PT Bank Mandiri Persero Tbk.
C. RISK OVERVIEW
Bank Mandiri melakukan evaluasi yang terintegrasi secara bankwide terhadap
risiko-risiko yang dihadapi. Beberapa ketidakpastian yang dihadapi Bank
Ketidakpastian Deskripsi
Mitigasi Krisis global dan
perlambatan pertumbuhan
ekonomi European sovereign debt crisis
menyebabkan ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi dan volatilitas
pasar keuangan. Perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan
India mengancam permintaan komoditas.
• Melakukan stress testing secara komprehensif dan berkala, serta menyusun contingency plan.
• Mengoperasikan Business Command Center sebagai crisis management center yang terintegrasi.
• Memantau secara ketat sektor industri yang berpotensi terkena dampak krisis dan resesi, misalnya pertambangan, komoditas dan tekstil.
Konsentrasi kredit Eksposur yang berlebihan kepada
satu individu atau entitas, sekelompok entitas yang saling terkait, suatu
wilayah geograis, sektor industri, produk tertentu dan lain sebagainya
yang mempunyai kriteria sistematik yang serupa, dapat mengakibatkan
potensi kerugian yang sangat besar. • Menggunakan alat bantu yang dinamakan Portfolio Guideline PG pada
seluruh tahapan pengelolaan risiko kredit. • Melakukan pembatasan eksposur melalui kebijakan limit limit industri dan
limit debitur.
Perubahan ketentuan
pemerintah dan regulator
Adanya perubahan ketentuan yang terkait dengan regulator yang
menimbulkan peningkatan eksposur Bank.
Menyesuaikan portfolio atau eksposur risiko pada Bank sehingga dapat mengurangi dampak atas perubahan kebijakan pemerintahregulator, antara
lain melalui diversiikasi portfolio Bank, meningkatkan permodalan, dan lain- lain.
Kompleksitas proses bisnis dan
coverage jaringan yang luas
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis yang agresif dan non-organik, Bank
Mandiri memiliki bisnis yang beragam dan kompleks serta memiliki jaringan
yang luas meliputi kantor luar negeri dan perusahaan anak.
• Menerapkan Enterprise Risk Management dalam pelaksanaan manajemen risiko.
• Melaksanakan konsolidasi pengelolaan risiko dengan perusahaan anak yang bergerak di bidang keuangan secara bertahap dan berkesinambungan.
Persaingan di industri
perbankan yang meningkat
Perekonomian negara yang membaik mengakibatkan peningkatan
persaingan industri perbankan, salah satunya dalam hal pricing suku bunga.
• Menerapkan strategi sebagai market leader dalam hal pricing pendanaan. • Menerapkan risk based pricing, yaitu pemberian suku bunga kredit kepada
nasabah yang bervariasi berdasarkan tingkat risiko kreditnya. Internal
external fraud Tindakan penyimpangan atau
pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau
memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan
bank danatau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank,
nasabah, atau pihak lain menderita kerugian danatau pelaku fraud
memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak
langsung. • Meningkatkan risk awareness unit kerja diantaranya melalui program
“Letter to CEO”, program “NO Surprise” yang disosialisasikan di seluruh Unit Kerja, arahan CEO yang disampaikan melalui video kepada seluruh unit
kerja, program budaya, penggunaan aplikasi sistem untuk mendeteksi mencegah fraud ATM, kartu kredit, mengidentiikasi risiko operasional
dan mendeteksi kemungkinan fraud dengan Risk Control Self Assesment ORM Tools, perangkat dan info lain serta memberikan sanksi keras kepada
pelaku.
• Implementasi ORM yang dimonitor secara periodik dalam Forum Manajemen Risiko Operasional yang dilakukan baik di tingkat Kantor
Wilayah maupun Kantor Pusat. • Menerapkan proses due dilligence dan pengelolaan risiko terhadap nasabah
mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dan didasarkan pada prinsip risk-based approach.
Mandiri berikut mitigasi yang telah dilakukan selama tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
D. ENTERPRISE RISK MANAGEMENT ERM
ERM merupakan pengelolaan risiko secara terintegrasi, yang
menghubungkan antara strategic planning, risk appetite, business
execution, risk assessment dan performance evaluation, dalam upaya
mengoptimalkan pertumbuhan bisnis sesuai risk-adjusted return
serta memaksimalkan shareholder value. Implementasi ERM sekaligus
menjadi wahana untuk penerapan Basel II Accord di Bank Mandiri secara
bertahap sesuai dengan regulasi dari Bank Indonesia. Untuk pemenuhan
regulasi Bank Indonesia dalam SE BI No.136DPNP tanggal 18 Februari
2011 perihal Perhitungan ATMR Risiko Kredit Menggunakan Pendekatan
Standar, Bank Mandiri telah melakukan perhitungan kecukupan modal
menggunakan Standardized Approach.
