75
Sentra Usaha Pemotongan Ayam di Kelurahan Kebon Pedes merupakan sentra usaha yang masih sederhana dalam pengorganisasian. Sebagai sentra di
bidang pemotongan hewan ternak, usaha ini masih termasuk dalam usaha sederhana dan belum memiliki sturktur yang jelas dalam organisasinya. Selain itu,
konsep yang diterapkan dalam sentra usaha ini adalah dengan pendekatan kekeluargaan, bukan secara struktural yang baku seperti di perusahaan pada
umumnya dikarenakan sentra usaha di Kelurahan Kebon Pedes di dominasi oleh penduduk keturunan jawa baik itu Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Agar
pengelolaan pemotongan ayam di Kelurahan Kebon Pedes lebih terkendali dan terkoordinasi dengan baik maka pada tahun 1986 dibentuklah suatu wadah yang
disebut IWPA Ikatan Warga Pemotong Ayam. IWPA juga berfungsi sebagai wadah silaturahmi antara sesama pemotong ayam dan juga sebagai wadah untuk
mengumpulkan iuran rutin. Secara garis besar struktur organisasi di Sentra Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes dirumuskan dalam suatu hierarki
organisasi yang menggambarkan hubungan dan tanggung jawab antara setiap personal yang mengambil bagian dari kegiatan usaha ini.
Gambar 6. Struktur Organisasi di Sentra Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes 2009
5.4 Kelas dan Kategori Usaha Pemotongan Ayam
Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 557kpts.TN. 52091987 dalam Pambudy dan Pulungan 1993, tentang syarat-syarat rumah potong unggas dan
usaha pemotongan unggas, maka UPA yang berada di Kelurahan Kebon Pedes dilihat dari luasan peredaran daging yang dihasilkan, termasuk ke dalam kelas D.
Ketua Bapak Sony Listen
Sekretaris Bapak Saiman
Bendahara Bapak Rustanto
76
UPA kelas D merupakan usaha pemotongan unggas untuk penyediaan daging unggas kebutuhan Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Hal tersebut memiliki
arti bahwa UPA di Kelurahan Kebon Pedes merupakan pemasok daging ayam untuk daerah Kota maupun Kabupaten Bogor. Sedangkan menurut jenis
kegiatannya, UPA yang berada di Kelurahan Kebon Pedes termasuk kategori I. Kategori I merupakan usaha pemotongan unggas yang melaksanakan pemotongan
unggas di tempat sendiri di tempat pemotongan milik sendiri. Hal tersebut berarti pelaksanaan pemotongan dan penjualan karkas dilakukan oleh pemilik UPA
sendiri. Kondisi tersebut cukup beralasan karena sebagian besar UPA memiliki skala pemotongan yang kecil, untuk UPA yang memiliki skala pemotongan yang
relatif besar biasanya dalam pelaksanaan pemotongan dan penjualan karkas melibatkan keluarga atau kerabat yang didatangkan dari daerah asal pengusaha
pemotongan ayam.
5.5 Sumber Daya Usaha di Sentra Usaha Pemotongan Ayam
Sumberdaya yang dimiliki oleh setiap pengusaha di Sentra usaha pemotongan ayam berupa sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan
sumberdaya finansial. Sumberdaya manusia yang dimiliki setiap pengusaha ialah orang-orang yang dipekerjakan untuk melaksanakan kegiatan usaha, umumnya
disebut dengan tenaga kerja. Sumberdaya fisik yaitu berupa lahan sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan usaha, bangunan, peralatan dan perlengkapan.
Sumberdaya finansial merupakan kekuatan permodalan yang dimiliki oleh pengusaha pemotongan dalam menjalankan usahanya.
