RISK PERFORMANCE REVIEW TATA KELOLA PERUSAHAAN
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Rp. Miliar 2012
Modal Inti Modal Disetor
11.667 Cadangan Tambahan Modal
44.369 Faktor Pengurang Modal Inti
1.597
Jumlah Modal Inti 54.439
Modal Pelengkap 7.509
Total Modal 61.948
Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR
Risiko Kredit Standardized Approach 350.761
Risiko Pasar Standard Model 1.044
Risiko Operasional α 15 Basic Indicator Approach
48.385
Total ATMR 400.190
CAR Modal Inti 13,60
CAR Total Modal 15,48
Sesuai regulasi BI, Modal Inti minimal 5 dari ATMR dan Total Modal minimal 8 dari ATMR.
Pendekatan Standar Standardized Approach. Untuk posisi Desember 2012,
perhitungan ATMR dan kecukupan modal adalah seperti tertera pada tabel
sebelah kanan:
Berdasarkan simulasi perhitungan beban modal risiko operasional dengan
pendekatan standar, didapatkan ATMR sebesar Rp47,3 triliun dibandingkan
dengan menggunakan pendekatan indikator dasar Basel II sebesar
Rp48,4 triliun.
Beban modal untuk risiko kredit dengan pendekatan Standardized
Approach untuk posisi Desember 2012, memberikan komposisi aset
berdasarkan bobot risiko seperti tertera pada pie chart sebelah kanan:
Bank juga telah menghitung simulasi beban modal kredit dengan pendekatan
Advance IRBA Internal Rating Based Approach. Dengan menggunakan
pendekatan Advance IRBA, diharapkan Bank dapat mendapatkan rasio
kecukupan modal yang lebih tinggi sekitar 1 dibandingkan pendekatan
yang digunakan saat ini.
Komposisi Aset berdasarkan Bobot Risiko Credit Risk SA - Desember 2012 1
1 1
14 11
41 27
4
Bobot Risiko 0 Bobot Risiko 20
Bobot Risiko 35 Bobot Risiko 40
Bobot Risiko 50 Bobot Risiko 75
Bobot Risiko 100 Bobot Risiko 150
Saat ini, Bank juga sedang mengembangkan pengukuran
kebutuhan modal secara ekonomis economic capital baik untuk risiko
kredit maupun risiko operasional, yang sekaligus menjadi dasar bagi bank
untuk mulai mengimplementasikan VBM Value Based Management melalui
pengukuran RORAC Return On Risk Adjusted Capital. Selama tahun 2012,
salah satu fokus bisnis Bank Mandiri adalah segmen mikro, terbukti dengan
pertumbuhan kredit segmen mikro yang signiikan sebesar 60,4 YoY
yang dijustiikasi dengan angka RORAC yang tinggi.
Bank Mandiri telah mempersiapkan penerapan Basel III mengacu kepada
dokumentasi Basel serta regulasi dan inisiatif yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia. Bank Mandiri aktif mengikuti kelompok kerja Basel III maupun
Quantitative Impact Study QIS yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
Berdasarkan posisi per Juni 2012, hasil QIS menunjukkan bahwa secara umum
Bank Mandiri telah memenuhi pedoman dalam Basel III, dengan hasil simulasi
Capital Adequacy Ratio lebih tinggi dibandingkan perhitungan kecukupan
modal menggunakan Basel II. Hal ini disebabkan oleh struktur permodalan
Bank Mandiri yang didominasi oleh Tier 1 Common Equity. Hasil QIS juga
menunjukkan bahwa Bank Mandiri beroperasi pada tingkat risiko yang
rendah, ditunjukkan oleh kecukupan leverage ratio dan tingginya liquidity
ratio yang disebabkan oleh ketatnya pengendalian risiko atas eksposur of
balance sheet. Selain itu, posisi aset likuid dan komposisi neraca Bank
menunjukkan konsistensi terhadap persyaratan Basel III.
TINJAUAN UNIT-UNIT PENDUKUNG
PENGELOLAAN RISIKO MELALUI AKTIVITAS OPERASIONAL
Pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional ditujukan untuk
pengelolaan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional pada level
yang dapat diterima. Bank Mandiri menerapkan risk appetite dan risk
tolerance dalam bentuk kebijakan limit dan sistem limit, yang disusun dan
diusulkan oleh unit bisnis bersama unit manajemen risiko dan disetujui oleh
Risk Capital Committee. Penetapan limit didasarkan pada limit secara
keseluruhan, limit per jenis risiko maupun limit per aktivitas fungsional
tertentu yang memiliki eksposur risiko. Kebijakan limit tidak saja berfungsi
dalam proses pengendalian risiko namun juga mendorong strategi bisnis
dan ekspansi bisnis ke dalam koridor pertumbuhan dengan proil risk-reward
yang optimal.
Pengelolaan risiko kredit dilakukan melalui front end, middle end dan back
end. Pengelolaan risiko pasar dan likuiditas dilakukan melalui sistem limit.
Pengelolaan risiko operasional pada produk dan aktivitas Bank dilakukan
oleh seluruh unit kerja, dan di-review secara bankwide oleh unit
risk management serta diukur keefektifan pelaksanaannya assurance
oleh unit Internal Audit.
1. Pengelolaan Risiko Kredit Risiko kredit berasal dari aktivitas
pemberian kredit, penempatan pada surat berharga dan kepada bank lain,
ALUR PROSES KREDIT DAN PENGELOLAAN RISIKO KREDIT
Loan Proposal
Pre- Screen
Approval Loan
Analysis Booking
Monitoring Review
Collection, Loan
Work Out
Account Portfolio
Strategy
Kebijakan Perkreditan
Bank Mandiri
KPBM, Standart
Prosedur Kredit
SPK, product
manuals, Standard
Operating Procedures
Integrated end-to-end
loan processing
systems LOAN
ORIGINATION SYSTEM
LOS INTEGRATED
PROCESSING SYSTEM
IPS Front End
Middle End Back End
Four-eye, Portfolio
Guideline Industry
Class, Industry
Acceptance Criteria,
Application Modules,
Credit ScoringRating,
Spreadsheet, Nota
Analisa Kredit,
Limit, BI
Checking, Appraisal,
Check On
the Spot,
Loan Pricing
Loan Monitoring,
Watch List,
Credit Risk
Proile, Portfolio
Management Industry
Limit, Stress
Testing, Validation
Collection System,
Loan Work
Out, Portfolio
Management Phase
Out, Portfolio
Sales Stages
Loan Processes
Methods Tools
Policies Integrated
Systems
MANAjEMEN RISIKO