Cakupan implementasi ERM dilakukan dengan pendekatan two-prong, yaitu
pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktiitas
operasional, sehingga diharapkan
TINJAUAN UNIT-UNIT PENDUKUNG
tercapai pengelolaan risiko yang melekat dalam pengelolaan bisnis.
ERM juga memberikan common language bagi seluruh unit kerja
sehingga dapat meminimalkan “silo” di antara unit kerja serta meningkatkan
keterkaitan antara fungsi manajemen risiko dengan pengendalian internal,
termasuk kepada seluruh perusahaan anak. Selain itu, ERM akan ikut
berperan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan bisnis dan risiko.
PENGELOLAAN RISIKO MELALUI PERMODALAN
Pengelolaan risiko melalui permodalan di Bank Mandiri meliputi kebijakan
diversiikasi sumber permodalan yang sesuai dengan rencana strategis
jangka panjang, dan kebijakan alokasi modal secara eisien pada segmen
bisnis yang memiliki proil risk-return yang optimal termasuk penempatan
pada perusahaan anak. Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi
stakeholder termasuk investor dan regulator.
Bank Mandiri memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengcover
risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan
ketentuan regulasi regulatory capital maupun kebutuhan internal economic
capital. Bank Mandiri mengacu kepada regulasi Bank Indonesia Basel II dalam
melakukan perhitungan kecukupan modal untuk risiko kredit, risiko pasar
dan risiko operasional. Untuk risiko kredit, Bank menggunakan Pendekatan
Standar Basel II Standardized Approach dan saat ini secara bertahap memulai
simulasi pendekatan berdasarkan rating internal Internal Ratings-Based
Approach. Pendekatan Standar Basel II risiko kredit mengacu kepada
SE BI No. 136DPNP dengan tanpa memperhitungkan rating eksternal
debitur, namun Bank sudah melakukan simulasi terkait penggunaan rating
eksternal tersebut. Untuk risiko pasar, Bank menggunakan Model Standar,
sedangkan secara internal Bank telah menggunakan Value at Risk sebagai
model internal. Untuk risiko operasional, Bank mengacu kepada Pendekatan
Indikator Dasar Basel II Basic Indicator Approach dan sudah mensimulasikan
MANAjEMEN RISIKO
PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Rp. Miliar 2012
Modal Inti Modal Disetor
11.667 Cadangan Tambahan Modal
44.369 Faktor Pengurang Modal Inti
1.597
Jumlah Modal Inti 54.439
Modal Pelengkap 7.509
Total Modal 61.948
Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR
Risiko Kredit Standardized Approach 350.761
Risiko Pasar Standard Model 1.044
Risiko Operasional α 15 Basic Indicator Approach
48.385
Total ATMR 400.190
CAR Modal Inti 13,60
CAR Total Modal 15,48
Sesuai regulasi BI, Modal Inti minimal 5 dari ATMR dan Total Modal minimal 8 dari ATMR.
Pendekatan Standar Standardized Approach. Untuk posisi Desember 2012,
perhitungan ATMR dan kecukupan modal adalah seperti tertera pada tabel
sebelah kanan:
Berdasarkan simulasi perhitungan beban modal risiko operasional dengan
pendekatan standar, didapatkan ATMR sebesar Rp47,3 triliun dibandingkan
dengan menggunakan pendekatan indikator dasar Basel II sebesar
Rp48,4 triliun.
Beban modal untuk risiko kredit dengan pendekatan Standardized
Approach untuk posisi Desember 2012, memberikan komposisi aset
berdasarkan bobot risiko seperti tertera pada pie chart sebelah kanan:
Bank juga telah menghitung simulasi beban modal kredit dengan pendekatan
Advance IRBA Internal Rating Based Approach. Dengan menggunakan
pendekatan Advance IRBA, diharapkan Bank dapat mendapatkan rasio
kecukupan modal yang lebih tinggi sekitar 1 dibandingkan pendekatan
yang digunakan saat ini.
Komposisi Aset berdasarkan Bobot Risiko Credit Risk SA - Desember 2012 1
1 1
14 11
41 27
4
Bobot Risiko 0 Bobot Risiko 20
Bobot Risiko 35 Bobot Risiko 40
Bobot Risiko 50 Bobot Risiko 75
Bobot Risiko 100 Bobot Risiko 150