PT Bank Mandiri Persero Tbk.
• kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka
penyelamatan kredit; • jasa lainnya; dan
• kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 2 Bank wajib menyalurkan kredit
atau pembiayaan kepada usaha produktif paling rendah 65 enam
puluh lima persen dari total kredit atau pembiayaan.
d. BUKU 4
Modal : ≥ Rp30 triliun 1 Kegiatan Usaha yang dapat
dilakukan adalah seluruh Kegiatan Usaha sebagaimana dimaksud
dalam Buku 3 baik dalam Rupiah maupun dalam valuta asing dan
penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia danatau
seluruh wilayah di luar negeri dengan jumlah seluruh penyertaan
paling tinggi sebesar 35 dari modal Bank.
2 Bank wajib menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada usaha
produktif dengan paling rendah 70 tujuh puluh persen dari total
kredit atau pembiayaan.
JARINGAN KANTOR a. Bank wajib memperoleh izin Bank
Indonesia apabila akan melakukan Pembukaan Jaringan Kantor dalam
bentuk: 1 kantor cabang; atau
2 kantor perwakilan dan kantor lainnya di luar negeri, dengan
ketentuan sebagai berikut: • BUKU 1 dan 2 tidak dapat
melakukan pembukaan Kantor Perwakilan dan kantor lainnya di
luar negeri.
• BUKU 3 dapat melakukan Pembukaan Jaringan Kantor di
luar negeri terbatas pada wilayah regional Asia; dan
• BUKU 4 dapat melakukan Pembukaan Jaringan Kantor pada
seluruh wilayah di luar negeri Pembukaan Jaringan Kantor Bank
selain jenis kantor sebagaimana disebut di atas, wajib dilaporkan dan
memperoleh penegasan dari Bank Indonesia.
b. Bank yang akan melakukan Pembukaan Jaringan Kantor wajib
memenuhi persyaratan: 1 tingkat kesehatan Bank dengan
peringkat komposit 1 satu, 2 dua, atau 3 tiga selama 1 satu tahun
terakhir; dan
2 ketersediaan alokasi Modal Inti sesuai lokasi dan jenis kantor
Theoretical Capital. Perhitungan ketersediaan alokasi
Modal Inti untuk Pembukaan Jaringan Kantor diperoleh dari hasil perkalian
antara koeisien zona untuk lokasi Jaringan Kantor Bank dengan biaya
investasi Jaringan Kantor Bank sesuai BUKU.
c. Dalam mempertimbangkan ketersediaan alokasi Modal Inti untuk
pembukaan Jaringan Kantor, Bank indonesia menetapkan:
1 pembagian zona dengan mempertimbangkan tingkat
kejenuhan Bank dan pemerataan pembangunan;
2 koeisien masing-masing zona; dan 3 biaya investasi Pembukaan Jaringan
Kantor Bank untuk masing-masing BUKU.
d. Meskipun tidak memenuhi salah satu syarat pada point 2, Bank dapat
melakukan Pembukaan Jaringan Kantor apabila melakukan:
1 penyaluran kredit atau pembiayaan kepada:
• UMKM paling rendah 20 dua puluh persen dari total portofolio
kredit atau pembiayaan; atau • UMK paling rendah 10 sepuluh
persen dari total portofolio kredit atau pembiayaan; dan
2 pemupukan modal
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 1427PBI2012 tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
Bagi Bank Umum
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
ANALISIS PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA MANAJEMEN
A. PENGAWASAN AKTIF DIREKSI PALING KURANG MENCAKUP:
1 memastikan Bank memiliki kebijakan dan prosedur program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
APU dan PPT;
2 mengusulkan kebijakan tertulis program APU dan PPT kepada
Dewan Komisaris; 3 memastikan penerapan program
APU dan PPT dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
tertulis yang telah ditetapkan;
4 membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU dan
PPT danatau menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab terhadap
Program APU dan PPT di Kantor Pusat;
5 melakukan pengawasan atas kepatuhan satuan kerja dalam
menerapkan program APU dan PPT; 6 memastikan bahwa kantor cabang
wajib memiliki unit kerja khusus dan memiliki:
• pegawai yang menjalankan fungsi unit kerja khusus; atau
• pejabat yang mengawasi penerapan program APU dan PPT.
7 memastikan bahwa kantor cabang dengan kompleksitas usaha yang
tinggi memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf
f di atas dan terpisah dari satuan kerja yang melaksanakan kebijakan
dan prosedur program APU dan PPT.
8 memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai
program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan
pengembangan produk, jasa, dan teknologi Bank serta sesuai dengan
perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme;
dan
9 memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai dari
unit kerja terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan yang
berkaitan dengan program APU dan PPT secara berkala.
B. PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS PALING KURANG
MENCAKUP: 1 persetujuan atas kebijakan
penerapan program APU dan PPT; dan
2 pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap
penerapan program APU dan PPT C. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
Dalam menerapkan program APU dan PPT, Bank wajib memiliki pedoman
pelaksanaan Program APU dan PPT yang memuat kebijakan dan prosedur
tertulis paling kurang mencakup:
1 permintaan informasi dan dokumen;
2 Beneicial Owner; 3 veriikasi dokumen;
4 CDD yang lebih sederhana; 5 penutupan hubungan dan
penolakan transaksi; 6 ketentuan mengenai area berisiko
tinggi dan PEP; 7 pelaksanaan CDD oleh pihak ketiga;
8 pengkinian dan pemantauan;
9 Cross Border Correspondent Banking;
10 transfer dana; 11 penatausahaan dokumen; dan
12 pelaporan kepada PPATK D. PENGENDALIAN INTERN
Bank wajib memiliki sistem pengendalian intern yang efektif.
Dalam memastikan efektivitas penerapan program APU dan PPT
oleh Bank, Bank mengoptimalkan satuan kerja Audit Intern yang telah
ada antara lain untuk melakukan uji kepatuhan termasuk penggunaan
sample testing terhadap kebijakan dan prosedur yang terkait dengan
program APU dan PPT Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang
efektif antara lain dibuktikan dengan:
1 dimilikinya kebijakan, prosedur, dan pemantauan internal yang
memadai;