Peraturan Bank Indonesia Nomor 1425PBI2012 tentang Penerimaan

PT Bank Mandiri Persero Tbk. • kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit; • jasa lainnya; dan • kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 2 Bank wajib menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada usaha produktif paling rendah 65 enam puluh lima persen dari total kredit atau pembiayaan.

d. BUKU 4

Modal : ≥ Rp30 triliun 1 Kegiatan Usaha yang dapat dilakukan adalah seluruh Kegiatan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Buku 3 baik dalam Rupiah maupun dalam valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia danatau seluruh wilayah di luar negeri dengan jumlah seluruh penyertaan paling tinggi sebesar 35 dari modal Bank. 2 Bank wajib menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada usaha produktif dengan paling rendah 70 tujuh puluh persen dari total kredit atau pembiayaan. JARINGAN KANTOR a. Bank wajib memperoleh izin Bank Indonesia apabila akan melakukan Pembukaan Jaringan Kantor dalam bentuk: 1 kantor cabang; atau 2 kantor perwakilan dan kantor lainnya di luar negeri, dengan ketentuan sebagai berikut: • BUKU 1 dan 2 tidak dapat melakukan pembukaan Kantor Perwakilan dan kantor lainnya di luar negeri. • BUKU 3 dapat melakukan Pembukaan Jaringan Kantor di luar negeri terbatas pada wilayah regional Asia; dan • BUKU 4 dapat melakukan Pembukaan Jaringan Kantor pada seluruh wilayah di luar negeri Pembukaan Jaringan Kantor Bank selain jenis kantor sebagaimana disebut di atas, wajib dilaporkan dan memperoleh penegasan dari Bank Indonesia. b. Bank yang akan melakukan Pembukaan Jaringan Kantor wajib memenuhi persyaratan: 1 tingkat kesehatan Bank dengan peringkat komposit 1 satu, 2 dua, atau 3 tiga selama 1 satu tahun terakhir; dan 2 ketersediaan alokasi Modal Inti sesuai lokasi dan jenis kantor Theoretical Capital. Perhitungan ketersediaan alokasi Modal Inti untuk Pembukaan Jaringan Kantor diperoleh dari hasil perkalian antara koeisien zona untuk lokasi Jaringan Kantor Bank dengan biaya investasi Jaringan Kantor Bank sesuai BUKU. c. Dalam mempertimbangkan ketersediaan alokasi Modal Inti untuk pembukaan Jaringan Kantor, Bank indonesia menetapkan: 1 pembagian zona dengan mempertimbangkan tingkat kejenuhan Bank dan pemerataan pembangunan; 2 koeisien masing-masing zona; dan 3 biaya investasi Pembukaan Jaringan Kantor Bank untuk masing-masing BUKU. d. Meskipun tidak memenuhi salah satu syarat pada point 2, Bank dapat melakukan Pembukaan Jaringan Kantor apabila melakukan: 1 penyaluran kredit atau pembiayaan kepada: • UMKM paling rendah 20 dua puluh persen dari total portofolio kredit atau pembiayaan; atau • UMK paling rendah 10 sepuluh persen dari total portofolio kredit atau pembiayaan; dan 2 pemupukan modal

7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1427PBI2012 tentang Penerapan

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum PT Bank Mandiri Persero Tbk. ANALISIS PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA MANAJEMEN A. PENGAWASAN AKTIF DIREKSI PALING KURANG MENCAKUP: 1 memastikan Bank memiliki kebijakan dan prosedur program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT; 2 mengusulkan kebijakan tertulis program APU dan PPT kepada Dewan Komisaris; 3 memastikan penerapan program APU dan PPT dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan; 4 membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU dan PPT danatau menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab terhadap Program APU dan PPT di Kantor Pusat; 5 melakukan pengawasan atas kepatuhan satuan kerja dalam menerapkan program APU dan PPT; 6 memastikan bahwa kantor cabang wajib memiliki unit kerja khusus dan memiliki: • pegawai yang menjalankan fungsi unit kerja khusus; atau • pejabat yang mengawasi penerapan program APU dan PPT. 7 memastikan bahwa kantor cabang dengan kompleksitas usaha yang tinggi memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf f di atas dan terpisah dari satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT. 8 memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan pengembangan produk, jasa, dan teknologi Bank serta sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme; dan 9 memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai dari unit kerja terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan program APU dan PPT secara berkala. B. PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS PALING KURANG MENCAKUP: 1 persetujuan atas kebijakan penerapan program APU dan PPT; dan 2 pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap penerapan program APU dan PPT C. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Dalam menerapkan program APU dan PPT, Bank wajib memiliki pedoman pelaksanaan Program APU dan PPT yang memuat kebijakan dan prosedur tertulis paling kurang mencakup: 1 permintaan informasi dan dokumen; 2 Beneicial Owner; 3 veriikasi dokumen; 4 CDD yang lebih sederhana; 5 penutupan hubungan dan penolakan transaksi; 6 ketentuan mengenai area berisiko tinggi dan PEP; 7 pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga; 8 pengkinian dan pemantauan; 9 Cross Border Correspondent Banking; 10 transfer dana; 11 penatausahaan dokumen; dan 12 pelaporan kepada PPATK D. PENGENDALIAN INTERN Bank wajib memiliki sistem pengendalian intern yang efektif. Dalam memastikan efektivitas penerapan program APU dan PPT oleh Bank, Bank mengoptimalkan satuan kerja Audit Intern yang telah ada antara lain untuk melakukan uji kepatuhan termasuk penggunaan sample testing terhadap kebijakan dan prosedur yang terkait dengan program APU dan PPT Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif antara lain dibuktikan dengan: 1 dimilikinya kebijakan, prosedur, dan pemantauan internal yang memadai;