kerja pada usaha pemotongan skala kecil adalah perkalian antara satu keranjang ayam yang
berisi kurang lebih 17 ekor dikalikan upah pemotongan sebesar Rp 5000 sehingga banyaknya ayam yang dipotong mempengaruhi biaya tenaga kerja.
Pengeluaran biaya untuk pemanas, listrik, dan air tidak dibebankan kepada pemotong yang tidak mempunyai tempat untuk pemotongan karena pengusaha
tersebut sudah membayar upah pemotongan kepada para pekerja namun beban biaya ini dibebankan kepada pengusaha yang mempunyai tempat pemotongan
sendiri. Bahan bakar pemanas yang digunakan adalah gas tabung karena minyak tanah yang biasa digunakan sudah jarang beredar dan juga harganya mahal.
Pengeluaran tertinggi bahan bakar pemanas terjadi pada periode September karena intensitas pemotongan yang meningkat. Pengeluaran lain-lain seperti biaya
transportasi, biaya sewa tempat di pasar, dan retribusi pemotongan relatif stabil selama enam periode. Besar kontribusi masing-masing biaya dapat dilihat pada
Tabel 19 berikut.
Tabel 19. Kontribusi Biaya Produksi Usaha Pemotongan Ayam Skala Kecil di
Sentra Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes Selama Periode Pengamatan September
– Februari 2010
Periode Kontribusi Biaya
Ayam Hidup
Tenaga Kerja
Air Listrik
Pemanas Lain-lain
Total Biaya September
49,27 19,8
1,15 2,27
18,43 9,08
100
Oktober
38,85 20,24
1,01 2,6
19,9 17,4
100
November
38,87 20,23
1,03 2,61
19,9 17,36
100
Desember
41,85 19,26
0,97 2,47
18,89 16,56
100
Januari 2010
39,22 20,15
1,02 2,6
19,7 17,31
100
Februari 2010
47,44 17,36
0,89 2,24
17,15 14,92
100
Rata-rata
42,58 16,20
1,01 2,46
18,99 15,44
100
98
Kontribusi biaya rata-rata selama enam periode pengamatan menunjukkan bahwa kontribusi biaya ayam hidup terhadap biaya produksi rata-rata mencapai
42,58 persen diikuti oleh biaya pemanas 18,99 persen, biaya tenaga kerja 16,20 persen, biaya lain-lain sebesar 15,44 persen, biaya listrik 2,46 persen, dan biaya
air 1,01 persen.
6.3.2 Penerimaan