5.5.1 Sumberdaya Manusia
Dalam menjalankan sebuah usaha, aspek sumberdaya manusia memegang peranan sangat penting agar dapat mencapai sebuah tujuan. Peran tenaga kerja
sangat penting dalam melakukan kegiatan usaha, tanpa tenaga kerja, pemilik tidak akan sanggup melakukan semua kegiatan dengan sendiri. Akan tetapi dalam
memperkerjakan tenaga kerja, harus diperhatikan keterampilan yang dimiliki, selain itu tanggung jawab juga menjadi bagian penting dalam memilih pekerja. Di
Sentra Usaha Pemotongan Ayam khususnya pengusaha berskala sedang dan besar
77
memiliki lebih dari lima orang tenaga kerja tetap yang dipekerjakan dalam mengelola usaha pemotongan ayam. Pekerja yang ada memiliki tugas yang
berbeda mulai dari yang bertugas sebagai supir yang mengangkut ayam hidup dari peternak, tugas memotong, sampai yang menjual karkas ayam di pasar. Khusus
untuk pekerja yang bertugas di tempat pemotongan, semua hal yang bersifat teknis seperti : memotong, memisahkan karkas dengan jeroan, mencabut bulu,
mencuci, dll dilakukan secara bekerja sama. Upah tenaga kerja berkisar antara Rp 500.000 sampai Rp 650.000 per bulan. Selain itu, pekerja juga mendapatkan uang
makan dan uang rokok perhari berkisar dari Rp 10.000 sampai Rp 12.500 tergantung dari pengusaha yang berskala sedang atau besar. Pekerja diberikan
fasilitas berupa rumah yang juga digunakan sebagai tempat pemotongan sehingga pekerja tidak perlu memikirkan tempat tinggal selama bekerja di tempat
pemotongan. Kebanyakan pekerja di tempat pemotongan merupakan orang yang
diambil dari kampung asal pengusaha. Biasanya berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan alasan bahwa orang jawa cekatan dan rajin dalam hal bekerja
kecuali untuk supir pengangkut ayam diambil dari masyarakat sekitar karena lebih mengetahui jalan di daerah Bogor dan sekitarnya. Semua tenaga kerja yang ada di
Sentra Usaha Pemotongan Ayam Kelurahan Kebon Pedes memiliki tingkat pendidikan dibawah Sekolah Menengah Atas SMA. Dalam satu minggu
diberlakukan enam hari kerja dan diberikan waktu libur satu hari, tetapi walaupun demikan diatur agar pada hari minggu tetap ada yang pekerja yang bertugas
mengingat usaha ini terus berjalan meskipun hari libur ataupun hari biasa. Jam kerja di mulai biasanya pada pukul 22.00 WIB dan selesai pada pukul 04.00 dini
hari karena pada saat ayam selesai dipotong langsung dijual ke pasar-pasar di
wilayah Bogor.
5.5.2 Aset Usaha
Sarana fisik di Sentra Usaha Pemotongan Ayam yang digunakan dalam proses pemotongan ayam sepenuhnya merupakan milik pribadi pengusaha
pemotongan. Sarana fisik tersebut berupa peralatan pemotongan dan perlengkapan yang mendukung kegiatan usaha. Selain peralatan, sarana fisik lainnya yang
78
dimiliki pengusaha yang merupakan aset usaha adalah bangunan yang sekaligus dijadikan sebagai tempat tinggal.
5.5.3 Sumberdaya Finansial
Modal yang digunakan di Sentra Usaha Pemotongan Ayam dalam mengusahakan pemotongan ayam merupakan modal pribadi. Pengusaha
pemotongan ayam kebanyakan merintis usaha ini mulai dari skala kecil sehingga pengusaha yang sekarang merupakan skala besar sudah memulai usahanya selama
bertahun-tahun hingga turun-temurun ke keluarga mereka. Modal tersebut berupa investasi yang dilakukan pengusaha pada awal pendirian usaha, dalam bentuk
pembelian aset-aset berupa lahan, peralatan, dan bangunan. Modal yang dibutuhkan sangat beragam tergantung seberapa besar skala usaha yang akan
dibuka yaitu berkisar dari jutaan hingga ratusan juta yang digunakan untuk bangunan, transportasi pengangkutan, hingga mesin pendukung usaha.
5.6 Pemasaran Ayam Potong
Hasil dari proses pemotongan berupa karkas ayam pada usaha pemotongan di Kelurahan Kebon Pedes langsung dipasarkan kepada konsumen sesaat setelah
pemotongan dilakukan. Pengusaha khususnya skala sedang dan besar biasanya mempunyai pegawai yang bertugas untuk menjual karkas ayam tersebut di pasar
lain halnya dengan pengusaha skala kecil yang menjual sendiri karkas ayam tersebut. Secara umum lokasi dijualnya karkas ayam terdapat di tiga pasar di
sekitar Bogor yaitu : Pasar Anyar, Pasar Bogor, dan Pasar Cibinong. Setiap pengusaha memiliki pelanggannya sendiri dalam menjual daging
ayam namun untuk pengusaha skala kecil pelanggannya hanya untuk konsumen Rumah Tangga dikarenakan volume pemotongan yang sedikit tidak mampu
memenuhi banyaknya permintaan, berbeda dengan pengusaha skala sedang dan besar. Pengusaha skala sedang dan besar selain menjual daging ayam kepada
konsumen, juga menjual daging tersebut kepada pelanggan-pelanggan seperti : tukang mie ayam, warung nasi, tukang bubur, tukang sate, dll. Hal ini terjadi
karena pengusaha skala sedang dan besar sanggup memenuhi permintaan pelanggan bukan hanya untuk kebutuhan daging ayam tetapi kebutuhan lainnya
79
yang diperlukan untuk usaha makanan seperti : ceker, kepala, jantung, serta usus
ayam.
80
VI. ANALISIS RISIKO USAHA PEMOTONGAN
6.1 Identifikasi Risiko Harga